PY 1

2.2K 41 3
                                    


Namaku Rendi suryadi .Usiaku sudah menginjak angka 30 tahun. Saat ini aku bekerja di salah satu perusahaan BUMN ternama di bidang telekomunikasi terkenal di negara ini. Di usiaku yang sudah menginjak 30 ini tidak sedikit yang menanyakan ke diriku . Kapan aku nikah. Baik keluarga, saudara , atau bahkan lingkungan tempat tinggalku.

Kata orang hidupku sudah mapan tapi kenapa masih saja menjomblo. Bukan tanpa alasan sebenarnya aku seperti ini sebab aku sama sekali tidak menyukai cewek.

Aku berasal dari keluarga yang orang bilang sedikit mampu. Orang tuaku seorang dokter spesialist. Di keluarga ini memang aku sendiri yang aneh. Semua keluargaku menggeluti bidang medis. Cuma aku sendiri yang berbeda memilih bidang teknik. Kadang aku sendiri pun heran apakah sebenarnya aku anak kandung mereka atau bukan.

Tapi kalau di lihat dari wajah aku mirip dengan papapku. Adik adikku pun juga sedang sekolah kedokteran saat ini. Ya aku mempunyai adik perempuan kembar.

Tapi semua yang aku miliki seperti nya sia sia belaka. Kenapa tuhan menciptakan aku seperti ini. Berbeda dengan laki laki pada umumnya. Sejak aku masih kecil aku sudah mempunyai ketertarikan dengan seorang laki laki dewasa. Bahkan bisa disebut sebagai bapak bapak.

Bahkan aku sendiri pernah secara diam diam menyukai teman papapku sendiri. Beliau adalah tipe bapak bapak yang menjadi idamanku. Bapak bapak yang selalu berpakaian rapi. Tinggi. Bersih dan berkumis. Senyuman dari om hari selalu membuatku terpesona.

Tapi sayang aku juga tidak berani untuk mengungkapkan semua isi hatiku. Sebab om hari adalah teman baik papap sejak masih kecil. Mereka tumbuh bersama. Bahkan sampai bekerja pun mereka tetap di rumah sakit yang sama.

Pekerjaan mereka sangat berkaitan. Papa di orthopedi sedangkan om hari spesialist fisioterapi. Namun kisahku ini bukan kisah bersama beliau. Karna setelah beberapa tahun bekerja aku dipindah tugaskan ke kota lain oleh perusahaan walau dengan imbalan aku naik jabatan.

Kisahku ini bermula dari aku bertemu dengan pak yan. Ketua RT ditempat baruku sekaligus beliau adalah tetangga ku.

Walau pak yan sendiri hanya seorang petani. Tapi entah kenapa hatiku langsung jatuh cinta kepadanya.

Bermula dari aku yang sebagai pendatang dan memilih kost di sebuah rumah di desa itu. Aku harus melapor diri ke rumah rt setempat.

Saat itu aneh rasanya pertama ketemu beliau hatiku sudah di bikin tidak karuan. Walau beliau berprofesi sebagai petani tapi kulitnya masih terlihat bersih bukan hitam legam spt yang kalian pikirkan . Ciri khas seorang petani dengan otot dan urat yang timbul di sekitar tangannya membuat diriku gugup ketika berjumpa dengan beliau.

Bahkan dua minggu setelah itu aku mimpi melakukan hubungan badan bersama beliau.

" selamat malam pak " ucapku sambil mengetuk pelan pintu rumahnya.

"selamat malam. Oh ya silahkan masuk nak." ucapnya saat itu sedang duduk di ruang tamu.

"oh iya pak. Maaf saya warga baru disini saya ingin melapor diri sebagai pendatang disini katanya harus melapor ke bapak" ucapku sedikit gugup.

"iya nak. Silahkan duduk. Maaf berantakan begini"

" iya pak ngak papa" ucapku

Aku duduk dengan sedikit gugup melihat pak yan yang berpakaian rapi. Dengan celana hitam dan kemeja merahnya.

"maaf pak kalau saya ganggu waktunya. Ini dokument saya" ucapku sambil menyodorkan stopmap

" oh iya nak sebentar bapak ambil buku dulu biar bapak catat"

Saat pak yan berdiri ada sebuah tonjolan di celana bagian depannya. Aku tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh pak yan barusan. Tapi hal itu membuat darahku mendidih. Pikiranku pun kemana mana.

"siapa namamu nak ?" ucap pak yan mengagetkan ku.

"rendi pak. Rendi suryadi"

"oh nak rendi. Semoga betah ya tinggal di kampung ini. Mungkin beda dengan rumah nak rendi di kota " ucapnya dengan suara seraknya.

"iya pak... "

"nak rendi kerja dimana ?" ucap pak yan sambil mencatat namaku di buku sambil memakai kacamatanya.

"kerja di telkom pak. Dekat dari sini" jawabku

"wah masih muda sudah jadi pegawai ya. Hebat" ucapnya sambil melirikku.

"tidak juga pak. Hanya beruntung saja"

"anak orang kaya ternyata" ucap pak yan sambil menutup buku dan merapikan berkas milikku

"tidak juga pak. Biasa saja"

"Orang tuanya dokter semua. maaf kalau dikampung ini nanti banyak keterbatasan bukan seperti di kota nak "

"iya pak ngak papa. Saya bisa ngerti."

"oh iya nak disini tiap bulan ada iuran rutin. Per KK 50rb tiap bulan"

"oh iya pak ngak papa. Maaf kalau saya bayar langsung sekalian bisa ?"

"hehehe boleh saja nak. " ucap pak yan sambil sedikit senyum

Aku langsung memberikan beberapa lembar ke pak yan. Untuk iuran

" maaf pak hampir lupa ini ada sedikit dari saya. Anggap saja sebagai bentuk perkenalan saya sebagai warga " ucapku sambil menyodorkan 2 bungkus rokok.

"hahaha tidak perlu repot repot nak. Ya udah bapak terima ya... Sering sering saja . Oh iya nak rendi jangan lupa juga bergaul dengan warga disini juga biar cepet akrab. Ada acara juga tiap rabu kumpul di pos. Kalau ada waktu nak rendi bisa ikut gabung"

"iya pak. Saya juga masuk pagi terus saya usahakan datang. Kalau begitu saya permisi pak . " ucapku

" iya nak silahkan. Kebetulan bapak ada acara di kelurahan mau rapat".

Aku akhirnya pamit dari rumah pak yan. Semenjak saat itu pak yan selalu ada di dalam imajinasiku.

Apalagi setelah beberapa saat aku tahu karakter pak yan yang sedikit jorok ( porno )

Yang membuat diriku semakin di buat tergila gila padanya

Tetanggaku Pak YanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang