****

531 55 0
                                    

.
.
.
.

!! 'cerita ini adalah karangan saya jadi jangan sangkut pautkan dengan member ok' !!
.


.
.
.

****



Kedua mata terbuka secara perlahan, Aralie merasakan sakit di kepalanya yang nyaris tak tertahankan. Pandangannya kabur dan gelap, ketika ia mencoba untuk menggerakkan tubuhnya ia menyadari bahwa ia terbaring di atas lantai yang dingin dan keras. Suasana terasa mencekam bau kelembaban dan ketegangan terasa di udara.

"Apa yang terjadi?" gumam Aralie sambil mencoba bangkit.

Mencoba mencerna apa yang terjadi dan kenapa ia berada disini, tempat ini tampak seperti ruang kelas sekolah, meja dan kursi berserakan, ada beberapa coretan abstrak di dinding. Aralie berdiri dari tempatnya mulai melihat sekeliling ruangan ini, tak sengaja ia melihat dirinya di kaca jendela terdapat benda dilehernya seperti kalung anjing tapi terdapat huruf bertuliskan "OTE". Ia mencoba melepas benda itu dari lehernya tetapi tidak bisa, benda itu hanya menampilkan cahaya hijau terang

"Kenapa tidak bisa dibuka"ucap Aralie kesal ia tidak nyaman benda itu ada dilehernya

Brakk ! ! !

Tiba-tiba terdengar suara di dekat meja guru, Aralie terkejut mendengar suara itu, dengan memberanikan diri ia mulai mendekati meja itu. Tentu saja tangannya tidak kosong Aralie mengambil sebuah gunting di meja untuk berjaga jaga. Saat mulai dekat Ia melihat seorang remaja lain yang tergeletak di bawah meja guru.

"Hah Delynn?!" teriak Aralie saat melihat remaja itu

.

.

.

.

.

.

.

.

Di dalam ruangan sempit yang terasa semakin mencekam dengan setiap detik yang berlalu, Erine dan Lana saling berhadapan dengan tatapan penuh ketegangan. Udara di antara mereka terasa terbakar oleh rasa frustrasi dan kebingungan.

"Rine, kenapa tadi kamu menekan benda itu, liat dimana kita sekarang?! " Lana menatap Erine dengan kesal, mencoba menjelaskan situasi yang kini membuat mereka terjebak.

Erine menarik napas dalam-dalam, mencoba menahan emosinya yang mulai memuncak. "Kamu tadi juga tidak memikirkan apa yang terjadi sebelum benda itu membawa kita ke sini? Sekarang, kita terjebak!"

"Lah kenapa jadi aku, kamu tadi yang menekan benda itu"

"Andaikan kita lebih berhati-hati," potong Erine dengan nada yang penuh penyesalan, "mungkin kita tidak akan berada dalam masalah seperti ini sekarang."

Lana lelah atas keadaan yang tidak terduga ini. "Jadi kita harus apa sekarang " pintanya dengan suara yang bergetar.

Ketegangan di antara mereka semakin terasa menusuk. Namun, dalam keheningan yang tiba-tiba menyelimuti ruangan, mereka sadar bahwa pertengkaran tidak akan membawa mereka ke mana pun. Keduanya harus berkolaborasi untuk menemukan jalan keluar dari situasi yang tidak terduga ini.

Erine menatap Lana dengan tatapan yang penuh tekanan, tapi juga keputusasaan. "Kita harus tenang dan cari cara keluar dari sini. Kita harus bisa melakukannya. "

Lana mengangguk ragu. "Ya, kita pasti bisa menemukan jalan keluar."

Dalam keheningan, mereka menyadari bahwa mereka hanya punya satu pilihan bekerja sama untuk mencari jalan keluar dari ruangan ini, sebelum kegelapan benar-benar merangkul mereka.

OVER THE EDGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang