V

4 0 0
                                    

Hari ini langit tampak lebih cerah daripada kemarin, seolah menggambarkan suasana hati seorang Kalandra saat ini. Seperti biasa Kala berkegiatan di kampusnya bersama teman-teman. Sempat Kala mengunjungi teman-teman kepanitiaannya untuk sekedar mengucapkan selamat atas keberhasilan berjalannya acara dua hari lalu. Setelah itu Kala bergegas pergi untuk menemui seseorang. 

"Kala!.." Merasa namanya dipanggil, ia pun menoleh ke sumber suara.

Terlihat seorang perempuan yang sudah tidak asing baginya, berjalan menghampiri Kala dengan wajah yang tampak khawatir.

"Kal, kamu kemana?"

"ini di depan kamu, aku ga kemana-mana" Jawab Kala sembari tersenyum lebar.

Perempuan itu menggeleng, ekspresinya begitu serius seperti ini bukan waktunya untuk bercanda. "Aku serius, Kal. Dari semenjak kamu anterin aku pulang malam itu, kamu sama sekali ga ngabarin aku. Bahkan chat aku aja ga kamu bales, kal. Kamu kemana?."
Kala tampak bingung, bagaimana ia harus merespon.

"Aku kurang enak badan setelah acara, jadi ga sempet buka hp. Dan kayanya chat kamu tenggelam jadi aku ga tau ada pesan dari kamu. Maaf aku bikin kamu khawatir, El"

"Maaf kalau kesannya aku over protective sama kamu. Aku beneran peduli dan khawatirin kamu." Ucap Ella.
Kala tersenyum lalu memegang pundak perempuan di hadapannya.
"Kamu bener-bener temen yang baik. Makasih udah selalu peduli dan perhatian sama aku, ya."
Briella hanya bisa menghela napas dan memaksakan senyuman setelah mendengar perkataan Kala. Ia sadar, bahwa ia tidak seharusnya berharap dari orang yang tidak lebih dari teman.

"aku harus pergi sekarang. Nanti kita ngobrol lagi ya, el?" Belum sempat menjawab, pria itu lalu berjalan meninggalkan Ella seorang diri.
"What am i to you?"

Seorang perempuan tengah terbaring di ranjang rumah sakit. Suara bising dari barang yang saling bergesekan membuatnya terbangun. Perlahan ia membuka mata, penglihatannya dipenuhi oleh cahaya dari lampu yang langsung menyorot, membuatnya sedikit memicingkan mata. Menyadari pasiennya bangun setelah dua hari dan tiga malam tidak sadarkan diri, perawat yang sedang mengganti infus itu lalu memanggil dokter. Pengecekan pun dilakukan untuk mengetahui kondisinya.

Di tengah-tengah pemeriksaan, perempuan itu sempat bertanya kepada perawat yang berada di ruangan itu.
"Sus, kalau boleh tau gimana saya bisa ada di sini?"

"Untuk kejadiannya bagaimana kami kurang tau pasti, tapi anda dibawa kesini oleh dua orang teman anda. Dan salah satu dari mereka yang berjaga menemani anda sejak malam pertama."
Ujar perawat tersebut.

"Suster tau namanya siapa?." Perawat itu menggeleng.

"Saya tidak tau kalau namanya, yang jelas tadi pagi-pagi sekali dia pulang dan sempat menitipkan anda kepada kami. Katanya dia akan datang ke sini lagi siang atau sore."

"Pastinya teman kamu itu salah satu orang yang sangat peduli denganmu." Ucap dokter sambil membenahi barang-barangnya menandakan pemeriksaan sudah selesai. Perempuan itu hanya terdiam sambil memikirkan siapa orang yang membawanya ke rumah sakit ini.

"Raya, kamu masih perlu banyak istirahat. Dan untuk sekarang ini jangan banyak pikiran dulu, kalau ada apa-apa atau ada yang sakit bisa langsung panggil dokter yang berjaga, ya?."
Raya menganggukkan kepala untuk merespon perkataan dokternya. Lalu dokter dan perawat tersebut keluar dari kamar pasien itu.

Raya melihat setiap sudut ruangan berharap ia mendapatkan clue tentang orang tersebut. Lalu ia melihat di meja seberang, dekat sofa terdapat buket bunga yang tampak begitu cantik. Raya segera beranjak dari ranjangnya untuk mengambilnya.
Raya mengambil buket itu dan melihat, terdapat surat kecil di sana. Raya membukanya dan membaca satu kalimat yang bertuliskan, "i'm here to look after you, cepat sembuh raya!.. From K."
Raya membaca inisial pemberi yang ada di ujung surat, sepertinya ia mengetahui siapa orang ini.

Just Give Me A ReasonWhere stories live. Discover now