.
*****
.
pernahkah ada yang menduga kapan dan bagaimana cinta itu tumbuh? satu mahlukpun tidak akan ada yang tau bukan? mereka bilang cinta bisa hadir hanya dalam tiga detik saling bertatapan. sebagian bilang cinta tumbuh karna kebiasaan saling bersama. ada pula istilah cinta pada pandangan pertama. apapun jenis cinta itu, sudah sepatutnya cinta saling menjaga dan mengayomi. bukan saling menyakiti. setidaknya itu yang kita ketahui.
namun bagi sosok lelaki yang kini tengah menyesap segelas kopi, cinta yang ia rasa adalah sebuah ketidaksengajaan. yang entah mengapa membawanya pada alur tak terduga yang seharusnya ia hindari.
helaan nafas kasar seungmin tujukan setelah meletakkan secangkir kopi panas pada pria didepannya.
'' mau sampai kapan kamu begini?'' ucap seungmin menatap dalam dalam lelaki itu. pria itu hanya diam. masih melanjutkan kegiatan menyesap kopi untuk cangkir keduanya. sedang cangkir satu lagi sudah kosong dan berada pada nampan yang seungmin bawa.
''kamu faham betul bahwa perasaanmu itu salah. jangan dibutakan oleh rasa cintamu sendiri. kamu lihat, kan? changbin sakit karena perbuatanmu. jangan melangkah lebih jauh. akan ada banyak hati yang tersakiti nantinya.''
seungmin harap nasehatnya ini didengar oleh si lawan bicara. walau bagaimanapun lelaki itu adalah sahabatnya. ia tak ingin sahabatnya berubah menjadi jahat karna rasa cinta yang tak seharusnya.
****
lelaki yang terbaring lemah mulai sadar. kelopak matanya terbuka perlahan menampakkan langit langit dan ruangan serba putih. tubuhnya benar benar sakit dan tak bisa digerakkan. changbin hanya sedikit berusaha mengangkat jemarinya hingga membangunkan hyunjin yang sejak tadi menunggunya di sebelah ranjang.
'' kak.. kak abin dengar aku? tunggu sebentar aku panggilkan dokter.''
hanya kedipan yang hyunjin terima sebagai jawaban atas perkataannya.
sesaat setelah pemeriksaan, dokter menyatakan bahwa kondisi changbin mulai membaik. kabar itu tentu membuat hyunjin sekaligus jisung sangat senang. namun tak bertahan lama setelah kabar baik itu hyunjin dan jisung dibuat terkejut sebab dokter bilang changbin mengalami masalah pada ingatannya. benturan keras akibat kecelakaan membuatnya kehilangan sebagian memorinya. beruntung karna changbin setidaknya masih mengingat sebagian nama orang orang terdekatnya.
changbin duduk seorang diri dibangku taman. masih menggunakan kursi roda memang sebab kondisinya belum benar benar baik untuknya berjalan tanpa alat bantu. dokter sendiri yang menyarankan agar hyunjin membawanya berkeliling menghirup udara segar agar sang pasien tidak merasa bosan. namun telepon dari jisung membuatnya harus meninggalkan changbin sebentar.
''loh.. kak..kak changbin?''
lelaki bersurai coklat sedikit ikal sontak membuyarkan lamunannya.
''kak changbin kok bisa disini? kakak sakit apa?''
''kamu... siapa? kamu kenal saya?'' jawaban changbin jelas membuat jeongin, si lawan bicara tertegun.
''aku jeongin. adik kak minho. kakak lupa? belum lama ini kita main bareng loh bertiga. liat nih'' jeongin menyodorkan ponselnya. menunjukkan foto saat terakhir kali mereka bermain bersama.
''uuughh...''
changbin mengerutkan keningnya. mencoba mengingat siapa dan kapan ia bertemu kedua orang itu. tapi bukan hal bagus justru kepalanya semakin sakit saat ia berusaha untuk mengingat.
''AAAHKK.. S-ssakit. kepalaku sakit.''
''kak changbin kenapa? kak... kakak denger aku? kakak kenapa?t-tolong.. '' jeongin berusaha meminta pertolongan. ringisan changbin semakin kuat . sakit yang dirasa semakin menjadi. hyunjin pun datang dengan tergesa dan mengambil alih changbin dari jeongin.
''hei... kamu apain kak changbin? astaga.. kak..''
''jin, sakit jin. tolong.. aahkk...''
gelap. changbin kehilangan kesadarannya. sakit yang dirasa bukan main hingga ia tak sanggup menahannya.
dengan dibantu para perawat. changbin dipindahkan keruangannya untuk segera diperiksa oleh sang dokter.
''kamu siapa? kamu apain kak changbin sampe pingsan gitu?''
''jeo..'' bukan. asal suara itu bukan dari jeongin maupun hyunjin melainkan minho yang datang dengan beberapa obat yang dia bawa dari apotik.
''kak minho..''
''kamu ngapain disini? kakak cari kamu diruangan kamu ga ada.dia siapa?'' tunjuk minho pada hyunjin. minho memang sudah mengenal changbin sejak sma. tapi dia mana tau kalau changbin memiliki adik. selama ini changbin sangat tertutup perihal keluarganya.
''kak ino, kak changbin sakit. tadi aku ketemu dia ditaman tapi dia ga inget aku. terus aku kasih liat foto kita bertiga dia malah pingsan. aku ga tau kak. aku ga bermaksud bikin dia makin sakit.''
sungguh jeongin benar benar takut. tatapan hyunjin seolah mengintimidasi. ditatap seperti itu membuat jeongin seketika bersembnyi dibalik tubuh sang kakak.
''kamu adik changbin? sebentar ya. jeo, balik ke kamar. kak ino ga mau jantung kamu kambuh lagi. balik kekamar dan minum obat. masalah ini biar kakak yang selesaikan.'' titahnya tersebut diangguki jeongin kemudian beranjak kembali ke kamarnya.
hyunjin menghela nafas menjelaskan kronologi perihal sang kakak pada minho. awal mula terjadinya kecelakaan hingga sampai sang kakak kehilangan sebagian ingatannya.
'' maaf..''
''maaf untuk apa? bukan salah kak minho juga''
''maaf karna aku ga tau changbin sakit. terakhir aku bertemu dia pergi tergesa gesa. sejak saat itu aku tak pernah mendengar kabarnya. aku fikir dia baik baik saja'' sedikit ada penyesalan pada diri minho sebab ia tak berusaha mencari tau tentang kondisi sahabatnya itu. keadaan jeongin dengan penyakitnya mengalihkan seluruh perhatiannya hingga tak sempat memikirkan hal lain.
'' boleh aku menjenguknya saat dia sadar nanti?''
anggukan dari hyunjin sebagai jawaban atas pertanyaan minho. '' tolong jangan buat dia mencoba berpikir keras dulu. aku ga tega liat kak bin sakit gini. '' pintanya pada minho yang kemudian diangguki olehnya.
.
.
.
dikit dulu ya teman. kimmi lagi buntu. bantu vote komen biar author makin semangat nulisnya. sehat sehat kalian..
lihatlah manusia ganteng ini...uuuhhh bikin makin cintaaa
ttd
kimmi
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST MEMORIES (Changbin)
FanfictionSebuah penyesalan selalu datang diakhir cerita. jika saja manusia bisa menebak apa yang akan terjadi dimasa depan maka ia akan berhati-hati dalam bertindak dan berkata-kata. Siapa yang bisa menebak alur sebuah asmara? Bukankah kita hanyalah tokoh d...