BAB 3

4 0 0
                                    


Malam itu, kota tampak lebih gelap dari biasanya. Hujan yang turun menambah suasana suram. Di apartemennya, Nayra terus menyusun informasi tanpa henti. Laptopnya penuh dengan file-file penting yang menunjukkan keterlibatan antara Ranvenholm dan Shakespeare.
Dia termenung sesaat saat sebuah file menunjukkan dengan jelas Nama ayah nya.
Yang jelas-jelas nama itu berbeda dengan nama yang sekarang yang dia tau.
Kebohongan apa yang ayahnya sembunyikan.

Setelah kecelakaan yang mengakibatkan ayah nya koma sekarang, dan penyebab kecelakaan itu yang masih di selidiki baik dari Nayra Sendiri atau dari pihak Ranvenholm.

Baheera Adhinata Shakespeare.
Nama itu yang tertulis di dalam file.
Membuat Nayra terus bertanya-tanya.
Shakespeare dan Ranvenholm, ada hubungan apa sebenarnya dengan kedua nama itu.

Di tempat lain, Ranzza duduk di kursi kantornya, memandang kosong ke depan dengan tatapan penuh kekhawatiran. Dia tahu bahwa Nayra tidak akan mudah dihentikan. Dia juga merasakan ketegangan yang semakin meningkat dalam organisasinya.

Emily, masuk dengan wajah serius.
"Ranzza, aku sudah menyelidiki lebih lanjut. Informasi tentang Nayra, dia tidak bekerja sendirian. Ada seseorang yang membantunya" ujar Emily

Ranzza mengangguk.
"Aku sudah menduga. Siapa dia?" Tanya Ranzza

Emily memberikan sebuah foto kepada Ranzza. "Olivia. Dia adalah seorang hacker " jawab Emily

Ranzza menatap foto itu dengan intens.
"Kita harus segera bertindak. Jika tidak, mereka akan terus menggali lebih dalam." Ujar Ranzza

"Apa yang kau rencanakan?" Tanya Emily

"Aku harus membuat mereka mengerti bahwa ini bukan permainan biasa. Akan ku tunjukkan apa permainan yang sesungguhnya" jawab Ranzza

Di apartemen Nayra, Olivia sedang menunjukkan data terbaru yang berhasil dia dapatkan dari server Ranvenholm

"Lihat ini Nayra. Ini pembuktian yang menyangkut pautkan antara ayah mu dan pendiri Ranvenholm"

Nayra langsung bergegas melihat data yang Olivia berikan
Nayra tertegun sejenak saat membaca data itu.
Ayah nya dulu Seorang tangan kanan pendiri Ranvenholm.
Bahkan pendiri Ranvenholm sendiri memiliki ujung nama yang sama Shakespeare.
Nayra semakin kebingungan dan penasaran.
Dia masih belum mengerti dengan maksud ini semua.
Semua masih berantakan belum tersusun rapih.

"Apa maksud dari semua ini" gumam Nayra

Nayra merasakan beban di pundaknya semakin berat. Dia tahu bahwa apa yang mereka lakukan sangat berbahaya, tetapi dia juga yakin bahwa kebenaran harus diungkapkan.

Tiba-tiba, ada ketukan di pintu apartemen Nayra. Keduanya saling memandang dengan rasa cemas. Nayra berjalan perlahan menuju pintu dan mengintip melalui lubang pengintip. Dia melihat seorang kurir yang membawa sebuah paket.

"Pengiriman untuk Nayra." Ucap kurir dibalik pintu

Nayra membuka pintu dengan hati-hati dan menerima paket itu. Kurir itu pergi dengan cepat, meninggalkan Nayra dan Olivia dalam keheningan yang tegang.

"Apa itu?" Tanya Olivia

"Kau bodoh kah. Mana aku tau. Mari kita buka." Jawab Nayra

Mereka membuka paket itu dan menemukan sebuah amplop besar di dalamnya. Nayra membuka amplop itu dan menemukan beberapa foto dan sebuah catatan. Foto-foto itu menunjukkan Olivia di berbagai tempat, termasuk beberapa foto dia bertemu dengan Nayra.

Ada sebuah catatan kecil yang berisi kalimat
"Kami tahu siapa kalian. Hentikan sekarang juga atau kalian akan menerima konsekuensinya."

Nayra dan Olivia saling pandang dengan wajah pucat. Ancaman ini jelas-jelas menunjukkan bahwa mereka sudah terlalu dekat dengan kebenaran.

"Mereka sudah tahu tentang kita. Kita harus lebih berhati-hati." Ucap Nayra

" Aku tau, tapi kita tidak bisa berhenti sekarang. Kita sudah melangkah terlalu jauh." Balas Olivia

Nayra mengangguk.
"Kita harus melanjutkan. Tapi kita perlu rencana yang lebih matang." Ucap Nayra

Di sisi lain kota, Samuel dan Ricky tengah menjalankan tugas yang di berikan oleh Ranzza.
Mereka berdua di tugas kan langsung untuk turun ke kediaman Shakespeare. Untuk menemui William.
Saat tiba di kediaman Shakespeare.
Samuel dan Ricky tanpa bertele-tele langsung memasuki rumah di hadapan mereka tanpa takut akan pemilik nya.

"Permisi" ujar Rick

Laki-laki paruh baya yang menggelar sebagai pemimpin Shakespeare menggantikan posisi Baheera Adhinata.
William yang tengah berbincang dengan seseorang langsung membalikkan tubuhnya.

"Ricky Samuel ? Apa yang kalian lakukan disini ? " Sontak tanya William

"Kami hanya ingin berkunjung dan melihat bagaimana perkembangan Shakespeare setelah pemimpin nya di ganti kan oleh seorang William" ujar Samuel dengan ucapan yang sedikit menyindir

"Bagaimana keadaan Baheera ??" Tanya Ricky

William tidak menjawab pernyataan dari keduanya. Dia malah berjalan pergi menjauh ke arah lain rumah.

"Ikuti aku" titah William

Ricky dan Samuel seketika merasa kebingungan.

"Cepat, aku tidak banyak waktu untuk meladeni kalian berdua. Aku tau kalian datang kesini tidak untuk cuma-cuma. Ranzza pasti yang mengutus kalian untuk datang ke Shakespeare" tutur William

Dan memang benar apa adanya. Kedua anak buah Ranzza ini tengah di utus oleh nya untuk mencari informasi penting langsung dari pemilik nya.

William mengajak keduanya kesebuah rumah kecil yang tidak jauh dari kediaman Shakespeare.
Seperi paviliun namun megah.

"Masuklah" titah William

Saat memasuki paviliun itu Ricky dan Samuel di suguhkan oleh pajangan foto-foto yang benar-benar sangat mereka kenali.
Foto keluarga Baheera Adhinata, keluarga besar Shakespeare bersama pendiri Ranvenholm.

"Bisa kau jelaskan dengan foto-foto yang terpajang ini?" Tanya Ricky

"Ku Fikir kalian sudah mengetahui nya" ujar William

"Apakah Ranzza juga belum mengetahui nya ??" Tanyanya lagi

Ricky dan Samuel serempak menggeleng kan kepalanya.

William menunjukkan smirk di bibirnya.

"Seorang Ranzza. Informasi semudah ini saja tidak bisa dia dapatkan" tutur William meremehkan.

"Cepat beritahu yang sebenarnya" titah Samuel sedikit memaksa.

William hanya membalas dengan senyuman.
Yang jelas-jelas senyuman itu tidak mudah untuk diartikan.

---

Saat di pagi harinya kota terbangun dengan berita besar yang menggemparkan. Artikel tentang Ranvenholm dipublikasikan di berbagai media besar, mengungkap segala kejahatan dan korupsi yang mereka lakukan. Artikel itu menjadi pembicaraan utama di mana-mana, mengakibatkan kekacauan dan tekanan publik semakin meningkat.

"APA-APAAN INI SEMUA" marah Ranzza saat membaca artikel itu

"Ini pasti ulah mereka. Mereka berusaha menghancurkan kita." Balas Emily

"Cepat tangani ini semua, informasi penting kenapa bisa sampai bocor ke publik, siapa yang berani-beraninya membongkar informasi ini" ucap Ranzza dengan amarah nya

"Baik. Aku akan menangani nya dengan segera" balas Emily.
Emily Keluar dari ruangan Ranzza, saat menutup pintu Emily sedikit tersenyum.
Senyuman yang benar-benar sangat mencurigakan.

Di apartemen Nayra dia sedang bersama dengan Olivia. Mereka bertekad untuk melanjutkan perjuangan mereka. Mereka tahu bahwa jalan yang mereka tempuh penuh dengan bahaya, tetapi mereka juga tahu bahwa kebenaran harus diungkapkan, apapun risikonya.

The Darkness Mafia : Darkness of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang