**7**

167 23 8
                                    

.
.
.
.
.
.

!! 'cerita ini adalah karangan saya jadi jangan sangkut pautkan dengan member ok' !!
.
.
.

.
.
.

****

Mereka kembali ke ruangan sebelumnya. Perjalanan kali ini sangat hening, tidak ada yang berani bicara, bahkan Nala dan Nachia. Lily dan Trisha berjalan di paling belakang, mereka berjalan dengan tatapan kosong. Suasana terasa tegang, seolah setiap langkah membawa mereka lebih dalam ke dalam misteri yang belum terpecahkan.

Ketika suasana semakin mencekam, rasa putus asa mulai menggerogoti kelompok tersebut. Keputusasaan mereka semakin terasa saat mereka melanjutkan perjalanan. Namun, di tengah-tengah perasaan hampa itu, mereka tahu bahwa satu-satunya cara untuk melawan adalah dengan terus maju, mencari solusi dari permainan yang tampaknya tak ada habisnya ini.

"Kita harus segera melakukan"

"Baiklah"

Akhirnya, mereka sampai di ruangan itu dan memastikan bahwa ada pintu di dekat rak. Oline memimpin di depan dan ya, terdapat pintu yang menyatu dengan dinding. Ia mencoba menekan pintu tersebut, dan perlahan pintu itu terbuka, memperlihatkan lorong yang lebih luas dari sebelumnya.

Cahaya rembulan yang menerobos dari lubang-lubang kecil di dinding menambah kesan misterius. Suara langkah kaki mereka bergema lembut di lorong yang sunyi. Mereka mulai berjalan mengikuti lorong itu, dan karena hari semakin gelap, mereka memutuskan untuk berhenti sejenak untuk beristirahat.

Semuanya sudah tertidur tapi Oline tidak bisa tidur, jadi ia memutuskan untuk berjaga. Erine yang menyadari bahwa Oline tidak tidur memutuskan untuk menemaninya. Ia menghampiri Oline yang berada di dekat pintu

"Kenapa tidak tidur?" tanya Erine, suaranya lembut namun penuh perhatian.

"Eh? Aku tidak bisa tidur" jawab jujur Oline, tampak sedikit bingung.

"Gara-gara kejadian tadi?" tanya Erine dengan nada penasaran.

"Em, tidak juga," jawab Oline, mencoba menyembunyikan kekhawatirannya.

"Lalu?" tanya Erine lagi, ingin memahami lebih dalam.

"Mau lihat kamu tidur" kata Oline sambil tersenyum, berusaha menghibur suasana.

"Ih, apaan sih! aneh!" kata Erine dengan kesal, tapi senyum kecil tak bisa ditahan.

Oline tertawa lembut. "Lucu deh kamu kalau marah" kata Oline sambil memandangi mata indah Erine, rasa hangat di hatinya menguat.

"Aku tahu aku lucu" jawab Erine dengan nada bercanda

"Bagaimana kalau kita berkeliling? Sekalian mencari tahu lebih banyak tentang tempat ini" tawar Erine, ingin mengalihkan perhatian dari ketegangan.

"Emm boleh juga, ayo!" jawab Oline.

"Ayo!" kata Erine

Mereka berdua keluar dari ruangan tempat mereka beristirahat. Mereka berjalan berdua di lorong yang tenang, suasana malam yang sunyi dan angin malam yang sejuk menambah kesan romantis.

"Emm Oline, aku mau beri tahu sesuatu," ucap Erine, suaranya bergetar ringan.

"Apa itu?" tanya Oline, penasaran.

"Sebaiknya kita masuk ke sana saja dulu" jawab Erine sambil mengarahkan ke sebelah ruangan di dekat mereka.

"Oke" jawab Oline meskipun ada sedikit keraguan dalam suaranya, ia tetap mengikuti Erine.

OVER THE EDGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang