6. Maria, Phoenix

10 0 0
                                    

(Name) menatap datar jalanan di depannya. Setelah beberapa hari, akhirnya Ia bisa bermain ke luar rumah. Ia perlu berterimakasih pada Natsu yang meringankan hukumannya. Jika tidak ada Natsu, mungkin sampai bulan depan dirinya akan tetap menjadi tahanan rumah.

Gadis itu lalu berhenti di depan sebuah rumah. Ia melihat ke papan nama keluarga sebelum mengetuk pintu. Setelah merasa benar, akhirnya Ia mengetuk pintu kayu tersebut.

Tak berselang lama, pintu itu terbuka. Menampilkan seorang wanita setengah baya dengan pakaian rapih. Wanita itu tersenyum pada (Name), menyambut ramah tamunya.

"Selamat siang. Bibi, maaf. Apa Hanagaki Takemichi nya ada?" tanya (Name) dengan sopan.

"Temannya Takemichi, ya? Silahkan masuk, dia ada di kamarnya," balas ibu Takemichi dengan lembut. Wanita itu lalu mempersilakan (Name) untuk masuk, lalu mengantarnya ke kamar sang anak.

"Takemichi, ada temanmu," ucap ibu Takemichi dari luar kamar Takemichi. Sesaat kemudian pintu kamar Takemichi terbuka dan menampilkan sosok pemuda itu.

"Eh? (Name)-san?" beo Takemichi yang kaget melihat sosok (Name). Sebenarnya (Name) sudah bilang akan menemuinya, tapi Ia tak menyangka (Name) akan datang secepat ini. Padahal baru 10 menit dirinya membalas pesan gadis itu.

Setelah itu Takemichi mempersilakan (Name) untuk masuk ke kamarnya, dan ibu Takemichi turun ke lantai 1.

"Aku tak menyangka kau akan datang secepat ini, (Name)-san," ucap Takemichi setelah keduanya masuk ke kamar miliknya.

"Kebetulan aku sedang ada urusan di sekitar sini, jadi sekalian saja. Takut-takut aku jadi tahanan rumah lagi," balas (Name). Gadis itu memperhatikan sebuah puzzle yang ada pada meja di hadapannya.

"Apa kau sangat bosan sampai-sampai kau menyusun puzzle sebesar ini?" tanya (Name) sambil melirik Takemichi yang terlihat baru saja hendak mengambil potongan puzzle lagi.

"A-ah, ya, begitulah," balas Takemichi sambil menyengir dengan wajah tanpa dosa.

Tangan (Name) ikut mengambil kepingan-kepingan puzzle itu dan menyusunnya bersama Takemichi. "Jadi, apa yang terjadi? Dan apa rencanamu?" tanya (Name) disela-sela kegiatan mereka.

"Seperti yang kau tau. Jiwaku datang dari masa depan. Di masa depan, aku melihat berita bahwa mantan kekasihku, Hina, dan adiknya, Naoto, meninggal karna kecelakaan yang diduga berkaitan dengan geng Touman dimasa depan," jawab Takemichi. Pemuda itu terdiam sejenak sebelum melanjutkan cerita panjangnya.

"Kemudian, beberapa hari setelahnya aku terjatuh ke rel kereta saat di stasiun. Dan begitu aku membuka mata, tiba-tiba aku kembali ke masa lalu. Setelah sadar aku kembali ke masa lalu, aku menemui Hina. Kami bertemu. Dan, setelahnya aku bertemu Naoto. Kejadiannya sama seperti yang kau lihat," jelas Takemichi.

(Name) melirik sekilas Takemichi, lalu kembali berucap. "Lalu? Setelah malam itu, aku menyelidikimu. Tapi sikapmu sangat berbeda."

"Ah, itu. Saat aku bertemu dengan Naoto, kami bersalaman. Dan tiba-tiba aku sudah ada di masa depan. Setelah aku kembali, aku bertemu Naoto. Dia yang menyelamatkanku. Naoto bercerita, setelah malam pertemuan kami dia bertekad untuk menjadi polisi dan melindungi Hina. Tapi.." Takemichi terdiam. Rasanya sulit untuk mengatakan kelanjutan dari ceritanya.

"Hina.. tetap meninggal?" ucap (Name) menebak kelanjutan dari cerita Takemichi. Pemuda itu mengangguk, membenarkan tebakan gadis di hadapannya.

"Lalu, bagaimana kau bisa kembali kesini?" tanya (Name) lagi.

"Caranya? Naoto bilang, pemicunya adalah saat kami berjabat tangan. Dan, ya, setelah kami berjabat tangan di masa depan, aku kembali kesini," jelas Takemichi. (Name) mengangguk paham. Ia mulai mengerti situasinya sekarang.

Himawari || Sano Manjiro X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang