bruk!
Nalisa melempar sapu dan juga pel ke lantai gudang dengan brutal. untung saja sapu dan pel itu tidak patah.
Nalisa berjongkok dilantai, menstabilkan nafasnya. dirinya baru saja menyelesaikan hukuman dari ibu guru galak nan cerewet itu-- ibu Manda guru BK. Bukan main dirinya harus membersihkan lantai koridor kelas-12 dan juga ruangan BK itu sendiri.
Gurunya itu sepertinya benar benar memiliki dendam pribadi padanya, disekolah ini ada cleaning service tapi malah dirinya yang harus membersihkan ruangan luas nan besar itu seorang diri. mana ketambahan koridor yang cukup luas pula. belum lagi masalah menjadi babu itu, rasanya dirinya akan benar benar menangis sekarang.
Mati sajalah dirinya ini.
Nalisa berdiri lalu dengan tak tertebak meninju udara, menendangnya bahkan bergerak lincah menampar kiri dan kanan seolah olah ada seseorang didepannya yang bisa merasakan pukulan itu.
Ngomong ngomong dia membayangkan cowok menyebalkan itu.Entahlah kesialan apalagi selanjutnya yang akan menimpa dirinya.
Berbicara tentang cowok itu, Tadi tasnya diambil alih oleh bu Manda. dirinya bersyukur setengah mati, walaupun guru cerewet itu menuduh dirinya ingin mengambil sesuatu dari tas cowok itu.
sialan memang."pengen nangis tapi air mata gue pemalu, gimana dong" ucapnya tidak jelas.
menarik napas, dirinya kemudian merapikan seragamnya yang terlihat berantakan.
memukul mukul roknya yang terkena debu. kemudian mengambil sisir mini dari saku rok spam-nya, untuk menyisir poninya.
Nalisa dengan poninya itu suatu hal yang tidak bisa dipisahkan. dia selalu merasa percaya diri jika poninya tertata rapi.Bahkan pernah ada seseorang yang menanyakan hal diluar nalar padanya, orang itu bilang--- apa dirinya sudah terlahir dengan poni?-- kan aneh kan? yang benar saja masa dirinya sudah memakai poni sejak bayi.
Yang benar saja.
setelah itu meraih tasnya yang dirinya taruh didepan pintu gudang, mencari parfum yang selalu dia bawa, kemudian menyemprotkan keseluruh badannya. tidak lucu jika dia berbau keringat di pagi hari seperti ini.
Setelah beres dia bergegas pergi, menuju kelasnya dilantai dua.
•••••
"nalisa kemana sih" Alika--teman sebangku nalisa berucap penasaran. ya memang sih temannya itu hobi terlambat, tapi kali ini lumayan lama dari biasanya, bahkan melewatkan dua jam mata pelajaran. Jadi dia sedikit khawatir, takut temannya itu kenapa-napa. walaupun tidak mungkin ada yang ingin menculiknya.
Nalisa kalau diculik, yang rugi penculiknya pikir Alika.
"telat lagi palingan" sahut Jisa. Mereka bertiga memang teman dekat sejak awal masuk sekolah. ketiganya bertemu di mpls waktu itu, kemudian akrab dan beruntungnya mereka sekelas membuat ketiganya semakin dekat.