Gita

2.1K 83 4
                                    

Seorang gadis membuka mata nya perlahan, mata nya menyipit mencoba membiasakan cahaya yang masuk ke indra penglihatan nya.

Gita terduduk sambil memegangi kepala nya yang terasa pusing, Gita mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruangan.

Gita mengerjap pelan merasa asing dengan kamar yang di dominasi warna abu dan putih itu.

"Gue dimana nih?"

Saat Gita masih mencoba mencerna situasi yang terjadi padanya, pintu kamar tersebut di ketuk lalu pintu terbuka menampilkan perempuan paruh baya yang masih sangat cantik.

"Sayang gimana, udah mendingan?" Perempuan itu bertanya sambil mendekat.

Mengecek suhu tubuhnya lalu mengelus rambutnya dengan sayang.

Siapa perempuan ini? Pikir Gita

Merasa putrinya tidak menjawab pertanyaan nya Naomi menghentikan elusan pada rambut gadis itu.

"Masih pusing ya?" Tanya perempuan itu lagi.

Gita hanya mengangguk karena dia masih bingung dengan apa yang sedang terjadi.

"Yauda bentar mama telpon om bobby" perempuan itu melangkah pergi.

Gita segera bangkit menuju cermin, sesaat Gita terdiam lalu setelah sadar dia memelototkan matanya.

Bagaimana tidak? ini bukanlah wajahnya!

Gita mencoba menyentuh wajah dan lengan nya, dan pantulan di cermin itu mengikuti pergerakan nya.

gita bergegas menuju tumpukan buku yang ada di meja belajar kamar ini lalu segera membuka semua buku yang ada di sana.

gita membeku saat melihat nama yang tertera pada buku pelajaran nya, Gita Alicia calash, salah satu tokoh fiksi yang pernah berada di salah satu novel favorit nya.

Gita terduduk, lalu meremas kepalanya, mencoba mengingat apa yang terjadi kemarin.

Gita memelototkan matanya kala sadar bahwa kemarin ia sekarat!.

Kemarin gita pergi ke acara perayaan perusahaan kakeknya, dan ia memilih datang bersama Dheo, laki laki yang selalu ada untuknya, alih alih pria yang di jodohkan dengan nya.

Dan kekacauan besar pun terjadi, kedua orang tuanya menyeret nya pulang saat itu juga, dirumah gita di pukul habis habisan oleh ayahnya, karena tentu saja kakeknya akan menghukum ayahnya karena membiarkan hal seperti itu terjadi, itu sebabnya ayahnya marah besar.

Seingatnya kepalanya membentur meja kaca yang berada di ruang tamu, lalu setelah itu gelap, gita tidak ingat apapun.

gita segera memegangi kepalanya, dan menghela nafas lega kala tidak mendapati luka apapun di sana.

Namanya yang asli adalah Gita Alicia Magenta gadis introvert, nama depan mereka memang sama perempuan cantik ini di panggil Gita kadang juga ada yang memanggilnya dengan nama tengahnya Alicia.

Memiliki kepribadian yang hampir sama seperti nya tidak akan sulit untuk beradaptasi dengan dirinya yang baru ini.

Gita tidak ingin terlarut dalam pikiran nya tentang kehidupan lama, kini dirinya harus berpikir dulu bagaimana caranya bertahan hidup disini.

Lalu setelah beberapa saat pintu kembali terbuka kali ini dengan beberapa orang di belakang mama nya, ia tidak salah kan?

Naomi ibunya sekarang.

"Ya ampun sayang kenapa di meja belajar sih sini tiduran lagi" Naomi segera menuntun putrinya untuk kembali duduk di ranjang queen size nya.

"Sini biar om periksa" pria dengan setelan dokter kali ini yang berbicara, Gita hanya mengangguk.

"Ada keluhan?" Dokter itu menatap nya.

Gita hanya menggeleng, yang di balas anggukan.

"Dia udah gapapa, cuma harus lebih banyak istirahat aja, cepet sembuh Gita" dokter itu berdiri sesudah merapihkan peralatan nya.

Gita lagi lagi hanya mengangguk menyahuti Bob, yang sepertinya bernama Bobby.

Ibunya pergi mengantarkan om nya keluar, kini pandangan Gita beralih pada beberapa orang yang ada di sana.

Gita mengangkat alisnya seolah bertanya sedang apa mereka disini?.

Pemuda yang duduk di sebelahnya mendengus sambil menyentil dahinya dengan pelan

Gita mengelus dahi nya sambil menatap malas mereka.

Gita sepertinya sudah tau disana siapa saja, karna novel menjelaskan setiap tokohnya dengan rinci jadi mudah untuk dia mengenali mereka semua.

Novel yang dimasuki Gita ini cukup klise dengan cerita tentang protagonis pria yang dingin dan protagonis wanita yang lemah.

Zean frianda dawangsa ialah tokoh protagonis pria, dan Marsha yupilia adalah protagonis wanita

Kalian ada yang berpikir Gita antagonis nya?

Jika iya kalian salah besar, Gita bukan antagonis di cerita ini dia merupakan tokoh figuran yang jarang muncul, hanya beberapa kali itupun hanya untuk menjadi penyemangat protagonis pria, Gita adalah sahabat protagonis pria, mereka bersahabat sejak kecil.

Antagonis disini adalah adik tiri Gita , yaitu Karina, em bagaimana cara Gita menjelaskan nya ya? intinya Karina adalah anak angkat keluarga Calash.

Cerita dimulai saat Karina memasuki SMA yang sama dengan Gita dan Zean, sebenarnya Karina sudah menyukai Zean dari dulu karena Gita selalu membawa Zean ke kediaman Calash, perlahan rasa cinta muncul di diri Karina untuk sahabat sang kakak.

Cerita masih normal dengan Karina yang mendekati Zean dengan halus, sampai keberadaan  Marsha terdeteksi oleh Zean ntah karena apa mereka dekat tapi lama kelamaan mereka semakin dekat.

Membuat Karina meradang dan menjadi antagonis yang kejam dan terkesan murahan.

Cerita berakhir dengan Karina yang di jebloskan ke penjara atas kasus percobaan pembunuhan, dan Gita beserta keluarga yang pergi meninggalkan Indonesia, Gita merasa malu atas sikap karina kepada sahabatnya.

Gita kembali tersadar dari lamunannya saat dahinya kembali mendapat kecupan manis dari jari pemuda yang tak lain dan tak bukan adalah Zean.

"Ngapain si?" kana tentu saja kesal, dahi putih nya pasti memerah sekarang.

"Lo nya rese" gita memutar bola matanya malas mendengar jawaban dari pria di sampingnya ini.

"Lo pada mending balik, gue pen istirahat" gita berkata dengan malas.

"Parah banget si git gua baru juga sampe masa di usir, mana belom dikasih sesajen lagi" Oniel menggerutu tidak terima di usir sang sahabat, masalahnya dia belom dikasih sesajen alias suguhan.

"Kalo mau cari makanan ke bawah bukan disini, sono pergi gue ngantuk" gita merebahkan kepalanya di bantu zean, yang lain bergegas keluar untuk merampok makanan dan camilan yang ada di kediaman Calash.

"Tidur" Gita hanya mendengus mendengar nya, sudah jelas dia akan tidur masih harus berkata seperti itu memang? tidak berguna.

Elusan di rambutnya membuat gita nyaman hingga cepat terlelap kedalam mimpi, zean tetap mengelus rambut gita walau sudah mendengar nafas teratur nya.

Zean memperhatikan wajah damai Gita lalu mengelus dahi gita yang sedikit memerah akibat nya, Zean terkekeh lalu membetulkan posisi selimut Gita dan berlalu keluar.


end atau lanjut silahkan comment..

GitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang