***
Bily menenggelam kan wajahnya di bantal, sangat malu. Setelah mengetahui dari Azrean sebenarnya mobilnya tidak dicolong, tapi sedari awal memang mobilnya ada di bagasi rumah.Sejak pulang sekolah Bily langsung ke kamarnya berbaring di kasur dengan selimut menutupi seluruh tubuh dan wajahnya ia tenggelamkan pada bantal.
"Bily ... ayo turun makan malam." Azrean duduk di tepi kasur, mencoba melepaskan bantal yang menutupi istrinya ini.
Karna Azrean dan Bily sudah menikah, mereka jadi tinggal bersama di rumah Javier. Tadinya mereka ingin tinggal berdua saja di apartment, tapi tidak boleh.
"Gakk mau! Aku masih malu." Suara Bily kecil karna tertutup bantal.
Azrean menghela nafas. "Makanya lain kali di ingetin lagi, jangan langsung buat keributan sampe manggil semua orang di sekolah. Berlebihan."
'Manggil semua orang di sekolah' Bily tambah memerah malu mengingat apa yang diperbuatnya di sekolah.
"I-ini semua salah Azre!" Pekiknya tertahan bantal.
Azrean mengeryit. "Salah gue?"
"Ya! Azre gak ngasih taunya lebih cepet, Bily udah manggil semua orang dan Azre baru ngasih taunya abis itu! Jadi ini salah Azre!"
Azrean gemas sekali dengan istrinya ini, padahal siapa tadi pagi yang sudah menolaknya ketika ia sudah mengajaknya ke sekolah bareng dan Bily malah menyalahkannya sekarang.
"Bily ... gue kan juga baru tau pas lo ngundang semua orang kelapangan."
"Dan, dari pada manggil semua orang di sekolah. Mening harusnya lo nanya dulu ke gue." Lanjut Azrea berbicara pelan, agar Bily mengerti.
Bily membuang bantal yang menutupi wajahnya, matanya memerah berkaca-kaca. "Azre! Kamu nyalahin Bily?!"
Tangan Azrean mendekat ke wajah Bily, ingin menghapus air matanya di pipi. "Gue gak nyalahin lo."
Plak! Bily menepis tangan Azrean. "Sekarang gimanaaa? Aku maluu berangkat sekolah, apa lagi nanti guru-guru semua ngetawain aku ...."
"Makanya lain kali berangkat sekolah sama gue teruss, ngerti?"
Dengan hidungnya memerah karna menangis, Bily menggelengkan kepalanya.
"Aku mau berenti sekolah aja! Aku malu nanti kalo ketemu mereka pasti mereka ketawain aku masalah mobil itu."
Azrean menarik Bily ke pangkuannya meski Bily mencoba menjauh tapi Azrean menahannya.
Saat ini Bily dipangku Azrean saling menghadap.
"Mau berenti sekolah?" Azrean menatap wajah imut Bily yang memerah karna menangis.
"Ya!" Bily mengangguk beberapa kali.
"Cuman karna malu sampe pengen berenti sekolah, hm?"
"Ini bukan masalah malu doang, Azre! Tapi ini menyangkut harga diri
aku!" Bily menepuk dadanya dengan wajah serius.Meski memasang wajah serius, tapi itu tetap lucu di mata Azrean, lihat saja pipi, mata, hidung semuanya memerah karna habis menangis.
Azrean berdiri, menggendong Bily ala Koala, berjalan keluar rumah.
"Kita mau kemana, Azre?" Bily tidak mengerti, padahal mereka sedang bicara serius tadi.
Azrean menaruh Bily di jok belakang motor. Ia menyalakan motornya keluar dari perkarangan rumah.
Bily memeluk pinggang Azrean dengan perasaan bingung, Azrean tidak menjawab pertanyaanya "apa Azrean marah?" itu pikirnya.
Motor itu berenti. Azrean menggandeng tangan Bily menuju kolong jembatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyslove Oneshoot [Dys]
Short StoryCuman cerita-cerita pendek tentang BL (Boyslove)