warn! abaikan jam!
Ini setelah Duri nginep dirumah Fang ( Baca ulang chp 13 karna takut lupa. )Disini chat Duri udah ngga ada yang ngerespon
sebelum akhirnya yang lain keliatan panik karna Duri ngirim chat kaya gini
sisulung ngchat duluan
normal pov;
Kala itu Duri duduk sendirian dihalte. Sebab, seusai jam sekolah Fang meninggalkannya. Bahkan ia harus berangkat sekolah dengan cara berjalan kaki dari rumah Fang pagi tadi. Alasannya karna Fang masih terlihat marah seusai kejadian tumpahan susu.
Duri sampai lupa, kaosnya tertinggal dirumah Fang.
Anak itu sesekali menghela nafas berat. Pun dengan tubuhnya yang menggigil dan beberapa kali terlihat tersentak kala mendengar suara petir.
"Hujannya deres banget. "
Karna tak punya pilihan lain. Duri memilih menghubungi para saudaranya, setidaknya untuk meminta jemputan. Namun, bukan jawaban 'iya' yang Duri terima. Melainkan kekesalan para saudaranya.
Duri tau ia salah. Sang ayah pulang kerumah malam tadi, dan ia malah menginap dirumah Fang karna takut pada sang ayah tapi ternyata menginap dirumah Fang juga bukan pilihan yang terlalu bagus.
"Kalo tau gini, kenapa aku ngga bunuh diri aja ya??. " gumamnya sekali lagi.
Lalu ia menepuk pipinya beberapa kali, merasakan telapak tangannya yang dingin "Duh..aku ngomong apaan sih??.."
Terhitung sepuluh menit berlalu semenjak Duri menghubungi saudaranya, ia akhirnya berpikir mungkin ada baiknya jika ia menunggu hujan reda saja. Namun tak berselang lama Duri merasakan pundaknya ditepuk dari samping. Seorang pria berjaket preman duduk disebelahnya.
"Dek, pinjem uangnya boleh??. "
Duri meneguk ludahnya kasar sebelum menggelengkan kepala dengan hati-hati "Maaf ya, Duri ngga punya uang. Permisi.."
Baru ingin berlari, Duri sudah dihadang oleh 3 preman lainnya yang berbadan besar. Salah satu preman membawa balok kayu yang lumayan ukurannya.
"Ga boleh pelit loh. "
Duri kembali menggelengkan kepalanya dengan cemas. Ia mengambil ancang-ancang untuk berlari. Meski ia tak mempunyai ilmu bela diri setidaknya ia harus lari dan meminta bantuan pada orang lain.
"KEJAR SAMPAI DAPAT!."
Lalu aksi kejar-kejaran pun tak terelakan. Duri berlari secepat yang ia bisa meski dadanya sudah mulai terasa sesak dan nafasnya tersedat.
Tak menghiraukan betapa derasnya hujan, betapa basahnya seluruh tubuhnya Duri tetap menerobos jalanan yang sepi. Langit sudah mulai menggelap, saat itu juga Duri ingin menangis.
"Aku harus kemana..??"
Langkahnya terhenti lengannya bertumpu pada lutut akibat dadanya yang sekarang terasa nyeri.
BUGHT!
Tanpa sadar bahwa keempat preman telat ada dibelakangnya, bahkan dipembawa balok kayu sudah memukul belakang kepalanya dengan keras. Rasa pening tak terelakan. Dengan kesadaran yang semakin menipis Duri kembali berlari sebisanya.
Ditengah larinya ia mengambil ponsel lalu mengirim pesan pada saudara-saudara nya sebelum kemudian ponselnya mati.
Kala itu, Duri benar-benar berharap bahwa ada seseorang yang menolongnya.
Tin!!tin!!
Duri refleks menghentikan langkahnya ketika mendengar suara kelakson mobil dibelakangnya. Ketika ia berbalik, lampu dari mobil tersebut menyorot padanya. Lalu kaca pengemudi diturunkan.
"Duri??."
"Kak Kai.."
Duri kenghembuskan nafas lega, sebelum akhirnya pandangannya menjadi gelap.
BERSAMBUNGGG
Dikit ya??hehehe ini bentaran lagi selesai kokkkkk, jangan lupa voment nyaaa!!
byee semangat selalu sayangkuuu muachhh🌻🌻💖💖💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Looking For Happiness [OG]
Fantasyժׁׅ݊υׁׅꭈׁׅꪱׁׁׁׅׅׅ ɑׁׅ݊ꪀᧁׁׅ꯱tׁׅ֮ ɑׁׅυׁׅ. ✎ᝰ.Sia-sia [ end ] Looking for happiness [ on going ]── .✦ 『ᴅᴀʟᴀᴍ sᴇɴᴅᴜ ᴋᴜ ᴅɪᴀᴍ ᴍᴇᴍʙɪsᴜ. ᴍᴇɴɢʜᴇᴍʙᴜsᴋᴀɴ ɴᴀғᴀs ᴘᴇʟᴀɴ ʏᴀɴɢ sᴀɴɢᴀᴛ ᴍᴇᴍᴜᴀᴋᴀɴ. ᴏᴋsɪɢᴇɴ ᴛᴀɴᴘᴀ ʙᴀᴛᴀs ᴋᴜʜɪʀᴜᴘ ᴋᴇᴍʙᴀʟɪ ᴅᴇɴɢᴀɴ ɢᴀɴᴀs. ᴍᴇᴍᴀsᴜᴋɪ ᴘᴀʀᴜ-ᴘᴀʀᴜ ᴅᴇɴ...