01. Dia, Yang Jatuh Dari Angkasa

399 49 7
                                    

"Jadi Rigel itu nama bintang, bukannya galaksi, atau rasi?" tanya Jeje untuk kesekian kali.

Christopher, kakaknya yang sedari tadi asyik mengamati langit malam dengan menggunakan teleskop di balkon kamarnya itu menoleh sesaat.

"Bukan, Rigel itu nama bintang dari rasi Orion. Sama seperti Adara dan Aldebaran. Rigel masih satu galaksi dengan Solar System, kok," sahutnya dengan penuh kesabaran.

"Andromeda? Cassiopeia? Apa itu nama bintang juga?" tanya Jeje lagi.

"Bukan. Andromeda dan Cassiopeia itu nama galaksi," jawab Chris, dan kali ini sembari menuliskan sesuatu di buku catatannya.

Remaja berusia lima belas tahun ini sedikit-banyak selalu penasaran dengan pekerjaan kakaknya yang menjadi seorang ilmuan di salah satu badan antariksa negara.

"Aku penasaran, apa sih yang dari tadi Kakak perhatikan di langit?" keluh si bungsu.

"Bulan," pungkas si sulung.

"Cuma itu?" bingung adiknya.

"Malam ini ada Super Moon, jadi aku ingin memerhatikan lebih detail lagi permukaan bulan itu seperti apa jika dalam jarak yang dekat," cecar yang lebih tua.

"Bukannya sudah jelas, ya? Permukaannya penuh lubang dan tidak halus. Tapi aku bingung, deh. Kenapa permukaan bulan berlubang dan banyak lingkaran-lingkaran begitu?" keluh Jeje.

"Kapan terakhir kali kamu belajar astronomi?" Alih-alih menjawab, Chris malah melempar tanya pada adiknya.

"Kelas enam SD, kenapa memangnya?" bingung yang muda.

"Karena kupikir harusnya kamu sudah tahu dari mana asal lingkaran aneh yang ada di permukaan bulan," gerutu kakaknya.

"Ya, dulu pernah, tapi aku gak begitu ingat pasti selain karena bulan tak memiliki atmosfer dan gravitasi ren-"

"Tepat sekali!" potong Chris sembari menjentikan jari dan bersidekap sembari berdiri di sisi meja kerjanya. "Asal muasal lingkaran di permukaan bulan adalah karena adanya tabrakan dari beberapa benda langit lain seperti meteorit, sebab bulan gak punya atmosfer seperti bumi. Jadi benda apa pun yang menghantam bulan gak akan hancur lebih dulu seperti apa yang terjadi jika masuk ke dalam atmosfer di bumi," paparnya.

Jeje terdiam, ia mendengar tapi tak begitu memedulikan karena terfokus pada langit malam yang ia perhatikan lewat teropong bintang kakaknya.

"Apa bintang jatuh itu juga sebenarnya meteorit?" tanyanya.

"Betul, bintang yang sebenarnya itu seper-"

"Apa warnanya biru?" tanya Jeje tiba-tiba memotong ucapan kakaknya.

"Apa?" Chris mengernyit bingung.

"Apa semua meteorit atau bintang jatuh yang masuk ke atmosfer bumi warnanya biru?" tanya Jeje lagi.

"Ah? Nggak ... mereka akan terbakar dan mengeluarkan api berwarna kuning keemasan pada umumnya."

"Tapi yang barusan jatuh itu warnanya biru terang mirip batu sapphire," unjuk adiknya.

Merasa ada yang janggal dengan ucapan Jeje, Chris pun lantas mengambil alih si teleskop dan melihat apa yang sedari tadi diperhatikan adiknya itu.

Benar seperti yang diucapkan si bungsu, kakaknya mendapati adanya benda asing bergerak begitu cepat masuk ke dalam atmosfer bumi dengan warna biru menyala. Benda itu mungkin sejenis meteorit seperti biasanya, dan warna biru terangnya bisa jadi akibat adanya molekul atau sejenis zat alam lain yang akan menimbulkan percikan api biru karena terbakar atmosfer bumi. Namun bukan itu masalahnya, melainkan jarak jatuhnya dekat sekali dengan rumah mereka.

LACUNA KYLO : A Missing Part Of Sky [Banginho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang