RED FLAG

☔ Terciduk Selingkuh

Sore itu,Rudy dan Dony bersama teman jurusannya berencana untuk nobar film Catatan Harian Menantu Sinting.Rudy sebenarnya malas ikut,tapi karna ini film Raditya Dika yang mana adalah komika idolanya akhirnya ia pun memutuskan untuk join bersama temannya yang lain.

Bahkan dari lusa,Dony sudah memaksa Rudy untuk ikut dengannya menonton karna Yura sang kekasih tak berminat untuk ke bioskop dikarenakan tugas presentasinya menumpuk.Agar tidak terasa seperti pasangan gay,Dony mengajak teman kelasnya untuk ikut join.

"Giliran gue ajak nonton film horor elo nggak mau,tapi kalau film Raditya Dika mau mau aja!"omel Dony.

Rudy menatap Dony malas,"Suka suka gue dong!"

Rudy ingat terakhir kali ia menonton film Raditya Dika itu ketika ia SMP.Jadi sebuah nostalgia lagi ia menonton film sang idolanya tersebut walaupun Raditya Dika hanya berperan sebagai pemain saja.

Namun ketika akan memasuki area bioskop,mata elang Rudy tak sengaja melihat sosok Zweitson tengah bersama wanita lain ingin keluar mall,dan Rudy yakin itu bukan sahabatnya Modya.Gadis itu berambut merah maroon,walaupun proporsi tubuhnya memang mirip Modya.Tapi Rudy bisa jamin yang bersama Zweitson itu bukan Modya,melainkan...

Chelsea.

Rudy kembali menyipitkan matanya.Siapa tahu ia salah liat karna memang ia rabun jauh.Namun demi apapun,itu benar benar Zweitson yang tengah bergandengan tangan bersama Chelsea ingin keluar dari mall.

"Oit...elo lagi ngeliat apaan dah?sampe gak kedip,"tegur Dony.Ketika ia menatap ke arah pandangan Rudy,ia pun menganga lebar.

"Lah itu kan Zweitson,pacarnya Mody.Lagi selingkuh sama Chelsea?Gilakkk!"heboh Dony.

Beberapa saat kemudian,Rudy langsung menghampiri Zweitson dengan wajah yang berang.

"FUCK YOU TSON!LO SELINGKUH DARI MODY?"kesal Rudy ketika menyeret Zweitson ke arah parkiran mall.

Zweitson memegangi pipinya yang dibogem mentah oleh Rudy,"Gak usah ikut campur urusan gue!"

"Gue harus ikut campur karna elo udah selingkuhin sahabat gue.Elo nyakitin dia!!!"emosi Rudy.

Zweitson berdecih.

"Lo tau kenapa gue selingkuhin sahabat elo itu?karna gue nggak bahagia sama dia.Gue cuman butuh status dari Modya.Sedangkan Chelsea,gue bisa lakuin apa aja.Gue lebih bebas dan gak ngerasa terkekang!"

Brukk!

Rudy kenbali meninju pipi kiri Zweitson,"Bajingan!Putusin Modya atau gue kasih tahu dia kalau elo selingkuh!"

Zweitson tertawa sinis,"Lapurin aja ke Mody kalau elo mau ngeliat dia sedih karna pacarnya yang ia sayangi ini ngeduain dia?Elo tahu kan Mody sebego apa dalam hal percintaan?Gue yakin Mody bakalan gak percaya sama elo karna Mody lebih percaya sama gue!"

Rudy tak bergeming.Ia memilih mengatur nafasnya yang ngos ngosan akibat ulah Zweitson.Bahkan telinganya pun ikut memerah akibat emosinya yang mencuat.

"Sialan.Tapi gue yakin Mody bakalan tahu tabiat brengsek lo itu.Liat aja nanti!"peringat Rudy.

Zweitson senyum miring,"Yeah,let's see."

Lalu Rudy menunjuk Chelsea yang dari tadi diam saja tanpa berniat untuk ikut campur.Gadis itu nampak santai dan tak ada rasa bersalahnya karna telah berhasil merusak hubungan orang lain.

"Dan elo,selamat ya karna berhasil merusak kebahagiaan perempuan lain demi kebahagiaan diri lo sendiri!"

Setelah itu Rudy berlalu dengan Dony yang mengekorinya dari belakang.
Sedangkan Chelsea dan Rudy saling tatap tatapan setelah kejadian barusan.

Bahkan Chelsea bergidik ngeri ditatap tajam oleh Rudy seperti itu.Ia tak tahu bahwa Rudy si anak hukum bakal se-ngeri ini demi belain Modya.

"Menurut kamu kita bakalan ketahuan gak setelah ini?"tanya Chelsea dengan nada panik.Dia nggak nyangka kalau ketahuan selingkuh bisa bikin se deg degan ini.

Zweitson menggeleng,dengan santainya ia bilang,"Aku yakin Rudy gak bakalan cerita ke Mody,karna dia takut Mody bakalan sedih.Jadi kamu gak perlu khawatir!"

Chelsea bernafas lega.Ia masih ingin bersama Zweitson.Ia tak ingin semua ini berakhir secepat itu.

***

"Sinting juga tuh si Zweitson,kurang apa coba si Mody sampai dia selingkuh?Emang efek circlenya rada rada makanya dia bisa redflag kayak gitu,"komen Dony setelah Rudy sudah bisa menstabilkan emosinya.Rencana nonton dengan teman temannya pun keduanya batalkan dengan alasan urusan keluarga.Rudy pun juga sudah tidak mood untuk menonton,dan Dony sebagai kawan setia tak mungkin meninggalkan Rudy sendirian walaupun Rudy bilang dia nggak papa.

"Gue juga kesel banget sama tuh anak.Emang dari awal Mody pacaran sama dia,gue udah nggak sreg.Circlenya aja pada redflag semua."

"Trus elo mau cerita ke Mody soal ini?"tanya Dony.

Rudy menggeleng,"Nggak.Gue nggak tega ngeliat Mody sedih.Apalagi Zweitson si brengsek itu pacar pertamanya,jadi untuk saat ini gue nggak mau cerita apa apa dulu ke dia.Fokus gue cuman mau protect Mody.Soal kejadian yang tadi,gue mohon jangan cerita ke siapa siapa."

Dony mengangguk paham.Dari raut wajah Rudy Dony melihat sangat jelas bahwa Rudy menyimpan perasaan cinta pada Modya.

"Lo suka Mody ya Dy?Kentara banget anjir!"

Sebagai seorang cowok,Dony tahu kalau perasaan ingin melindungi Rudy bukan karna sebagai sahabat.
Namun sebagai laki laki yang ingin menjaga orang yang ia cintai.

Rudy menghela nafas panjang.Entah Dony orang keberapa yang berkata begitu padanya.Rudy ingin mengelak,namun hati kecilnya berkata bahwa ia memang menyayangi Mody,dan ingin menjaganya.Namun berkali kali perasaannya ia bantah.

Bahkan alasan kenapa Rudy menjomblo sampai sekarang adalah karna ia tak menemukan sosok perempuan seperti Modya yang suka merepotkannya.Dulu,Rudy pernah pacaran sekali dengan perempuan berdarah Jepang-Manado bernama Marsya,namun harus karna karna keduanya tak bisa LDR.Marsya keterima kuliah di Jepang,dan keduanya memutuskan untuk pisah baik baik.

Mody kerap kali mengira kalau Rudy itu gamon pada Marsya.Apalagi hubungan keduanya masih baik dan tak jarang bertukar kabar.Tapi hati kecil Rudy mengatakan bukan Mariska yang membuatnya mati rasa,melainkan Mody sahabatnya sendiri.

"Gue cuman pengen jagain Mody.Dia sahabat gue dari SMP.Gue sayang dia sebagai temen yang ingin melindungi,"jawab Rudy dengan perasaannya yang denial.

Mendengar jawaban Rudy,Dony lalu menepuk pundak lebar milik Rudy,"Paham gue bro perasaan lo.Mungkin suatu saat nanti lo bisa jujur sama perasaan lo sendiri ke Mody."

Andai sesederhana itu.