Gita 3

672 55 0
                                    

"Quel di tempat kak Gita" segera Muthia menjawab pertanyaan papi nya.

Sinko menatap Naomi .

"Karina ikut papi" Sinko mengangguk menjawab karina.

"Quel sama Karin lanjut di sekolah Gita sama Feno" semua terkejut mendengar keputusan Sinko, bagaimana tidak quel dan karin di satu sekolah?.

Sepertinya sekolah itu akan hancur.

Lagipula Quel dan karin tidak pernah satu sekolah dari awal kedatangan karin, ya bagaimana tidak? Quel sangat membenci gadis itu.

"Ga!, Aku ga mau satu sekolah sama anak itu!"

"Yasudah kamu cari sekolah lain, karina akan tetap di sekolah Gita" quelna memandang terkejut ke arah Sinko, segitu nya kah sinko menyayangi karina?

Naomi merasa suasana memanas segera mengelus rambut quelna agar lebih tenang.

Quelna menepis tangan naomi lalu mengangguk.

"Terserah, lagian juga percuma kan debat sama papi? Ujung ujung nya juga belain anak pungut itu!"

"Riquelna!" Sinko sepertinya semakin hilang kesabaran mendengar kata terakhir dari Quelna.

"Emang gitu kan? Kapan papi belain aku ketimbang anak itu?"

"Dasar benalu!" Quelna segera berlalu menuju kamarnya, rasanya menyesakkan.

Apa kata teman teman nya nanti dia satu sekolah dengan anak pungut itu?.

"Riquelna Muthia!!" Quelna tetap berlalu enggan menghentikan langkahnya walau mendengar ucapan ayahnya itu.

Jinan bangkit terlebih dahulu, lalu berdiri di hadapan Gita ia menarik lengan Gita untuk segera naik ke atas, karena suasana nya terasa berubah.

Jinan tidak ingin Gita kembali sakit nantinya.

gita memasuki kamarnya lalu merebahkan dirinya di kasur queen size nya.

Cerita belum dimulai, Gita masih ada kesempatan untuk memilih jalan apa yang akan dia ambil.

Zean, pria itu idaman nya, dingin pada orang lain namun hangat pada orang terdekat, tampan dan perhatian.

Protagonis pria memang sempurna.

Tetapi apa mungkin? Apakah tidak terlalu beresiko nantinya? Jika Gita merubah alur apakah yang akan terjadi? Akankah ia tetap hidup?.

Gita tidak ingin mati, lagi.

Gita menghela nafas lalu segera memposisikan dirinya untuk tidur, karena matanya terasa sangat mengantuk.

Pagi ini gita terbangun pukul 6, lalu segera beranjak menuju kamar mandi.

Sesudah selesai Gita segera memakai seragam yang nampak sangat cocok di tubuhnya.

gita memakai bedak dan liptik, lalu menyisir rambutnya, sesudah rapih gita beranjak menuju meja belajar untuk merapikan buku yang akan di bawa nya.

Gita mencari ponselnya, ia benar benar tidak tahu benda itu berada dimana, pasalnya bukan ia yang menyimpannya, tetapi tubuh yang asli, kan?

Sesudah cukup lama mencari, ponsel belum juga di temukan, gita mendengus dimana pemilik tubuh ini menyimpan ponsel itu?.

Gita duduk di kasurnya lalu memindai keseluruh kamar untuk mencari kemungkinan dimana ponselnya berada.

Gita bangkit menuju sofa lalu segera melepaskan seluruh bantal sofa dan benar saja ponsel mahalnya terselip disana.

Gita segera turun setelah melihat jam sudah menunjukkan pukul 06.45, ia meninggalkan kamarnya yang hancur begitu saja.

GitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang