selamat baca"Galauin siapa lu?"
"Hah?" Lucius yang tadi nya bengong menengok ke arah suara. Ternyata temen nya Reno. "Oh, gak. Gak galauin siapa-siapa."
"Halah, boong banget. Kenapa? Ketauan selingkuh lagi sama doi?"
"Tobrut, Luci..." Leon tiba-tiba bilang. Ceplosan nya malah bikin kedua nya nengok. "Tobat brutal maksudnya."
"Si Dira gw sengaja hindarin dulu. Lagi males. Caca juga, gw lagi gak mau bucin-bucin gak jelas."
"Selena?" Tanya Reno.
"Udah putus kemaren."
"Buset, lu punya cewek atau ternak? Banyak banget." Leon menatap Lucius dengan aneh. Dia aja jomblo mulu padahal udah effort, lah si Lucius gak ada niat aja banyak cewek nya.
"Iya." Jawab Lucius dengan pendek sambil lanjut bengong.
"Kalo ada masalah, cerita. Bukan bengong, Luci." Reno tiba-tiba merangkul pundak Lucius.
"Tau. Kesedihan harus di rasakan bersama." Leon ikut-ikutan merangkul pundak Lucius.
"Lu berdua kenapa sih? Gw gak ada masalah."
"Lah terus itu kenapa?" Tanya Leon.
"Kalo anggap seseorang cantik itu berarti suka bukan? Atau mungkin anggap mereka lucu?"
"Ih, ayang aku suka siapa nih?" Tanya Reno sambil menaik-turun kan alis nya.
"Jawab dulu. Baru gw kasih tau."
"Menurut gw sih, iya." Jawab Leon.
"Gak sih, kan bisa aja kita hanya mengagumi." Balas Reno. "Kecuali lu ngerasa cemburu atau baper gitu loch."
"Oh, berarti gw suka." Gumam Lucius.
"HEH, KASIH TAU GAK?" Suara Reno yang tadi nya di cempreng-cemprengin buat ngegoda Lucius malah berubah jadi lakik.
"Pemilik perusahaan tempat kerja bapak lu." Ucap Lucius dengan santai sambil melihat ke arah Reno.
"...PAK SETH???? KOK LU MAU SIH SAMA OM-OM?" Tanya Reno yang jiwa penasaran nya sudah sampe puncak everest.
"Pantat nya chubby dan gemoy." Ceplos si Lucius. "Abis itu.. Muka nya tuh sangat-sangat clearskin gitu."
"Dia kan cowok. Lu juga cowok. KELAINAN YA."
"Enak aja. Muka nya mirip cewek. Makanya gw suka."
"Tapi kan dia punya pedang." Ceplos Leon yang baru berbicara sekali.
"Gw suka kok main pedang-pedangan. Tapi gak mungkin juga ya. Masa gw cuma kenal udah langsung naksir?"
"Lu nya yang aneh sih." Kata Reno sambil menyenggol Lucius. "Cobain dulu aja, Lus. Siapa tau enak."
"Astaga." Gumam Leon. "Top nya yang lebih tua dong."
"Lebih cocok Si El."
"El?" Tanya Lucius.
"Inisial lu L. Biar lu gak dianggap aneh sama yang lain, mending pake codename aja."
"Seth nya berarti S ya?" Tanya Leon.
"T aja." Lucius diam sebentar sebelum kembali berbicara, "T untuk panTat nya yang sangat-sangat wow."
"STOP NGOMONGIN PANTAT, BABI." Teriak Leon sambil memasang muka jijik. Lucius memang agak laen.
"Oke."
Setelah pulang sekolah, bukannya langsung pulang ke rumah malah main ke rumah nya Seth. "SETH, MAEN Y-"
Belum juga nyelesain satu kata si Seth neriakin Lucius. "BERISIK GOBLOK." Seth teriak dari jendala kamar nya.
"Open the door, Rapunzel."
"ELSA BEGO." Walau mereka tereak-tereakan, satpam yang jagain gak berani tuh negor si Seth. Mungkin keliatan dari muka nya emang kayak bapak-bapak yang suka ngomel.
"Yaudah, buka pintu nya dong, princess."
"Buka aja sih, orang rumah udah pada kenal sama lu juga."
"Oh, oke." Tanpa pikir panjang, Lucius langsung buka pintu nya. "SETH, LU DIMANA??"
"BERISIK TOLOL." Teriak Seth dari kamar nya.
"Saya ke atas ya, teh." Senyum Lucius ke pembantu Seth.
"Silahkan, mas. Kayak nya tuan emang lagi butuh teman."
Lucius hanya mengangguk sebelum lari menuju tangga. Pintu aja lupa dia tutup dulu. "Seth! Mau ngg-"
Lagi-lagi omongan Lucius di hentikan oleh Seth yang melempar bantal tepat pada muka Lucius. "Lu kalo nyariin gw jangan begitu napa. Berisik."
"Aduh.. ya maaf.." Gumam Lucius sambil mengusap hidung nya yang sedikit nyeri saat terkenal bantal tadi.
"Lu mau ngomong apaan?"
"Gapapa. Kangen doang."
"Najis. Baru beberapa hari lalu lu kesini."
"Emang gw gak boleh kangen, om?" Tanya Lucius sambil duduk di samping Seth di atas kasur.
"Jangan manggil gw om. Gw masih muda."
"Iya, princess." Goda Lucius. "Lu kenapa?"
"Kenapa apaan?"
"Tadi kata pembantu lu, lu lagi butuh temen?"
"Gak tuh."
Lucius menatap Seth beberapa menit sebelum bertanya, "Gw penasaran."
"Apa?"
"Lu kayak nya huggable banget ya."
"Gak juga."
"Mau coba." Senyum Lucius, yah, walau di pikiran nya dia mau yang lain.
"Gak. Lu bau."
"Nggak kok. Ayo. Plis lah. Sekali aja. Yah? Yah? Boleh kan?"
"Nggak."
"Lu mah gitu." Manyun Lucius. Nah kan ngambek.
"Gw gak suka di peluk."
"Ngewe mau?"
-----------------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuma Kenal
RandomBeberapa hari ini Seth stress sama modus kerjaan nya. Niat libur biar otak refresh, malah makin gila ketemu Lucius. Kalo kata mereka si 'cuma kenal doang'. Tapi bukti nya? Rumah satu sama lain di jadiin tempat ngungsi VIP. ...