Athariz menghentikan motornya tepat didepan warung bakso pinggir jalan. Nalisa yang ada dibelakang menatap heran pada cowok itu----walaupun dari belakang hanya helmnya saja yang bisa dia lihat.
Athariz melirik kearah kaca spionnya----menatap gadis yang ada di boncengannya itu melalui spion.
Gadis itu terlihat berkomat-kamit dengan alis yang menyatu. Wajah bulatnya yang memakai helm bertambah bulat saja. Raut kesalnya terlalu terlihat jelas. Athariz menarik sudut bibirnya melihat itu.
"ayo turun!"
"ini kita ngapain berhenti disini?" tanya nalisa.
segala pikiran buruk sudah berkumpul di otak mungilnya sekarang. Walaupun ini cuma warung bakso saja, tapi siapa tahu cowok iblis itu menyuruhnya mencuci piring atau memakan bakso yang sambalnya lebih banyak dibanding kuahnya?aish istighfar-istighfar.
otaknya jadi selalu berpikir yang tidak-tidak akibat takut dikerjai oleh cowok itu.Waspada itu tidak apa-apa kan ya?
"mandi" celetuk Athariz
"lah?"
Athariz berdecak malas
"ya makan lah! lo pikir ini kamar mandi hah!?"Nalisa tersentak----terkejut dengan sahutan penuh emosi yang tiba tiba itu.
"santai aja dong! gue cuma nanya!"
"yaudah buruan turun, gua laper"
"ya terus?"
"pesenin gua bakso, lo yang bayar" ucapnya seenak jidat. lalu mulai melangkah masuk kedalam warung meninggalkan Nalisa yang terbengong-bengong.
"cowok iblis!--bajingan!--tai kucing!" cibir gadis itu. Nalisa mencak mencak sendiri mendengar cowok itu, ingin rasanya mencekik lehernya supaya dia bisa bebas lagi.
Bukan masalah pelit atau apa. tapi sekarang dirinya sedang dalam masa menabung. Pacar-pacarnya sebentar lagi akan konser di Indonesia, jadi dia perlu dana. Suntikan dana dari sang mama tidak cukup. jadi dirinya memilih menabung sisa uang belanjanya.
Tapi cowok itu--- aishhh bajingan pokoknya! cowok menyebalkan titik!
Sudah dirinya yang membayar, dirinya pula yang memesankan. coba lihatlah cowok iblis itu sekarang--- dengan tampang menyebalkan duduk dengan santai sembari bermain ponsel--menghiraukan dirinya yang sedang dilanda kesusahan.
Sudah tahu banyak orang, malah menyuruh dirinya yang imut dan cantik ini mengantri diantara kumpulan ibu-ibu itu. Demi apapun sekarang rasanya dirinya ingin memakan orang.
Setelah berjuang memesan bakso, Nalisa dengan ogah-ogahan berjalan menyusul ke meja tempat cowok iblis itu duduk.
Dengan emosi duduk lalu membanting tasnya diatas meja. biarkan saja cowok itu marah, dia tidak takut sekarang. Soalnya ada banyak orang disini.