04; untuk kamu, yang kabur meraba-raba masa depan

5 2 0
                                    

Seringkali kita menahan-nahan dengan dalih "masa depan"

Bukankah masa sekarang pun berharga?


"Sedikit lagi.

Bekerja sedikit lagi. Berusaha sedikit lagi. Bertahan sedikit lagi. Tidak apa-apa, aku masih kuat. Tidak apa-apa, nanti toh semua ini akan terlewat. Mungkin, kamu menjadi emosional karena kurang sibuk bekerja. Baiklah, kerjakan lebih banyak. Sibukkan diri dengan berbagai macam kegiatan. Ajak bicara lebih banyak orang. Biasakan dirimu dan kamu akan menjadi orang yang kuat."

Hanya, sampai kapan?

Sedikit lagi.

Tahu-tahu, waktu telah berlabuh. Kini kamu melihat ke belakang dan bertanya-tanya, "Ke manakah waktu yang kupunya sekarang?"

Sebab yang kamu ingat hanya bekerja, bekerja, dan bekerja. Berusaha, berusaha, dan berusaha.

Kamu lupa untuk menikmatinya.

Kamu lupa bahwa, setiap langkah pun harus ada iramanya.

Dulu, yang di pikiranmu hanya: bertahan sedikit lagi, bekerja sedikit lagi, belajar sedikit lagi. Kamu menunda setiap kebahagiaan. Pikirmu, Bukankah lebih baik menikmati waktu ketika sudah berhasil? Bukankah lebih baik makan makanan enak ketika sudah sukses melakukan ini dan itu? Nanti saja self-care-nya, aku tidak mau diriku jadi manja dan terlalu mudah terlena untuk menghadapi masa sekarang.

Dan tahu-tahu, rasa lelah terlebih dulu menghantam.

Aku tidak berkata kamu tidak boleh bekerja keras. Aku tidak berkata kamu tidak boleh menjadi sibuk. Justru dalam hidup butuh kegigihan dan ketekunan dalam mengerjakan apa pun, karena apa yang kamu tabur kelak itu juga yang akan kamu tuai. Tapi, untuk apa tergesa-gesa melangkah kalau kamu tidak menikmati sedikit pun perjalanannya?

Ibarat mendaki gunung. Tentu butuh perjuangan yang tidak sedikit. Tapi banyak orang senang melakukannya karena mereka bisa menikmati pemandangan yang cantik di kaki gunung. Dengan demikian, sesulit dan sejauh apa pun perjalanannya, mereka tidak akan mudah menyerah hingga sampai ke puncak.

Coba tanya dirimu, apa yang sebenarnya aku kejar sekarang?

Apakah kesuksesan?

Apakah kaya-raya?

Apakah pujian dan validasi orang?

Karena, bila itu yang kamu kejar, maka sebanyak apa pun yang kamu dapat, kamu tidak akan pernah merasa puas.

Masa depan memang kabur, tapi ketekunan akan membangkitkan pengharapan.

Tapi, sembari menanti itu, nikmatilah masa sekarang. Sebab masa sekarang akan berlalu, dan kelak kamu akan merindukannya. Maka buatlah kenangan yang menyenangkan. []

Secerah Mentari, Semanis Kerlip Bintang di LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang