Gita 16

411 57 5
                                    

Dan benar saja, saat istirahat Zean dan teman temannya datang ke kelasnya.

"Kantin" Gita bangkit dari bangkunya, diikuti ketiga temannya.

"Kiw kiw, ibu boss" bukankah Lucas dan Daniel melihatnya dengan Geo? dan jangan lupakan bahwa Gita berbicara itu kekasihnya, apa mereka tidak ingat? Gita hanya tertawa kecil membalas nya.

Saat di lorong mereka berpapasan dengan Marsha, yang membawa banyak buku.

"Luc, bantuin" Gita cukup terkejut mendengar Zean berbicara seperti itu, harusnya Zean kan yang membantunya?

"Lah jadi gua bos? Ogah ah"

"Luc" mendapat tatapan datar dan suara rendah Zean, mau tak mau Lucas berjalan ke arah Marsha yang kesusahan.

Tanpa banyak bicara Lucas mengambil semua buku yang ada di tangan Marsha dan berlalu begitu saja.

Gita masih terdiam menatap kepergian Lucas dan Marsha.

"Hei? Ayo ke kantin" Gita mengangguk dan berjalan dengan Zean, diikuti yang lain.

Mereka kini di kantin, dan duduk di bangku pojok yang memang menjadi tahta nya Zean.

"Mau makan apa Git?"

"Samain aja Zee" sekali lagi Gita mengerutkan keningnya, biasanya Zean akan menyuruh bukan jalan sendiri untuk membeli pesanan mereka.

"Lah kita ga di pesenin?" Mereka menatap Aran aneh.

"Lo mau pak bos beliin kita makan?" aran yang tersadar langsung menyengir lebar.

"Hehe kaga lah gila lo Del"

"Nah Luc, pesenin" melihat Lucas datang Oniel dengan semangat segera menyuruh nya.

"Dih, baru nyampe gue, pesen sendiri jing"

"Gua aja, lo mau apa" Oniel segera menatap Adel berbinar.

"Mie ayam ya, minum nya jus" Adelio mengangguk dan segera berlalu.

"Lah Kampret, si Onie doang?" Olla yang sudah siap menyebutkan pesanan nya tentu saja emosi saat melihat Adel berlalu begitu saja.

"Lo mau apa?" Daniel sepertinya mengajukan diri.

"Baso yang pedes, minum nya es jeruk"

"Indah, lo apa?"

"Eh, samain aja sama Olla tapi punya gua jangan pedes ya Dan" Daniel mengangguk dan berlalu.

"WAHHH, PARA MANUSIA SIALAN"
"Gada yang niat pesenin gue?!" Tatapan semua orang di kantin tentu saja langsung tertuju pada Lucas yang berteriak tidak terima.

"Berisik" Melihat kedatangan Zean, lucas segera berlalu untuk memesan, takut kena amuk.

"Nih Git"

"Makasih" Gita memakan baso nya dengan anteng tidak terganggu apapun, berbeda dengan Zean yang terganggu melihat beberapa rambut terus berjatuhan menutupi wajah Gita.

Zean mengambil ikat rambut dari saku celananya, lalu mengikat rambut Gita yang sedang makan, berbeda dengan semua orang yang menjerit histeris, Gita justru tetap memakan basonya, bukan apa apa Zean memang seperti ini, dia membawa ikat rambut kemana mana untuk jaga jaga jika Gita lupa, dan untuk mengikat rambut Gita seperti saat ini.

"Makasih" Gita tersenyum tipis pada Zean, yang di balas elusan di rambutnya.

"Sana lanjutin" sedari tadi teman teman Gita hanya menatap mereka dengan datar, sudah biasa.

"Nih" Oniel segera menarik mangkuk yang di bawa Adel mendekat padanya, dan tiba tiba saja Adel duduk di sebelahnya, padahal tadi di depannya.

"Tengkyuu perimuachhh" Oniel tertawa sampai matanya menjadi hanya segaris saja, membuat Adel mendengus dan mengusak rambut Oniel.

GitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang