from the start [Introduction]

5 0 0
                                    


Hari yang cerah, di taman yang harum bunga bermekaran. Dua sejoli yang sedang kasmaran, bergandengan tangan menelusuri setapak jalan di taman bunga itu. Begitu romantis, bermesraan seraya bercanda tawa.

"Kamu suka kan aku bawa kesini?" Tanya pria kepada perempuan yang ia genggam. Perempuan itu tersenyum manis dan mengangguk. "Suka banget! Aku seneng ke taman ini"

"Aku lebih seneng karena bisa berdua sama kamu disini" mereka tersenyum tanpa henti. Benar-benar layaknya dimabuk asmara.

"Tapi, aku kasian sama bunga-bunga yang ada disini.." ucap pria itu.

"Kenapa?" Tanya si perempuan sambil melihat bunga di sekitarnya.

"Kasian, mereka sedih karena kalah indah sama kamu" satu gombalan membuat perempuan itu tersipu malu. "Dasar gombal, huu ngeselin!" Perempuan itu memukul pelan lengan si pria. Dibalas pria itu dengan mengelus kepalanya manja. "Liat bunga yang disana yuk?" Ajak pria tersebut.
Lalu mereka kembali bergandengan dan berjalan kesana.

"cantik ya?" Tanya seorang perempuan berparas indah bagai putri di negeri dongeng, menunjuk kepada bunga matahari di depannya.

Pria itu menganggukkan kepala dan tersenyum,
"lebih dari cantik, Sempurna.." ucapnya sambil terus menatap perempuan di depannya tanpa melihat ke arah bunga sama sekali. Perempuan itu mengerutkan dahi, ia tampak bingung. "Ko liatnya ke aku? Bunganya kan di situ" menunjuk ke arah bunga.

"Yang aku maksud bukan bunga, tapi kamu.." jawaban si pria membuatnya tersenyum malu, mengalihkan wajah untuk tutupi pipinya yang mulai merona itu. Pria itu tertawa kecil melihat tingkahnya. "Shel, liat aku" pinta pria itu. Kini mereka saling bertatapan. Pria itu sebelumnya memetik setangkai bunga mawar merah untuk perempuan tersebut.

"Shel, aku tau mungkin aku ga pantes buat kamu, karena aku cuma orang biasa sementara kamu? Kamu bintang shel, semua orang kagum sama kamu.

Tapi shel, aku suka sama kamu dari lama. Dan, here we are.
Kamu, mau ga jadi..."

"Jadi? Jadi apa?" Tanyanya. Pria itu menarik napas dalam-dalam untuk melanjutkan kalimat tersebut.

"Mau ga, jadi pacarku?"
Perempuan itu tersenyum lebar setelah mendengar kalimat tersebut. Seakan mendapat lampu hijau pria tersebut mulai merasakan antusias. Terlihat dari wajah dan telinganya yang memerah.

"Gimana shel? Mau?"
Pria itu bertanya lagi, menunggu jawaban pasti. Si perempuan pun mengangguk dan berkata "bangun..."
Mendengar itu, si pria berubah ekspresi menjadi kebingungan.

"Bangun kal"

"Ha? Gimana shel?" Tanyanya.

"Bangun kal... bangun, hei banguuunn"
Ucapnya menepuk pipi pria itu. Suaranya perlahan berganti. Pandangannya pun mulai berubah.

"Bangun kal! Susah banget ya dibanguninnya. Bangun eh! Woi BANGUUUNNN!"

"HUA ASHEL!" Teriaknya terkejut.

"Dih? Bangun-bangun manggil artis, stress" kata sang adik.

"Lah ashel mana?"

"Mimpi apaan bang? Hei bangun kali matahari udah muncul tuh. Ashel ashel, cih MINIMAL MANDII."

"Ah rese! ganggu aja"

"Yeh, udah jam berapa tu liat. Kata mama lo hari ini kuliah kan?"

Pria itu membuka handphone untuk melihat pukul berapa saat itu. "Ck, udah jam 8 aja dah" ucapnya.
"Ya makanya bangun kocak, mandi" kata sang adik membuatnya kesal.

"Bawel! Udah ah sana ngapain masih disini. Keluar keluar!" Ia mengusir adik perempuannya untuk keluar dari kamarnya. Lalu ia pun mulai bersiap.

08:30 AM

Just Give Me A ReasonWhere stories live. Discover now