Chapter 1

11 1 4
                                    

Di first chapter ini tolong maklumi aku emang beginner.

Kalo ada typo atau kalimat yang kurang jelas, tolong maaf kan. Aku masih belajar nulis kaks

Selamat baca.

Biasa nya Seth di jam segini duduk diam dengerin ocehan para client nya. Tapi untuk sekali ini dia memutus kan libur beberapa hari.

Untuk kata 'beberapa' sudah termasuk banyak bagi nya. Ya karna menurut nya sebagai CEO itu nggak boleh banyak libur. Ntar client nya marah lagi. Nanti cuan nya gak dateng dateng lagi.

Seperti biasa, dia memesan kopi kesukaan nya di salah satu toko di dekat rumah. Sambil menunggu minum nya di antar ke meja, dia mulai meng-scroll akun sosial media milik nya.

Tiba-tiba saja ada telpon dari client nya. "Sumpah ni client kangen banget kali ya sama gw." bibir nya langsung manyun.

Setidak nya kopi yang dia pesan sudah jadi. Dengan muka malas-malasan, Seth memutuskan untunk pulang ke rumah saja.

Sambil memengang kopi di tangan nya, dia berjalan keluar setelah membayar kopi tersebut. Jalanan gak terlalu macet, tapi bisa di bilang ramai.

Seth yang emang anak nya gak tau masalah malah jalan sambil fokus ke handphone milik nya. Saat berjalan, dia tidak sengaja menabrak seseorang di depan nya, yang membuat kopi nya jatuh terkena baju orang tersebut.

"No! kopi!"

"Dek, hati-hati dong jalan nya." saat Seth melihat ke arah suara itu, mata nya langsung menatap seragam yang orang itu pakai.

"Dak, Dek, Dak, Dek. Yang sopan dong sama yang lebih tua." jawab nya dengan kesal. Seth kan 25 tahun, masa iya di panggil adek sama anak SMA. Iya si dia tinggi nya cuma 170cm, jadi jelas di katain mirip anak SMA.

"Lah, emang tuaan lu?" orang itu bertanya.

"Siapa nama lu? Gw tandain lu. Gw kasih makan titid lu ke kucing gw." dengan kesal nya Seth menjawab.

"Lu duluan yang nabrak."

"Lu yang ngalangin." mata Seth yang tadi nya melihat ke arah mata orang tersebut kembali fokus ke seragam nya. Tepat nya di bagian nama siswa. "Oh, Lucius? tumben nama bagus muka angus."

"Yang penting tinggi ke atas." Lucius menjawab. Mentang-mentang 180cm.

"Maksud lo apa?!"

"Gak ada maksud." jawab nya males-malesan. "Dah ah, telat gw yang ada. Guru gw serem. Kayak kuntilanak lahiran semarang." katanya sebelum pergi menyeberang jalan raya.

"Setan. Kopi 30 rebu gw ilang dah." Seth menghelai nafas. Padahal tadi seharusnya dia minta ganti rugi aja.

POV Lucius

Sesampai nya di sekolah, pasti dia gak langsung ke kelas. Harus ketemu bestie nya, pak Asep, satpam sekolah.

"Pak! Met pagi. Maaf loh gak bawain kopi buat bapak." Lucius langsung ngibrit saat melihat pak Asep.

"Ya, gapapa. Lagian saya sudah minum kok tadi." jawab nya.

"Pak tau gak pak." Lucius duduk di bangku dekat pagar sekolah. Mumpung belom bel ajak gibah dulu.

Cuma KenalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang