Setelah kembali dari makam Sisil raja dan Luna memutuskan untuk menjemput sang anak di rumah Justin teman raja. Ya sebelum mereka ke pemakaman mereka sempat menitipkan heera di rumah teman mereka. Mengingat mereka tidak mungkin membawa anak itu ke pemakaman.
"Kapan kapan nanti kesini lagi ya? Sekarang harus pulang dulu. Soalnya udah mau malam, emangnya heera ga kasian liat papa udah kecapean?" Luna terus menerus membujuk sang putri yang tidak mau pulang karna keasikan bermain dengan anak pemilik rumah.
"Papa capek?" Tanya Heera polos kini gadis kecil itu mendekati sang ayah mengulurkan tangannya meminta di gendong oleh ayahnya.
Raja menggendong nya, membuat putrinya bersandar nyaman di dadanya.
"Pulang ya? Nanti kapan-kapan main lagi bang khair." Ujar raja pada putrinya. Heera mengangguk.
Justin yang sedang bersandar di pintu memegang dagunya seolah tengah berpikir. "Anak raja banget,"
Thalita mengangguk membenarkan perkataan sang suami. "Luna susah payah ngebujuknya pun ga mau balik, eh, bapaknya sekali ngomong doang langsung nurut."
***
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan panjang, kini keluarga kecil itu sampai di hunian mereka pada malam hari, jam sudah menunjukkan pukul delapan malam.
Raja keluar dari mobil, membantu istrinya lalu beralih pada putrinya yang tertidur.
"Kamu langsung mandi, terus istirahat ya? Biar zanna aku yang ngurus." Ujar raja saat melihat istrinya sangat kelelahan.
Luna dengan mata sayunnya menoleh pada sang suami yang terlihat menggendong putrinya dengan hati-hati takut membangunkannya.
"Gapapa mas, emang kamu ga capek?"
"Gapapa, kamu keliatan kecapean. Jadi istirahat aja." Luna yang memang sudah lelah akhirnya mengikuti apa yang di katakan raja.
Ia lalu berlalu ke kamar mereka, sedangkan raja menuju ke kamar milik Heera sendiri. Ya Heera memang sudah memiliki kamar sendiri mengingat gadis kecil itu sudah berusia tiga tahun. Tetapi, terkadang tengah malam ia bisa saja berada di kamar orang tuanya dan Luna maupun Raja sengaja tidak mengunci pintu kamarnya.
***
Setelah membersihkan serta mengganti pakaian putrinya raja lalu menutup pintu lalu menuju ke dapur untuk mengambil air minum karna ia kehausan sejak tadi. Setelah meminum airnya ia lalu berjalan menuju kamarnya yang berdampingan dengan kamar Heera.
Membuka pintu pelan-pelan, ia melihat istrinya yang sedang duduk di meja rias nya sembari menggunakan produk-produk yang raja tidak mengerti apa.
Raja duduk di pinggiran kasur tanpa melepas pandangannya terhadap istrinya.
"Kenapa belum tidur?" Tanyanya. Luna menatap suaminya dari kaca.
"Nungguin kamu, sambil skincareran."
"Oh, yaudah aku bersih-bersih dulu ya, baru kita tidur bareng-bareng." Raja segera menuju kamar mandi, ia tidak sabar tidur sembari merengkuh tubuh istrinya di atas tempat tidur.
Beberapa menit kemudian Luna telah selesai dengan kegiatannya, ia menyiapkan baju tidur sang suami. Lalu ia berjalan keluar karna merasa haus jadi ia memilih untuk keluar mengambil air. Luna segera mengambil air dan meneguknya. Ia terbelalak saat pintu belakang terbuka lebar memperlihatkan kegelapan malam.
"Pasti mas raja lupa nutup." gumamnya ia segera berjalan dan menutup pintu itu, tetapi sebelum ia menutup rapat pintunya sebuah kotak terlihat di bawah. Luna celingak-celinguk sebentar sebelum ia meraih kotak itu.
Menutup pintu sembari membawa kotak dan memperhatikan nya sampai-sampai tidak menyadari ada manusia lain di sana."kamu ngapain sayang?"
Luna hampir saja melempar kotak tersebut. Ia melotot ke arah suaminya yang sudah terlihat tampan dengan pakaian yang ia pilihkan tadi.
"Kamu, ngagetin aja?!" Luna mengusap dadanya ya g berdetak kencang. Perhatian raja teralih pada kotak di tangan istrinya.
"Kamu belanja online?" Tanya raja heran.
Luna menggeleng keras. "aku ambil dari depan, mungkin punya mau, nih." raja mengernyit lalu mengambilnya. Ia segera membuka kotak itu dan begitu terkejut melihat sebuah surat beserta cincin. Ia mengernyit dan meriah surat yang nampak begitu di buat dengan sepenuh hati.
From me
To LunaHi baby this is me, hahaha aku ga tau kamu mengenal aku atau tidak. Tapi, aku sangat mengenal kamu dan mencintai kamu. Aku harap kamu meninggalkan suami kamu dan datang ke pelukanku."
Rahang raja mengeras saat membaca surat yang menurutnya sangat alay dan menjijikan. Luna yang sama sekali tidak mengenai menatap suaminya dengan tanda tanya.
"apa isinya?" Raja menggeleng lalu meremukkan kertas tersebut beserta isinya yang lain ia buang.
"Mas, kok di remukin sih? Aku belum baca."
"ga penting sayang. udah ayo tidur besok aku beliin cincin terus aku buatin surat ya?"
***
Raja membuka matanya ia menoleh ke sampingnya ada istrinya yang sudah tertidur lelap wanita itu menjadikan lengan suaminya sebagai bantalan.
Raja menoleh ke nakas dan mendapati ponselnya di sana dan meraihnya ia segera menelpon seseorang yang sangat ia perlukan bantuannya.
"Periksa cctv rumah gue, cari tau siapa ngirim hadiah murahan itu ke rumah gue."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNA (End)
General FictionJANGAN LUPA FOLLOW! Tinggalkan vote dan komen Deskripsi Luna athayya gadis pecinta senja yang terpaksa harus menikah dengan laki-laki yang telah merebut kehormatannya hingga ia harus hamil anak pria yang telah memiliki kekasih itu. Dan Luna juga k...