03; untuk kamu, yang setiap hari melangkah dengan beban

4 2 0
                                    

Akhir-akhir ini, kamu sering sekali merasa lelah.

Tidak banyak yang kamu lakukan, padahal. Kamu bangun pukul setengah delapan setiap pagi, berkemas dan pergi bekerja. Pulang pukul lima tepat, mandi, berkemas, lalu istirahat. Setiap hari seperti itu. Rutinitas berulang yang jemu. Kamu merasa biasa saja, awalnya. Lalu kian hari, kian lelah. Tiap pagi datang kamu enggan beranjak dari ranjang, dan tiap malam menghampiri kamu terus mengeluh tidak bisa menutup mata. Kamu terjaga hingga pukul dua-tiga subuh, lalu bangun oleh dering alarm dengan hati terasa berat. Begitu seterusnya.

Hari-hari bagai melangkah dengan beban.

Rasanya seperti sedang menyusuri jalan dengan sebuah batu besar di pundak. Tiap langkah terasa berat, tiap helaan napas kamu ingin menyerah.

Tidak ada yang menarik lagi buatmu. Film kartun favoritmu? Lama-lama bosan juga. Sereal favoritmu? Perlahan terasa hambar. Melakukan hobi memasak atau melukis yang biasanya kamu senangi? Entahlah, bahkan itu pun tidak memberi semangat apa pun.

Kamu hanya tertidur dan tertidur.

Tapi rasa lelah itu tidak kunjung hilang. Malah satu hari, bisa datang lelah yang lebih banyak dari hari-hari sebelumnya.

Lambat laun, hidup bagai melangkah dalam sebuah goa yang gelap. Kamu tidak melihat adanya cahaya, kamu tidak bisa melihat masa depan.

I'm sorry if you feel that way.

Percayalah, pada saat-saat kelam itu, banyak kebohongan yang diucapkan pikiranmu. Pikiranmu berkata, kamu tidak punya masa depan. Pikiranmu berkata, tidak ada harapan. Pikiranmu berkata, hidup terasa begitu menjemukan. Pikiranmu berkata, kamu tidak akan bahagia. Pikiranmu berkata, lebih baik untuk tidur dan tidak melakukan apa pun, daripada buang-buang waktu mengusahakan hal yang sia-sia.

And let me tell you, semua itu tidak benar.

Kamu mungkin tidak bisa melihatnya sekarang, tapi kamu akan melihatnya kelak—sebuah padang rumput hijau dan cahaya surya yang hangat: tempat dimana kamu bisa berlari-larian dengan senyum terulas penuh. Life can be tough sometimes, dan melangkah melewati lembah bisa teraasa begitu kelam, gelap, dan sendirian. Tapi kamu tidak harus menanggungnya sendirian. Carilah seseorang untuk berbicara. Kembali temukan hal yang kamu cintai, hal yang membuat hatimu kembali meletup-letup ketika melakukannya.

Jangan malu untuk berkata "tolong", ketika kamu tahu kamu butuh bantuan.

Itu bukan berarti kamu gagal, payah, lemah, atau apa pun yang dilabeli oleh pikiranmu. Kamu hanya sedang berada di posisi yang tidak enak, tapi kamu pun bisa dan akan menemukan jalan keluar.

Jangan berhenti untuk berharap bahwa semua akan baik-baik saja.

Jangan berhenti untuk mengusahakannya. Kamu harus menang dari keadaan sekarang.

Setidaknya, lakukan itu untuk dirimu. []

Secerah Mentari, Semanis Kerlip Bintang di LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang