part 14 || Syafira

61 5 3
                                    

Jangan lupa follow author biar tidak ketinggalan info selanjutnya

Sebelum baca wajib Vout+komen nya ya biar author semangat nulis lagi

Selamat membaca....

Happy Reading and Enjoy guys🤗

🍁🍁🍁


Setahun kemudian....

Tak terasa kini Syafira sudah kelas 11 dan sudah saatnya mengikuti PKL atau Magang Yang merupakan salah satu program yang wajib di ikuti oleh siswa/siswi di SMK pelita yang bertujuan untuk melatih mental serta kesiapan para peserta belajar untuk turun langsung kelapangan pekerjaan, program ini di sebut Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Setiap siswa diharuskan untuk memilih salah satu perusahaan yang diminati oleh peserta didik, setelah nya mereka akan bekerja di instansi terkait selama 3 bulan.

Sama seperti siswa/i yang lainnya Syafira juga ikut serta dalam praktik kerja lapangan ini, Syafira memutuskan untuk menetap di desa tempat ayah nya tinggal dan kebetulan di daerah tempat tinggal ayah Syafira terdapat sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit dan disitu lah Syafira memutuskan untuk melaksanakan kegiatan PKL.

PT Citra Lestari atau sering di sebut PT Cl, memang berada di dekat tempat tinggal ayah Syafira namun akses untuk menuju ke tempat itu cukup memakan waktu sekitar 5 jam perjalanan lantaran harus melewati beberapa desa untuk menuju PT Cl. Syafira tidak hanya sendiri magang di PT itu melainkan bersama 2 teman lainnya yaitu Margareta dan veny kebetulan mereka satu daerah dengan Syafira.

Setelah mengurus berkas-berkas untuk persiapan magang, Syafira dan kedua orang lainnya dijadwalkan untuk berangkat esok harinya untuk menuju ke kantor kebun yang berada di PT Cl.

____

"M-mah" panggil Syafira gugup menghampiri ibunya yang tengah duduk di ruang tamu sambil membaca majalah.

"Mah, besok Syafira berangkat ya" ucap Syafira dengan hati-hati, ia takut akan membuat ibunya marah lagi.

"Pergi aja, gak balik juga bagus"jawab wanita paruh baya itu dengan ketus, lalu ia meletakkan majalah itu di atas meja dan beranjak pergi meninggalkan Syafira yang masih berdiri di sana.

"Setidak di inginkan itu aku ya mah?" Batin Syafira bertanya-tanya.

Setelah kepergian ibunya, bergegas menuju kamarnya untuk merekatkan tubuh nya karena esok ia akan melakukan perjalanan yang cukup panjang.

Setibanya di kamar Syafira memilih duduk di depan meja belajarnya, dilihatnya sebuah gambar seorang anak yang tengah menggandeng tangan ayah dan ibunya, dari dulu ia akan selalu menggambar kebersamaan nya bersama ayah dan ibunya walau itu tak pernah tercapai bahkan sekedar memiliki foto keluarga pun ia tak punya.

Syafira menggambil gambar yang berada di meja itu, di pandang nya gambar itu dengan mata yang berkaca-kaca.

"Mah, aku egois ya? Sampai sekarang aku belum ikhlas kalau mamah nikah lagi" batinnya, air mata yang susah payah ia tahan akhirnya tak dapat terbendung.

Sebuah isak kan akhirnya lolos dari bibir Syafira, mati-matian ia menahan diri untuk tidak menangisi hal ini namun ia selalu gagal, terkadang dalam tumbuh kembang seorang anak sangat butuh kasih sayang dari orang tua nya begitu pun dengan Syafira makian bahkan pukulan telah ia rasakan sedari kecil hingga membuat nya seperti wanita murah yang kehausan kasih sayang.

"Aku tak bisa menyalakan mamah dan papah dalam hal ini, sebab papah punya retak begitu pun mamah punya retak. Tapi bagaimana dengan Syafira?" Ucap Syafira dengan lirih sambil menggeleng kan kepalanya, bulir-bulir bening terus mengalir membasahi pipinya.

SYAFIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang