08. Kapal Telur Kylo

168 29 3
                                    

"Katanya cuti tapi ngilang semaleman dan baru pulang pagi, dari mana sih?"

Jeje menatap tajam kakaknya yang kini terlihat duduk di seberang meja makan dengan wajah suram, kantung mata menghitam, dan aura yang terasa mencekam. Uap tipis dari kopi hitam yang diseduhnya sesekali mengepul ke udara.

"Dari lab," jawab Chris seadanya.

"Ngapain?" selidik Jeje lagi.

"Kylo sakit, jadi aku nung-" ucapan itu tak sampai selesai ia lontarkan karena bibirnya sudah terkatup lebih dulu lantaran teringat sesuatu.

Shit! Rutuk Chris dalam hati dengan mata membelalak lebar. Ia mendongak seketika dan menatap adiknya yang kini tengah memicingkan mata.

"Kylo?" gumam Jeje pelan. "Siapa tuh?" tanyanya seketika.

Chris terlihat gelagapan sendiri. Ia tak pernah memberitahukan perihal Kylo pada Jeje sama sekali, jadi tentu saja ia tak mungkin mengatakan kalau si empunya nama yang disebutnya barusan bukanlah manusia.

"Ada," sahutnya tidak jelas.

"Ada? Ada apaan?" Tapi tentu saja jawabannya tak membuat Jeje puas.

"Ada 'lah! Gak usah nanya-nanya terus! Kayak wartawan aja!" gerutu Chris.

"Sus banget," komentar Jeje dengan mata kembali memicing tajam. Tapi ia kemudian tak memperpanjang masalah siapa itu Kylo, karena entah mengapa perutnya terasa mulas dan ia terpaksa harus ke toilet.

"Duh, kebiasaan banget deh. Bagian mau berangkat malah mules," keluhnya sendiri sembari bangun dari kursi dan masuk ke dalam kamar mandi.

Chris tak memedulikan keluhan adiknya itu, ia malah terlihat segera beranjak ke gudang di rumahnya, mengambil sekotak perkakas dari sana lalu pergi ke arah bukit belakang di mana kapal Kylo ditemukan.

Tak berapa lama kemudian Chris sudah berdiri di depan telur biru raksasa yang jatuh dari angkasa beberapa minggu silam. Ia tak berpikir lama, dan segera mencari di mana tempat mesin kapal itu berada.

Seperti yang ia ketahui kemarin, cara membuka pintu si cangkang telur itu dari salah satu bintik biru yang ternyata adalah tombol di salah satu sisinya.

Klap!

Berhasil! Chris tersenyum sesaat kala cangkangnya terbuka, ia lantas melongok ke dalam dan berusaha menyalakan mesin kapal unik itu dengan sebisanya. Tapi sayangnya tak ada yang ia mengerti dari sekian banyak tombol yang ada lantaran semua tulisannya berbentuk seperti sandi. Tidak ada tombol on, off, apalagi yang memberitahukan cara menyalakan mesinnya.

"Gimana cara ngidupinnya, deh?" keluh sang astronom sembari menekan semua tombol yang ada di sana, berusaha menyalakan mesinnya.

"Rusak beneran kali, ya?" keluhnya.

Kepala itu nampak celingukan ke sana-sini, ia mengangkat kursi utama, menarik bagian kemudi, meraba-raba di bawah pijakan atau apa pun yang sekiranya bisa ia temukan hanya untuk mencari di mana bagian mesin berada.

"Sial! Di mana sih mesinnya?!" gerutu Chris sembari keluar dan mengusap wajahnya gusar.

Ia lantas berjalan ke arah belakang dan meraba-raba bagian sisi cangkang lainnya, hingga ia tak sengaja menemukan bintik biru besar yang saat disentuh ternyata adalah tombol untuk membuka bagian bawah.

Klap!

"Laaahhh ... di sini ternyata!" koor Chris panjang kala cangkang belakangnya terbuka dan menunjukkan sekumpulan kabel serta beberapa bagian mesin lainnya. Seperti kap depan mobil.

Namun saat hendak melihat bagian mana yang perlu diperbaiki atau bagian mana yang rusak dan perlu diganti, ia baru menyadari sesuatu.

"Hah! Ini apaan? Karburator? Kargurator? Apa sih, aduh gak tau ini apaan namanya?!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LACUNA KYLO : A Missing Part Of Sky [Banginho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang