7. Rainy Matsuri

11 0 0
                                    

Hujan turun membasahi Tokyo. Membuat orang-orang yang tadinya berjalan dengan tenang, kini mempercepat langkah mereka untuk mencari tempat berteduh.

Suara air yang bertemu dengan bumi samar terdengar ditengah hiruk pikuk jalanan. Membuat beberapa orang merasa tenang sejenak. Menikmati suasana hujan awal Agustus ini.

Seorang gadis yang sedang berteduh di halte yang cukup sepi itu terdiam. Menatap setiap rintik air yang membasahi bumi. Setelah beberapa saat, Ia menutupi kepalanya dengan hoodie lalu pergi dari halte tadi.

***

Hujan masih mengguyur bumi Tokyo. Namun sepertinya sekumpulan orang disana ingin bermain hujan malam-malam. Membuat seorang yang sedang menikmati waktunya sedikit terganggu.

Mata tajamnya terus menatap perkelahian di depannya dengan tenang. Hingga beberapa orang lain ikut bergabung dalam keributan itu.

Selama beberapa saat Ia menunggu. Lalu perlahan mendekat menuju cahaya, dan berhenti. Kembali menunggu waktu yang bagus untuk menampakkan dirinya.

"Moebius! Jumlahnya seratus orang! Sedangkan Touman hanya empat orang!" ucap seorang laki-laki jangkung dengan tato dosa dan hukuman di punggung tangannya.

Ah, ini waktunya dia menunjukkan eksistensinya. Dirinya berjalan mendekati kerumunan dengan tenang, membuat tidak ada yang menyadari keberadaannya sedikitpun.

"Lima denganku," ucapnya saat sudah berada di belakang orang-orang Touman. Tangannya lalu menurunkan hoodie yang menutupi kepalanya.

"(Name)-san!?" Kedua mata Takemichi melebar saat melihat sosok (Name) disana. Ah, dia lupa kalau tadi sempat menghubungi gadis itu.

"(Name)-chan? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Mikey pada (Name). Ia dan yang lainnya sama-sama terkejut dengan kehadiran gadis itu.

(Name) mendekati keempat laki-laki Touman itu dan menatap datar ke arah Meobius kemudian Pehyan. "Aku sedang berteduh, dan kebetulan melihat keributan disini," balas (Name).

"Kau.. Hanma Shuji?"

Laki-laki dengan tato dosa dan hukuman itu menatap (Name) saat namanya disebut. Ia terdiam, menunggu gadis itu kembali melanjutkan perkataannya.

"Aku sudah dengar beberapa hal tentangmu. Dan aku tak suka dengan itu," sambung (Name) sambil terus menatap Hanma dengan datar.

"Heh, bagaimana caranya gadis kecil sepertimu tau tentangku? Bukankah para gadis biasanya menghabiskan waktu dengan boneka?" tutur Hanma dengan remeh.

"Bagaimana, ya? Sepertinya koneksiku terlalu bagus," balas (Name) dengan nada yang meninggi.

"Anoo.. (Name)-san, apa tidak apa-apa memancingnya seperti itu?" tanya Takemichi dengan ragu-ragu. Ia bisa merasakan kalau Hanma sudah sedikit terpancing oleh (Name).

"Memang itu tujuanku. Lagipula aku membencinya," balas (Name). Matanya lalu menatap Mikey yang sepertinya ingin berbicara. "Apa?"

"Kenapa kau ada disini? Menepi lah, nanti kau terluka," ujar Mikey. Laki-laki itu tak mau (Name) terlibat dengan masalah gengnya, apalagi sampai terluka karna masalah ini.

"Tak perlu mengkhawatirkanku. Dalam medan tempur, rasa khawatir hanya akan membuatmu tak fokus," ucap (Name). Gadis itu lalu mengikat rambutnya agar tak mengganggu saat bertarung.

Mikey menghela napasnya, lalu mengangguk. Ia kembali menatap Hanma dan kerumunan Moebius di hadapan mereka.

"Heh, baiklah," gumam Hanma dengan senyum liciknya. Ia lalu menoleh pada anggotanya. "Jangan bengong kayak sebelumnya, keparat! Karena aku tak selembek Osanai!"

Himawari || Sano Manjiro X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang