Hotel?

56.9K 238 25
                                    

Setelah menghabiskan waktu berdua di dalam mobil sembari berciuman mesra, kini Dimas dan Selina sudah datang di salah satu hotel yang cukup mewah. Baru saja Dimas memarkirkan mobilnya dan Selina sendiri sedang merapikan pakaiannya yang sedikit kacau akibat kejadian tadi.

"Yuk Sel, turun," ajak Dimas.

Selina terkejut saat baru saja dirinya tersadar sedang berada di depan sebuah hotel karena sedari tadi wanita itu hanya fokus pada penampilannya saja.

"Lho, Pak? Kok kita ke hotel?" tanya Selina dengan polos.

Dimas tersenyum smirk. "Memangnya mau kemana? Mau makan siang kan? Ya ayo."

"Tapi kenapa nggak di restoran aja pak?" Selina kebingungan dan entahlah apa wanita itu berpura-pura polos atau bagaimana.

"Kan di hotel juga ada restorannya Sel. Di sini makanannya enak-enak, saya udah beberapa kali makan di sini," ucap Dimas.

Akhirnya Selina hanya bisa pasrah dan mengikuti ajakan pimpinannya itu daripada semakin lama berdebat, takut-takut Selina akan dipecat dari perusahaan Dimas.

Alih-alih menuju restoran, Dimas justru malah memesan satu kamar hotel kepada resepsionis di sana, tentu saja Selina semakin kebingungan.

"Satu kamar, ya," ucap Dimas kepada resepsionis itu.

Selina mendekati telinga Dimas. "Pak, kok pesan kamar sih? Katanya mau ke restoran?" bisiknya.

Dimas hanya tersenyum smirk dan tidak menjawab pertanyaan Selina.

"Mbak, tolong bawakan makan siang juga ya untuk kita berdua. Bawakan semua menu spesial yang ada di restoran hotel ini, dan tolong antarkan ke kamar," pinta Dimas.

Wanita itu mengangguk. "Baik, pak, akan kami siapkan. Ini kunci kamarnya.

"Ayo Sel," ajak Dimas.

Lelaki itu langsung berjalan meninggalkan Selina yang masih kebingungan. Apa maksud Dimas mengajak Selina makan di kamar hotel? Seperti tidak ada restoran saja, pikir Selina.

"Pak, pak Dimas. Bapak serius mau makan di kamar hotel? Kenapa nggak di restoran aja, sih, pak?" tanya Selina sembari berlari mengejar Dimas.

Lelaki itu berbalik arah. "Mas! Panggil saya Mas, Selina. Kita lagi di luar kantor. Kamu lupa, hm?" tanya Dimas dengan suara lembut tetapi sedikit tegas membuat Selina terpaku dibuatnya.

Tidak butuh waktu lama, kini kedua manusia itu sudah berada di kamar hotel, awalnya Selina menolak untuk masuk, tapi Dimas memaksa dan terus menarik tangan Selina.

Sesampainya di kamar hotel, Dimas langsung membuka jas hitam dan dasi hitamnya, kemudian membuka tiga kancing kemejanya bagian atas, dan Selina hanya bisa meneguk saliva melihat penampilan bos idamannya itu.

Dimas langsung duduk di sebuah sofa yang letaknya berada di depan televisi, lalu lelaki itu menyuruh Selina agar duduk di sampingnya.

"Duduk sini sayang," pinta Dimas, dan Selina mengangguk.

"Mas, kita makan di restoran aja yuk," ajak Selina setengah merengek.

Dimas tertawa kecil, dan tanpa aba-aba lagi lelaki itu langsung meraup bibir manis Selina dengan penuh nafsu sehingga membuat wanita itu sangat terkejut, tapi tidak dapat dipungkiri bahwa Selina menyukai itu.

"Mpphh," desah kecil Selina.

Dimas melepaskan ciumannya. "Kayaknya aku nggak perlu pesan makanan juga udah bakalan kenyang Sel, tinggal makan kamu aja udah bikin kenyang," ujar Dimas yang membuat Selina merinding.

"Kok aku dimakan sih Mas? Jangan dong," rengek Selina yang membuat Dimas gemas dan kembali meraup bibir manis itu.

"Maasshh."

"Iya sayang, mendesahlah, aku suka," ucap Dimas sembari terus melumat bibir Selina dengan cukup rakus.

Tok tok tok!

Saat Dimas akan melepas blazer Selina, tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu, lelaki itu menggeram kesal karena diganggu saat sedang menikmati kegiatannya bersama Selina.

"Siapa sih? Ganggu aja!"

Selina tertawa kecil. "Sabar Mas, biar aku buka pintunya.

Ternyata di balik pintu itu ada seorang pegawai hotel yang membawakan makanan pesanan Dimas tadi, Selina langsung menyuruh laki-laki itu masuk untuk menyimpan makanannya.

Setelah selesai, lelaki itu kembali pergi. Berbagai macam makanan sudah tersedia di atas meja, saatnya menikmati makanan tersebut.

"Makan dulu Mas," ajak Selina.

"Aku maunya makan kamu aja," kata Dimas yang kini terlihat manja kepada Selina.

"Yaudah aku siapin ya," balas Selina.

"Kamu jauh lebih menggoda Sayang, dibandingkan makanan ini," ujar Dimas.

"Gombal." Selina hanya tertawa kecil sembari menyiapkan makanan.

"Nggak ada yang gombal sayang, aku serius," balas Dimas tak mau kalah.

Akhirnya dengan berat hati Dimas memakan makanan itu karena Selina terus membujuk dan menyuapi Dimas dengan sabar, kali ini Dimas benar-benar terlihat manja, dan Selina tidak menyangka itu.

Selesai makan, CEO dan sekretaris itu kembali bersantai di sofa depan televisi.

"Mas, kita nggak balik ke kantor? Kan, makannya udah selesai," ucap Selina yang sedang menepuk-nepuk bahu Dimas.

Saat ini Dimas memang sedang bersandar di dadanya Selina dengan manja, lalu lelaki itu beranjak sejenak dari pelukan Selina untuk melepas kemejanya, dan kini terlihatlah tubuh atletis seorang Dimas yang membuat Selina meneguk salivanya dengan susah payah.

"Kamu suka Sel?"

•••••




Segini dulu deh 👻

CEO Nakal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang