'Kylo suka selada hijau.' tulis Chris pada sebuah buku khusus yang sengaja ia buat untuk jurnal si alien manis.
Buku kecil itu ia masukan lagi ke dalam saku sebelum ia kembali mendekati Kylo yang masih berbaring di kasurnya. Alien manis itu terlihat sedang bergumam tak jelas seperti tengah mendumal, mengeluarkan suara-suara aneh yang entah apa artinya. Namun ketimbang itu Chris justru memerhatikan dua antena kecil di kepalanya yang sejak tadi bergerak-gerak seperti sedang mencari sinyal.
"Kylo," panggil Chris sambil duduk di tepian.
Kylo menoleh, mata cantiknya berkedip beberapa kali, ia masih berceloteh ria dengan tangan sesekali bergerak; terbuka-tertutup seperti sebelumnya.
"Kenapa? Mau aku buka ikatannya?" tanya Chris.
"Kksshhh ... ngguhhhinggg ..." Kylo bersuara lagi.
"Apa?" Tapi Chris jelas tak mengerti. Meski demikian ia kemudian melepaskan restraints yang mengikat kedua tangan serta kaki Kylo, lalu membantunya duduk.
"Kamu bisa bicara, Kylo?" tanya Chris sembari membenarkan kerah piyama putih yang dipasangkan ke tubuhnya oleh Chris sendiri; menggantikan pakaian lama Kylo yang kotor.
"Maksudku, bicara dengan bahasa manusia sepertiku. Kamu bisa?" tambahnya.
Anehnya tak ada respon agresif yang Kylo tunjukkan, ia hanya diam dan terus bergumam dengan bahasanya sendiri seakan tengah berkeluh kesah dengan keadaannya kini.
"Kylo?" panggil Chris lagi. Kali ini si alien nampak diam dan memandangnya dengan sesekali mengedipkan mata. "Kamu ngerti gak aku ngomong apa?" tanya Chris, masih penasaran.
Namun alih-alih menjawab Kylo malah menarik tangan Chris. Ia pandangi telapak tangan lelaki itu dan sesekali memutarbalikkan dari atas ke bawah. Sepertinya Kylo bingung kenapa tangannya bisa sama dengan tangan Chris. Sampai kemudian ia iseng menempelkan telapak tangan miliknya dengan sang astronom hingga menyatu.
Melihat perangainya jelas membuat Chris terpaku, apalagi ia tak mengira kalau tangan Kylo ternyata lebih kecil darinya, begitu mungil dengan jari-jari ramping. Panjangnya saja berbeda sampai sekitar satu buku dengan jari Chris, dan kukunya yang putih bersih namun runcing serta panjang itu terlihat berkilau di bawah sinar lampu kamar.
"Uuuuu ..." Ia berseru pelan seakan takjub dengan yang dilihatnya.
"Tangan kita sama, ya?" tanya Chris sambil terkekeh geli. Ia merasakan ada sensasi lembab dan basah di kulit telapak Kylo yang kenyal saat bersentuhan dengannya.
"Hng?" Kylo mengerjapkan mata dan sedikit memiringkan kepala. Sepertinya ia sedang bertanya-tanya meskipun hanya terdengar suara bergumam tak jelas.
Iseng, Chris tautkan jemarinya ke tengah jemari Kylo dan menggenggamnya. Tak disangka kalau Kylo nampak antusias dengan perangai sang astronom barusan.
"Wwaaaa ..."
Tentu saja mendengar suaranya itu membuat Chris lagi-lagi tertawa. "Tangan Kylo hangat," gumam Chris pelan.
"Nyyoooo ..."
Chris membelalakkan mata seketika, tak mengira kalau Kylo akan menirukan ucapannya. Terlebih lagi ternyata suara asli Kylo terdengar begitu kecil dan lucu. Wajah Chris terlihat sumringah, gembira betul hingga ia pun segera menjawab, "Iya, Kylo. Itu namamu. Kamu Kylo dan aku Chris."
"Inyyoooowww ..." Lagi-lagi Kylo menirukan ucapannya.
Chris lantas menyentuh dada Kylo sembari berucap, "Kamu Kylo." Lalu ia berganti menyentuh dadanya sendiri sembari menyebutkan namanya, "Aku, Chris."
KAMU SEDANG MEMBACA
LACUNA KYLO : A Missing Part Of Sky [Banginho]
Science FictionSebuah spaceship, atau pesawat ulang alik berbentuk telur berwarna biru terlihat terjun bebas dari angkasa menghantam bumi seperti bintang jatuh. Chris, seorang ahli astronomi diam-diam nekat pergi ke hutan untuk mencari jejak jatuhnya pesawat asing...