~2~

1 0 0
                                    

⚜️⚜️⚜️⚜️⚜️

Suara ketukan pintu mengambil atensi Eylena. Dengan sigap gadis itu menutupi line-nya dengan aksesoris rambut. Setelah tidak ada line yang terlihat gadis itu berkata, "siapa?"

"Saya Cena, nona," ucap lelaki di sebalik pintu. Cena adalah tabib keluarga Duke Archer.

"Masuklah!" Ucap Eylena memberikan izin Cena untuk memasuki kamarnya.

Cena membuka pintu kamar Eylena lalu  masuk ke dalam. Tampak lelaki dewasa dengan asistennya membawa tas perawatan yang biasa dibawanya. Eylena menyuruh mereka berdua untuk duduk di sofa yang ada di samping kanan pintu. Tanpa berbasa-basi Langsung saja Eylena bertanya, "gerangan apa yang membuat Tuan Cena kemari?"

Tuan Cena memperbaiki kaca matanya, lalu menjawab, "begitu mendengar nona sudah sadar, tuan Duke memerintahkan saya untuk memeriksa keadaan nona."

Eylena mengangguk paham. Pemeriksaan dilakukan Tuan Cena dengan baik sembari memborbardir Eylena dengan beberapa pertanyaan khas dokter.

"Nona pingsan karena kelelahan serta kekurangan nutrisi. Saya sarankan jangan diet yang terlalu ekstrim sebab nona masih berada di usia pertumbuhan. Setidaknya tambahkan sedikit lebih banyak porsi makanan nona, dan jangan memilih-milih makanan," ceramah Tuan Cena. Eylena memutar matanya malas, seharusnya tabib itu mengatakan ini pada kepala pelayan dan Duke Archer sebab mereka yang mengatur semuanya. Ini dilakukan supaya tubuh putrinya tetap menjadi tubuh yang ideal.

"Karna tugas saya sudah selesai, saya pamit undur diri nona," ucap Cena setelah setelah selesai membereskan barangnya. Tabib dan asisten tabib membungkuk hormat pada Eylena dan pergi.

Eylena memutar otak memikirkan dari mana ia harus memulai. Gadis itu harus menjadi penerus Duke Archer karena itu dibebankan untuknya. Hal sesederhana itu menjadi begitu rumit di zaman ini. Pemimpin wanita seperti hal yang tabu.

"Pertama-tama aku harus menunjukkan nilai ku pada dunia," gumam Eylena. Dengan pengalaman Eylena di kehidupan keduanya akan membantunya.

Gadis itu berpikir, jika ia mengatakan niatnya pada ayahnya untuk berbisnis pasti pria itu akan menentang tanpa pikir panjang. Karena pria itu takut putrinya dianggap aneh dan itu membuatnya tidak laku di pasar pernikahan.

Selama Eylena menyembunyikan Gold Line nya, hidupnya akan terus aman. Sebelum membangun kerajaan bisnisnya, gadis itu harus mengumpulkan modal terlebih dahulu.

"Lihat berapa yang aku punya," monolog Eylena sembari membuka brankasnya. Lady itu sedikit kecewa, uang yang ia punya hanya sebesar 100 gold. Tak berputus asa, Eylena pergi mencari seberapa banyak perhiasan yang ia punya. Eylena sangat beruntung Duke Archer selalu menfasilitasi dirinya dengan loyal supaya ia selalu tampil menawan dan glamor di situasi apa pun, walaupun bertujuan supaya gadis itu menjadi incaran para bangsawan kaya maupun yang berkedudukan tinggi.

"Kira-kira semua ini jika dijual berapa hasilnya, ya?" Gumam Eylena sembari memilah aksesoris yang akan dijual. Eylena memilih beberapa perhiasan dan aksesoris yang sederhana, elegan, dan simpel untuknya.

Setelah selesai dengan aksesoris dan perhiasan, Eylena berpikir mungkin saja penghasilan dari penjualan perhiasannya tidak akan cukup. Eylena pergi ke ruangan khusus bajunya. Eylena mulai mengobrak-abrik seluruh isinya. Gadis itu memilah gaun yang tidak lagi sesuai dengan seleranya. Dari seratus persen koleksi pakaiannya, hanya sepuluh persen yang sesuai dengan selera Elena. Ya, Elena.

Elena atau Eylena yang sudah terbiasa dengan kehidupan modern tentu saja lebih hal yang elegan dan simpel. Desain pakaian yang condong ribet dan tidak nyaman dipakai khas kehidupan pertamanya ini tentu tidak lagi menarik bagi Eylena yang sudah pernah hidup di zaman modern yang selalu mementingkan kenyamanan.

Suara ketukan pintu terdengar mengalihkan atensi Eylena yang tengah duduk karena kelelahan. Eylena mempersilahkan sang pengetuk pintu untuk masuk. Dara masuk dengan membawa teh dan camilan siang untuk Eylena.

Gadis pelayan itu salah fokus dengan keadaan kamar nona nya yang berantakan. Ini sangat bertolak belakang dengan Nona nya yang biasanya menyukai kerapian. Tidak sengaja melengah ke arah ruang pakaian Eylena yang menampilkan setumpuk pakaian yang membuat gunung gaun yang sangat tinggi.

Berusaha menahan tapi tidak bisa ia lakukan. Empat siku muncul di dahi Dara. Gadis pelayan itu tanpa berbasa-basi lagi, ia bertanya, "kenapa kamar nona sangat berantakan?"

"Aku hanya memilah barang-barang ku," jawab Eylena santai. Nona muda itu menyeruput tehnya dan memakan camilan dengan tenang tanpa mengetahui ada kobaran api yang terbakar dari seseorang disampingnya.

"Untuk apa nona melakukan itu?" Tanya Dara sekali lagi.

"Untuk aku jual."

"Kenapa nona ingin menjualnya?" Sungguh pelayan ini cerewet sekali. Eylena rasanya ingin menyumbat mulut pelayannya itu.

"Cuan," jawab Eylena acuh.

Dara kebingungan, ia menelengkan kepalanya mendengar kata yang baru kali ini didengarnya, gadis itu mem beo, "cuan?"

"Aku ingin mendapatkan uang," jelas Eylena yang semakin membuat Dara bingung. Dara berpikir untuk apa lady yang dilayaninya bersusah payah untuk menjual barang-barangnya hanya untuk sejumlah uang padahal apapun yang dimintanya pasti akan dikabulkan tuan Duke.

Dara membuka mulutnya untuk bertanya tapi keburu dihentikan Eylena. Eylena berkata, "panggil pelayan lain untuk membereskan itu."

Dara mengangguk mengerti lalu pergi ke luar lalu menjalankan perintah Eylena. Sembari menunggu para pelayan datang, dengan cepat Eylena menyimpan kotak perhiasannya di tempat yang aman. Selain Dara, tidak ada pelayan yang dipercaya oleh Eylena.

Di kehidupan pertamanya, hanya Dara lah satu-satunya pelayan yang setia padanya dan bisa dipercaya. Gadis itu cerewet dan bawel tapi ia adalah orang yang murni. Sayangnya, Dara berhenti bekerja karena gadis itu dijual oleh orang tuanya sebagai selir kelima seorang tua bangka yang kaya. Eylena tidak pernah mendengar kabar Dara setelah itu. Setiap pelayan yang menggantikan posisi Dara sebagai pelayan pribadinya selalu tidak dapat dipercaya. Sadar atau tidak sadar, Eylena tau perhiasannya sedikit demi sedikit banyak yang hilang.

Dulu mungkin Eylena tidak memedulikan itu, karena perhiasan masih bisa ia beli lain kali dan miliknya juga sangat banyak. Jadi ia tidak mempermasalahkan pelayan pencurinya itu. Namun, sekarang Eylena tidak akan membiarkan orang seperti itu ada disampingnya. Uang tetaplah uang. Eylena sudah merasakan bagaimana susahnya mencari uang di kehidupan keduanya tidak seperti kehidupan pertamanya yang hanya menerima pemberian ayahnya. Hidup yang bergantung pada ayahnya tentu saja membuat sang ayah dengan leluasa berbuat sesuka hatinya. Jika ia mempunyai penghasilan sendiri, Eylena tidak akan sangat bergantung pada tuan Duke dan bisa menjalani kehidupannya dengan bebas.

"Permisi nona. Pelayan yang nona minta sudah tiba," Dara membawa masuk beberapa pelayan.

"Bagus, terimakasih Dara."

"Sebuah kehormatan bagi saya nona," Dara tersenyum lalu membungkuk hormat.

Eylena berdiri dan berjalan menuju gunung pakaiannya, ia berkata, "tolong rapikan dan kemaskan semua pakaian ini."

"Baik nona," jawab mereka serempak.

⚜️⚜️⚜️⚜️⚜️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'll Be The Duchess This TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang