"saya mau ibu biarkan saya tidur di jam pelajaran ibu" ucap datar xavier
Mau tidak mau Bu Aya hanya bisa menurutinya
"Ya sudah kamu boleh duduk di kursi mu" ucap malas Bu Aya, namun dalam hatinya ia cukup senang karna ini, ia berpikir kenapa tidak dari dulu saya Xavier seperti ini?
Xavier kembali duduk ke kursinya lagi, lalu ia menenggelamkan kepalanya di lengan tangannya dan kemudian menutup matanya
Hingga beberapa menit kemudian....
Kring
Kring
Bel istirahat berbunyi semua siswa maupun siswi berhamburan keluar kelas, kecuali Xavier yang masih setia tertidur di sana
Hingga seorang siswa menghampirinya "Al?" Ucap siswa itu, panggil saja Sagara
Xavier terbangun lalu menatap siswa yang di depannya dengan tatapan datar
"Kenapa?" Tanya malas xavier
"Lo gak ke kantin?" Tanya Sagara
Xavier menatap sekeliling tidak ada orang di sana, lalu ia menatap jam tangannya. Ternyata ini jam istirahat
Menatap siswa di depannya "Lo siapa?" Tanya datar xavier
Sagara menunjuk dirinya sendiri "Gue? Gue Sagara" ucap Sagara mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan
Xavier menatap dingin saat melihat tangan Sagara
'kenapa dia mau berjabat tangan dengan dirinya? Bukannya gak ada yang mau kenalan atau Deket sama Al ya, di novel juga di tuliskan gak ada yang mau Deket sama Al, tapi kok dia. Apa alurnya berubah ya? Masa iya, tpi kok bisa?' batin Xavier
Sagara yang tangannya ditatap reflek menarik tangannya lagi
"Gu-gue gak punya temen" ucap gelagapan Sagara
'Semenakutkan itu kah dirinya' batin Xavier
"Oh ya udah" ucap lalu berdiri berjalan keluar kelas di ikuti Sagara yang di belakangnya
~~~
Sesampainya di kanti banyak sepasang mata yang menatapnya Xavier penuh penghinaan, kebencian, ada juga yang diam diam kagum ke xavier
namun Xavier hanya acuh, lalu mencari tempat kosong. Ia menemukan tempat kosong di belakang para meja peng ghibah
"Pesenin gue makanan" ucap malas Xavier ke Sagara
"Pesen apa?" Tanya Sagara
"Samain" ucap Xavier yang sangat jelas, padat dan singkat
Sagara mengangguk dan pergi untuk memesan makanan mereka
Ia tak memperdulikan tatapan mereka, ia duduk di tempat kosong itu sampai memainkan handphonenya
Alex dkk dan heksa dkk menatap Xavier, namun Xavier hanya acuh dan masih fokus pada handphonenya
Auris yang melihat Xavier tersenyum tipis, ia berjalan dan...
Prang
Suara gelas pecah membuat atensi semua siswa/i menatap ke arah auris
Xavier yang melihat bajunya basah, menatap siapa yang berani membuat lengan baju Xavier basah, lalu ia melihat Auris yang membuat lengannya basah
"Lo buta ya?" Ucap Xavier yang lebih dingin dari biasanya
"Ma-maaf AU gak se-ng-aja hiks...hiks" ucap Auris menangis seolah oleh ia adalah korban. Semua siswa/i menatap iba Xavier
Ih padahal kan Auris gak sengaja, kok dia sensian sih
Kasian ih Auris
Dll
"Mana mungkin gak sengaja, banyak jalan disini kenapa milih jalan ini, udah tau jalan sempit masih aja Lo pilih jalan ini" ucap dingin Xavier, semua orang yang mendengar perkataan Xavier tertegun
Iya juga ya, banyak jalan kanapa dia milih jalan itu?
Pengen caper mungkin
Mana mungkin Auris kayak gitu
Tapi tadi aja Xavier udah gak lirik sama sekali apalagi caper ke abangnya kayak biasanya
Dll
Ada beberapa orang yang membela Xavier, itu orang orang yang kagum dengan Xavier
"Au beneran gak sengaja hiks...hiks" ucap Auris terisak, namun berbeda dengan hatinya
"Akhh mereka jadi ragu, gue harus acting yang lebih bagus" batin Auris kesal
"Hiks...hiks Au beneran..hiks gak seng...hiks aja hiks...hiks...karna tali sepatu Au hiks... lepas hiks" ucap Auris semakin terisak
Xavier melihat ke arah sepatu Auris. Model sepatu Auris tidak ada talinya, lalu bagaimana bisa dia terjatuh?
"Sepatu lo gak ada talinya" ucap dingin Xavier, mereka semua termasuk Alex dkk dan heksa dkk langsung melihat kearah sepatu Auris
Dan bener saja sepatu Auris tidak memiliki tali sepatu
"Jadi kenapa bisa Lo jatuh? apa sampai segitunya Lo mau fitnah gue?" ucap datar xavier
"Kalo bohong yang pintar sedikit, jangan biarin otak Lo cuman jadi pajangan" ucap penuh tatapan mengejek
Mereka semua berbisik bisik
Kenapa Auris kayak gitu ya?
Padahal mukanya anak baik baik loh
Apa jangan jangan Xavier dulu selalu di fitnah Auris ya?
Kalo iya sih Jahat banget sumpah Auris
Kalo gue jadi Xavier, gue bakal ngelakuin itu
Gue juga, siapa yang terima kalo selalu di fitnah
Dll
Auris menunduk dan tangannya terkepal erat menahan malu
Alex dkk dan heksa dkk juga menatap Auris tidak percaya, kenapa dia melakukan itu? Kenapa dia memfitnah Xavier?
Auris beranjak dan lari keluar kantin, mereka menatap ia pergi dengan berbagai tatapan
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Xavier (Diberhentikan Sementara Waktu)
General FictionSeorang mafia transmigrasi ke raga antagonis novel