Chapter 7

5 0 0
                                    

selamat baca

"Seth, besok anter gw ke sekolah yaa." Senyum Lucius.

"Nggak usah manja." Jawab Seth, dari suara, muka, sampe body-langguange udah keliatan banget kalo dia kesel.

"Oh, yaudah." Senyuman Lucius malah melebar. Emang nggak peka. "Nanti aku tidur di kamar pisah kan? Nah, aku suka nggak bisa tidur, jadi kalo aku tiba-tiba ke kamar kamu jangan kaget ya?"

"Jijik. Nggak usah aku-kamuan deh." Omel Seth sambil mengunyah makan siang nya.

Salah satu alis Lucius menaik, dia masih belum ngerti kenapa Seth ngomel-ngomel. "Yaudah deh. Tapi nanti kalo ada tugas bantu jawab ya."

"Jangan manja. Udah gede lu."

Pas ngeliat muka kesel Seth, baru Lucius peka. Emang sih, otak nya masih error dikit, tapi yang penting dia peka. "...oh, oke..." Jawab nya, mata nya fokus ke Seth beberapa menit sebelum mengganti fokus nya ke makan siang.

Setelah makan siang, biasa nya Seth nggak makan malam, paling nyemil. Maklum, Chef ny udah di suruh pulang tiap jam 7, Seth juga kadang males masak kadang rajin. Untung dia lagi rajin-rajin nya hari ini.

"Ngapain ya.." Bengong Lucius sambil menatap tembok kamar yang dia tiduri malam ini. Dia nggak begitu tau gimana cara nya bikin mood orang stabil lagi. "..masakin mau nggak dia? Tapi kalo dapur nya kebakaran gimana?"

Setelah lama berpikir, akhirnya Lucius memutuskan untuk masakin aja. Kebetulan udah jam 4 sore, makan malam biasa nya jam 7. Jadi dia masih punya banyak waktu buat masak.

Tapi Lucius mau jadiin suprise buat Seth, makanya dia minta pembantu Seth untuk mengalihkan perhatian nya sembari Lucius masak.

"Mas, sama saya aja masak nya." Teriak pembantu itu sambil mencoba mengikuti Seth yang turun tangga.

"Nggak usah, mba. Saya bisa masak kok." Jawab nya sambil berjalan mendekati dapur. Mata nya terbuka lebar kebingungan saat melihat Lucius memasak. "Ngapain lu?"

Badan Lucius tersentak saat mendengar suara Seth, dia baru sadar kalo Seth kedapur. "Ah.. anu.. eh.. masak"

"Lu masih kecil bego, ntar rumah gw kebakar gw yang susah. Dah lu diem aja." Kali ini Seth yang tadi bilang Lucius udah gede ganti jadi Lucius masih kecil. Sesuai kalimat omelan nya bukan?

"Hehe.. telat. Gw udah bikin banyak buat lu." Senyum tengil Lucius muncul sembari dia menggaruk leher nya.

Seth bengong sebentar sambil memproses informasi yang dia dapat kan langsung dari orang yang dia lagi ngambekin. "NGGAK SOPAN PAKE-PAKE DAPUR ORANG TANPA IZIN." Omel Seth sambil menendang kaki Lucius. Hampir saja kena aw aw nya.

"SETH, SAKIT OI."

"BIARIN." Jawab Seth sambil memukuli pundak Lucius. Ini lebih ke balas dendam soal tadi siang di kamar Seth sih. "HIDUP KURANG KERJAAN BANGET SIH LU."

"AMPUN SETHHHH.." Mohon Lucius sambil mencoba menangkis pukulan Seth. Seth mukul nya nggak keras-keras banget, Lucius nya aja yang lebay.

"Minta izin lain kali lu. Ngeselin banget sih." Gumam Seth setelah dia berhenti memukuli pundak Lucius.

"Aw.. ih, ntar pijitin gw ya. Sakit bet lu mukul. Kayak gw penjahat aja." Keluh Lucius, ya walau 90% dari kata-katanya cuma alesan biar Seth mengang badan nya. Cabul emang.

"Serah lu. Yang penting minta maaf dulu."

"Iya deh iya. Gw minta maaf." Manyun Lucius. Sedangkan pembantu Seth tadi cuma liatin mereka doang tanpa ekspresi. "Pijitin ya?"

"Ya."

"Makasih, sayang." Senyum Lucius.

"Serius deh gw tendang titid lu ampe meledak ntar."

"Ih, atut." Ucap Lucius. "Oh, ya. Kan udah gw masakin, cobain deh." Senyum Lucius.

"Nggak laper." Jawab Seth sambil berjalan menuju Sofa

"Oh, yaudah." Senyum Lucius langsung menghilang.

"Udah mas, gapapa. Saya tau kok betapa sakit hati mas pas di tolak." Ucap pembantu Seth atau mba Sri.

"Iya, mba. Dingin banget lagi, udah kayak kutub selatan."

"Kutub utara, mas."

"Emang kata siapa gw nggak mau?" Tanya Seth yang sekarang sedang duduk di atas sofa.

"Kan tadi lu bilang nggak laper."

"Tapi gw mau."

"BENERAN?" Muka Lucius seketika langsung terlihat happy.

"Iya. Cepetan." Seth yang melihat senyuman Lucius ikut tersenyum sedikit.

"Yah, dia nggak gitu sama saya." Gumam mba Sri.

"Sabar, mba." Ucap kedua nya.

-----------------------------------------------------------

entah lh ini chapt ter aneh menurut ku

maap y klo kurang nyambung ges

Cuma KenalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang