**4**

190 36 2
                                    

.
.
.
.

!! 'cerita ini adalah karangan saya jadi jangan sangkut pautkan dengan member ok' !!
.

.
.
.

****

---

Keesokannya mereka melanjutkan perjalanan untuk keluar dari tempat ini. Kali ini, Lily memimpin di depan bersama Trisha dan Regie. Mereka mulai menuruni tangga dengan hati-hati, senjata selalu disiapkan di tangan mereka. Melewati lorong yang sepi, hanya langkah kaki mereka yang terdengar.

"Ini aneh, kenapa tidak ada robot yang menyerang?" ucap Nala.

"Heh, jaga mulutmu. Beruntung tidak ada yang menyerang bego, jadi kita bisa keluar dengan tenang tanpa gangguan," balas Kimmy.

"Hehe, maaf sayang" balas Nala.

Bep bep bep.

Suara terdengar dari kalung di leher mereka, diiringi dengan cahaya merah yang Membuat mereka menghentikan langkah kaki.

"Apa ini?" ucap Ribka panik.

"Tetap waspada semua!" ucap Lily

Tak berselang lama, kalung itu mati dengan sendirinya. Mereka kembali melanjutkan perjalanan hingga sampai di ujung lorong. Tidak ada jalan lain, hanya ada dua ruangan di sana.

"Baik, kita bagi menjadi dua kelompok. Aralie, Delynn, Oline, Lana, Trisha, Levi, ikut aku dan Nala, Nachia, Fritzy, Ribka, Kimmy, Erine, Regie, kalian ke ruangan itu. Jika ada sesuatu, kembali ke tempat ini dan tunggu kelompok lain selesai" ujar Lily.

"Oke, dimengerti" jawab Nala.

Mereka mulai membagi diri ke dalam kelompok yang sudah ditentukan dan masuk ke dua ruangan. Masing-masing kelompok sudah memasuki kedua ruangan tersebut. Di kelompok Lily, Oline berada di paling belakang, sedangkan yang memimpin adalah Lily. Mereka mulai menelusuri ruangan itu yang tampak seperti ruang musik karena ada beberapa alat musik disana dan ruangan itu cukup luas.

"Lev, menurutmu Lily mencurigakan nggak sih? Dari kemarin dia dominan memimpin terus, oh iya bagaimana dia bisa tahu ada lapangan di dekat kantin"

"Setelah dipikir-pikir, kamu benar juga. Aku jadi memikirkan hal itu" jawab Levi.

"Benar bukan, kita harus waspada kepadanya."

"Benar."

Kelompok Lily menjelajahi ruangan musik dengan penuh kehati-hatian. Di tengah-tengah alat musik yang berdebu dan seperti sudah lama tidak digunakan, suasana terasa aneh. Tidak ada tanda-tanda bahaya langsung, tetapi dengan kesunyian ini malah tampak mencurigakan. Lily memimpin di depan, matanya yang waspada mengamati setiap sudut ruangan.

"Periksa setiap sudut," Lily menginstruksikan. "Jangan sampai ada yang terlewat."

Suara langkah kaki mereka bergema di ruangan yang luas, mengisi kesunyian dengan nada-nada kecil.

.

.

.

.

.

.

.

Sementara itu, kelompok Nala yang berada di ruangan sebelah tampak lebih tenang. Ruangan mereka lebih kecil dan tampaknya lebih berfungsi sebagai ruang penyimpanan dengan beberapa kotak dan rak yang berdebu.

"Regie, lihat ini!" seru Kimmy sambil membuka salah satu kotak. Ada banyak persediaan di dalam kotak itu.

Regie mendekati dan melihat ke dalam kotak. "Ini akan sangat berguna, good job Kim" balas Regie sambil menepuk lembut kepala Kimmy

OVER THE EDGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang