.
****
.
Pagi hari, changbin baru saja pulang ke rumah. padatnya jadwal pekerjaan membuat ia bahkan tak sempat untuk pulang selama beberapa hari.
''baru pulang kak?''
suara hyunjin menginterupsi begitu pintu terbuka dengan sosok changbin dengan muka bantalnya. tak ada jawaban dari sang kakak. hanya anggukan kecil yang kemudian dihadiahi gelengan oleh si adik.
''oh iya,hyun. tolong bangunkan aku nanti kalau temanku datang. dia bilang akan mengajakku menjenguk adiknya nanti. takut takut kalau aku ketiduran.'' ya, changbin bukan tipe orang yang mudah terbangun jika sudah terlelap dalam tidur. maka dari itu ia butuh geplakan cinta dari adiknya itu agar mimpi indahnya bisa terjeda sejenak.
''kak abin punya teman? aku pikir kakak cuma berteman dengan studio dan lembaran lembaran musikmu itu,kak''
''eh eh mulutnya. sembarangan kalo ngomong. biar bagaimanapun kakakmu ini pernah jadi cowok hits yang banyak teman tau.'' jawab changbin sambil memutar bola matanya. bisa bisanya adiknya beranggapan seperti itu. tidak tau saja dia bahwa masa SMA nya sangat sangat penuh dengan warna bersama teman temannya. ya walaupun saat ini memang hanya minho yang masih selalu berkomunikasi dengannya karna teman teman yang lain sudah sibuk dengan pekerjaan dan keluarganya sendiri.
''iya iya. si paling hits. udah sana tidur. mata kak bin merah tuh. pasti gak tidur kan semaleman.'' changbin hanya nyengir saja. memang betul sih dugaan adiknya. habisnya pekerjaannya nanggung kalo ga diselesaikan. mau tak mau ia harus menunda jam tidurnya.
tiiingggg...
suara bel rumah changbin berbunyi. hyunjin dengan sedikit tergesa segera membukakan pintu.
''loh, kak chan? teman yang kak abin maksud itu kak chan? emangnya kak chan punya adik?'' bukan minho, melainkan chan lah yang bertamu kerumahnya. chan bingung dihujani banyak pertanyaan langsung oleh hyunjin.
''eh? maksud kamu apa hyun?''
''kak changbin bilang temannya akan mampir dan mengajak dia menjenguk adiknya. aku pikir teman itu kak chan.''
''ooh..tidak tidak. aku kesini hanya mampir sebentar. handphone changbin tertinggal di studio. sepertinya dia gak sadar kalau hp nya tertinggal. tolong disampaikan ya hyun.''
''kak chan gak mau mampir dulu? sini masuk dulu. kak abin kayaknya udah bangun tuh.''
''eh gak perlu hyunjin. aku langsung pulang
aja. lagipula masih ada pekerjaan yang harus aku kerjakan.'' chan segera pergi meninggalkan rumah changbin.
chan mengendarai mobilnya membelah jalanan yang padat. kemudian berhenti sejenak dipinggiran jalan. ia tampak berfikir sebelum akhirnya mengeluarkan galaxy nya menghubungi seseorang.
''bantu aku lagi kali ini. aku butuh bantuanmu.'' panggilan singkat itu ia akhiri setelah mendapat jawaban dari sang lawan bicara. kemudian kembali menghidupkan kendaraannya.
perlu diketahui bahwa jeongin adalah penderita penyakit jantung sejak kecil. kondisinya memburuk beberapa hari yang lalu sehingga harus melakukan rawat inap. disinilah changbin sekarang dibangku taman rumah sakit bersama minho. mereka sudah menemui jeongin tadi. lalu membiarkan si kecil beristirahat setelah makan siang dan meminum beberapa obatnya.
minho dan changbin, teman semasa sekolah menengah yang sampai saat ini masih berhubungan baik. awal kedekatan mereka sebenarnya sangat buruk. minho dan changbin sama sama berada pada dua kubu yang tak pernah akur. singkatnya, mereka dulu adalah musuh bebuyutan. lalu bagaimana mereka bisa menjadi sahabt pada akhirnya? berawal dari balapan liar yang melibatkan keduanya sebagai kuda hitam masing masing kubu. naasnya, mobil changbin saat itu disabotase oleh anggota minho sehingga terjadi kecelakaan. memang tidak parah, namun mengetahui bahwa seseorang dari geng nya sendiri berbuat curang membuat minho marah dan akhirnya keluar dari kelompok itu. merasa bersalah pada changbin yang patah tulang karna perbuatan anggotanya. dan berakhir menjadi temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST MEMORIES (Changbin)
ФанфикSebuah penyesalan selalu datang diakhir cerita. jika saja manusia bisa menebak apa yang akan terjadi dimasa depan maka ia akan berhati-hati dalam bertindak dan berkata-kata. Siapa yang bisa menebak alur sebuah asmara? Bukankah kita hanyalah tokoh d...