Beberapa hari kemudian setelah kejadian tersebut, Karin mendengar kabar bahwa Wonbin telah dipindahkan dari ruang ICU pasca operasi ke ruang rawat inap. Itu artinya ia sudah dapat menjenguk pria itu. Sore itu, Karin menyusuri ruko-ruko di sekitar rumah sakit. Ia sedang mencari buah tangan yang akan dibawakan untuk Wonbin. Ia sendiri kebingungan harus membawa apa.
Karin menemukan penjual bunga potong di tepi jalan. Langkahnya terhenti oleh aroma semerbaknya. Ia menghampiri jajaran bunga-bunga cantik itu. Matanya berbinar karena kagum. Bunga-bunga yang dijual sangat segar dan dalam keadaan mekar seutuhnya. Mahkotanya berukuran sangat besar.
"Beli bunga neng?" sapa penjual bunga.
Karin tidak langsung menjawab pertanyaan itu.
Masa iya gue bawa bunga ke pasien? Pasien cowok lagi! Tapi ini cantik-cantik banget!
"Hmmm... boleh deh pak!"
Karin memilih-milih bunga yang menarik perhatiannya sambil mencium aromanya. Begitu terkumpul, ia menyerahkannya kepada penjual bunga.
"Seiket gini berapaan pak?"
Karin baru akan mengeluarkan dompetnya. Namun, ia kaget mendengar harganya yang lumayan mahal. Jika ingin dibuatkan buket, harganya lebih tinggi lagi. Karin memelas karena baru dapat uang jajan dari bunda.
"Ngga kurang ya pak?"
"Bunga seger emang mahal neng! Ini baru dateng dari puncak siang tadi. Bisa dapet bonus vas bunga juga nih," jawab penjual bunga seraya mengeluarkan botol bekas air mineral yang sudah dipotong bagian atasnya dan dicat sedemikian rupa sehingga menyerupai vas bunga.
Karin tersenyum lebar melihatnya. Ujung-ujungnya ia tetap membayar sesuai harga normal. Setelah bertransaksi, ia kemudian berjalan menuju rumah sakit, memasuki lobi, dan menanyakan letak kamar rawat inap Wonbin. Karin lalu berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan hati sedikit berdebar. Ia memeluk erat bunga di tangannya. Pikirannya mulai menjalar-jalar. Ada sedikit kekhawatiran di benaknya.
Gimana ya keadaan dia sekarang? Ngobrolin apa ya ntar? Seneng ngga ya dia ketemu gue? Atau mungkin dia nyesel udah nolong gue sampe kena tikam. Duh kok deg-degan banget!
Karin tiba di depan pintu ruang rawat inap Wonbin. Ia mengetuk pelan pintu dan perlahan membukanya.
"Permisi, selamat sore!"
Tidak ada jawaban. Karin perlahan masuk ke dalam ruang VIP tersebut. Matanya lalu tertuju pada sosok Wonbin yang terbaring di tempat tidur. Pria itu sendirian dan sedang terlelap. Karin memutar kepalanya sana sini. Tidak ada yang menemaninya. Karin berjalan ke arah bed side table di dekat Wonbin dan meletakkan bunga yang baru dibelinya. Ia mengisikan air secukupnya ke dalam vas.
Gadis itu berdiri di sisi tempat tidur sambil memerhatikan raut wajah Wonbin yang sedang tertidur pulas. Karin dibuat takjub oleh visualnya. Mata gadis itu tidak mampu berpaling. Mulutnya agak sedikit terbuka. Ini adalah pemandangan yang belum pernah ia temui sebelumnya, baik di lingkup keluarganya, teman-teman sekolah, maupun lingkungan tempat tinggalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Saved My Life || Wonbin x Karin (AU)
FanficWonbin, yang baru saja pulih dari luka tikaman pisau di perutnya, berterima kasih pada seorang gadis cantik bernama Karin, gadis yang ia anggap sebagai penyelamat hidupnya. Awalnya Wonbin hanya sekadar berutang budi, lama-lama penasaran, lalu jatuh...