BAB 1

18 3 0
                                    


Ballroom Mewah Hotel dengan Suasana glamor yang berkilauan dengan lampu kristal yang menggantung di langit-langit, memantulkan cahaya yang menyinari Para tamu yang berpakaian formal, yang terdiri dari orang-orang penting kota. Malam ini adalah malam perayaannya Anniversary ke 25 tahun berdirinya Ranvenholm Organisasi Mafia terkuat dikota.

Di tengah keramaian itu, Ranzza Arazzka melangkah memasuki ballroom dengan setelan jas gelap yang disesuaikan dengan sempurna, memancarkan aura kekuatan dan karisma yang kuat, postur tubuhnya yang tinggi nan gagah yang begitu elegan dan wajahnya yang menawan namun terkesan sangat dingin.

Sebagai pemimpin Ranvenholm malam ini adalah malam kebahagiaan baginya. disetiap perayaan dia selalu mencari kesempatan untuk memperkuat hubungan dan meningkatkan citra organisasinya di kalangan elit kota.

Ranzza Memimpin Ranvenholm Sudah 7 tahun, dia menggantikan posisi ayahnya, pemimpin utama yang mendirikan Ranvenholm yang sekarang sudah meninggal.

Emily Brisena, dia adalah tangan kanannya Ranzza yang setia, yang sekarang tengah berdiri di sampingnya. Mengenakan gaun merah elegan, Emily tampak tenang meski matanya tajam mengawasi setiap gerakan di ruangan.

"Emily, pastikan acara malam ini semuanya berjalan dengan lancar. Kita tidak boleh membuat kesalahan, dan pastikan tidak ada kekacauan sedikit pun." Ucap Ranzza

"Tentu, Ranzza. Saya sudah memantau keamanan dan tamu-tamu penting, akan saya pastikan semuanya berjalan dengan lancar." Balas Emily

Saat memandangi kemeriahan acara, Di antara para tamu, mata Ranzza tertuju pada seorang wanita yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

Nayra~
seorang pengusaha muda yang datang mengganti kan posisi orang tuanya, Nayra tampak tenang dan anggun dengan gaun Biru tua elegan dengan rambutnya yang tergerai, dia mencoba menjaga penampilannya tetap profesional. Dia datang ke acara ini karena paksaan dari pamannya, mengingat ayahnya sekarang yang tengah sakit paman nya menyuruh Nayra untuk menggantikan posisinya. Ini kali pertama dia datang secara langsung di acara besar Ranvenholm.

Ketika Nayra mendekati meja makan, Saat dia mengamati sekeliling, matanya bertemu dengan tatapan tajam Ranzza. Tatapan Ranzza sangat mengintimidasi dan terlihat dingin ke arahnya.
Nayra berfikir pemimpin Ranvenholm itu mungkin sekarang tengah mencurigai nya.

Ranzza menghapiri Nayra yang tengah sendirian di samping meja hidangan.

"Selamat malam. Nama saya Ranzza," sapa Ranzza dengan senyum yang ramah.
"Senang bertemu dengan Anda, boleh tau siapa nama Anda?"

Nayra menahan napas sejenak sebelum menjawab.
"Selamat malam. Saya Nayra. Terima kasih atas undangannya."

Ranzza mengangguk sambil memandang Nayra dengan tatapan dinginnya.
"Apa yang membawa Anda ke acara ini, Nayra? Apa sebelumnya kita pernah bertemu atau pernah berdiskusi tentang sesuatu hal?"

Nayra mentap Ranzza Datar.
Enggan untuk berbincang dengan pimpinan Ranvenholm yang ada di hadapannya.
Kalau bukan karena ayah nya yang sakit.
Nayra sangat tidak ingin datang ke acara seperti ini.
Dugaan nya benar, Ranzza pasti mencurigai nya. Karena Nayra dan Ranzza sebelumnya tidak pernah ada janji temu atau berdiskusi tentang bisnis apapun.
Karena semuanya ayahnya yang mengatur sedang kan Nayra hanya membantu ayahnya.

"Saya anak dari Baheera Adhinata" jawab Nayra Sedikit Ketus
"Saya datang kesini karena menggantikan beliau dan paman saya"

"Baheera Adhinata" ucap Ranzza sambil mengingat nama itu
"Jadi kamu anak sulung dari Baheera? Ku pikir selama ini Baheera berbohong kepada ku bahwa dia mempunyai seorang anak"

Nayra mengernyitkan dahinya, dia sedikit bingung dengan ucapan Ranzza.

" Apa ada yang salah ? " Tanya Nayra

Ranzza tersenyum, tetapi Nayra bisa merasakan bahwa di balik senyumnya ada sesuatu hal yang dia sembunyikan.

"Tidak ada, selamat datang di Ranvenholm Nayra Baheera. Semoga kita bisa kerja sama dengan baik" ucap Ranzza sambil mengulurkan jabatan tangannya ke arah Nayra.

Nayra mentap Ranzza Datar.
Tidak ada niatan di dirinya untuk membalas jabatan tangannya.

Percakapan mereka terhenti ketika Emily mendekati ke arah mereka.

"Ranzza, ada tamu yang ingin bertemu dengan mu" katanya sambil memberikan tatapan waspada kepada Nayra.

"Terima kasih, Emily," kata Ranzza sambil mengangguk.
"Nayra, maaf, saya harus pergi sebentar. Tapi kita akan berbicara lagi nanti."

Dibalas anggukan kecil oleh Nayra, tidak ada terselip senyuman sedikit pun di raut wajah Nayra.
Pikiran nya sekarang dia ingin cepat pulang kerumahnya. Tapi sayang paman nya belum kunjung datang.

Ranzza berjalan pergi bersama Emily, meninggalkan Nayra. Dia tahu bahwa Ranzza mencurigainya. Di sisi lain, Ranzza merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan Nayra dan bertekad untuk mencari tahu lebih banyak.

Di sudut lain ballroom, Ricky Halstead seorang pengacara yang dikenal karena kemampuannya memutarbalikkan hukum, mengamati percakapan antara Ranzza dan Nayra. Dia merasa ada sesuatu yang aneh dengan wanita itu dan memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak.

Sementara itu, Samuel Arthur, penyelidik independen, juga memperhatikan Nayra dengan seksama. Dengan jas hitam dan dasi abu-abu, dia tampak seperti seorang detektif klasik. Samuel merasakan ada sesuatu yang berbeda dari wanita itu dan berencana untuk menyelidikinya lebih lanjut.

Ricky berbisik kepada Samuel
"Samuel, wanita itu."

"Iya aku tau. Aku akan mencari info lebih banyak tentangnya." Jawab Samuel

Di tempat lain
Olivia Delphine sedang sibuk dengan kerjaan nya sebagai hacker berbakat yang beroperasi di balik layar, Dia menerima pesan dari Nayra yang meminta untuk menjemput nya.

Olivia (melalui pesan teks)
"Aku akan menjemput mu 10 menit lagi tunggu aku menyelesaikan pekerjaan ku "

Nayra, yang membaca pesan tersebut, merasa bersyukur dan senang. Dia tahu bahwa temannya sangat sibuk tapi di keadaan sesibuk apapun Olivia selalu bisa menyempatkan waktunya untuk Nayra.

Ketika acara hampir berakhir, Olivia langsung menjemput Nayra, ternyata janjinya meleset perkara jalanan yang begitu padat yang mengharuskan keterlambatan sampai 30 menit. Setelah menjemput Nayra, Olivia mengajak Nayra ke sebuah kafe kecil di dekat hotel. Olivia mengenakan hoodie dan jeans, tampak sangat berbeda dari Nayra yang memakai Dress panjang dengan potongan tanpa lengan hanya menyisakan seutas tali kecil dikedua pundak Nayra.
Malam semakin berlarut suhu semakin dingin dan Olivia sadar akan itu Di lempar kan nya blazer hitam ke arah Nayra.

"Terima kasih telah datang, Olivia Aku benar-benar membutuhkan bantuan mu dan maaf selalu merepotkan mu" kata Nayra sambil tersenyum.

Olivia mengangguk.
"Aku tau akan selalu tau dan itu semua tidak merepotkan ku sama sekali" balas Olivia

Nayra benar-benar sangat beruntung memiliki sahabat baik dan pengertian seperti Olivia

Olivia menyerahkan flash drive kepada Nayra. "Ini data yang kau butuhkan waktu itu. Gunakan data ini dengan bijak."

Nayra mengambil flash drive itu dengan rasa terima kasih.
"Terima kasih, Olivia. Aku akan berhati-hati saat menggunakan nya."

Malam itu, Nayra kembali ke rumah nya.
Sepi, ternyata benar pamannya tidak ada dirumahnya. Dipikiran Nayra Entah pergi kemana lagi laki-laki paruh baya itu. Akhir-akhir ini Nayra sering curiga dengan paman nya. Baik karena ayah nya yang tiba-tiba sakit parah yang tidak tau apa sebabnya dan paman nya yang akhir-akhir ini tidak pernah ada di rumah ataupun di tempat kerja.

Saat dirinya membaringkan tubuhnya di atas kasur.
Seketika terlintas bayangan wajah Ranzza di ingatan nya.

"Aneh" gumam Nayra

Kedua dunia ini akan segera bertabrakan, cinta dan kebencian akan terungkap, mengubah hidup mereka selamanya.

The Darkness Mafia : Darkness of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang