MINTA MAAF

359 58 2
                                    

Rora sejak tadi tidak bisa tidur setiap memejamkan matanya dia membayangkan di mana mereka terjatuh ke air saat memancing. Satu hal yang menjadi masalahnya adalah Rora merasa bersalah pada Canny, gadis itu bahkan tidak berbicara padanya sejak tadi membuatnya uring-uringan sejak sendiri. Tatapan Rora tertuju pada angka jarum jam yang menunjukkan pukul sepuluh malam.

Akhirnya Rora memutuskan untuk keluar kamar menuju dapur, ia mengambil air dari kulkas. Tiba-tiba sebuah suara terdengar olehnya, ia berbalik dan hampir melempar gelas itu saking kagetnya pada Ruka yang kini berdiri di hadapannya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Ruka ketus, mereka mereka baru saja bertengkar dan saling menyalahkan tadi.

"Minum, kau sendiri?" Tanya Rora enggan menatap sang unnie.

Mereka sama-sama berdiri di dekat kulkas namun tidak ingin saling menatap. Rora sendiri memang sejak awal memiliki tingkat gengsi yang sangat tinggi, yang hanya bersedia dia turunkan untuk Pharita dan Canny seorang.

"Kau..."

Rora menatap Ruka yang baru saja berbicara sambil menyimpan gelas di wastafel.

"Apakah kau tidak merasa bersalah pada Canny? Maksudku aku merasa bersalah padanya, bagaimana denganmu?" Tanya Ruka.

"Aku bahkan tidak bisa tidur, dia tidak berbicara padaku padahal biasanya dia meminta ucapan selamat malam sebelum tidur," Sahut Rora lemah ia bersandar di kulkas.

"Benarkah? Dia juga tidak berbicara padamu? Ku pikir dia marah hanya padaku aku."

Kedua gadis yang sedang bertengkar itu memilih duduk di meja makan. Mereka merenungi kesalahan mereka, terutama setelah mengingat bahwa ide mereka memang konyol ditambah dengan tingkah mereka yang membuat semuanya makin runyam.

Awalnya Rora hanya ingin mencoba menaiki perahu karet dia tidak pernah melakukannya dan Ruka ingin memancing, mereka menggabungkan ide mereka. Setelah mendayung ke tengah, Ruka malah bergerak ke sisi lain perahu hanya untuk melihat ikan yang melompat alhasil perahu mereka terbalik sempurna di dalam air.

"Rora, kau bodoh maafkan aku karena menyalahkanmu, ini salahku," Ucap Ruka pada akhirnya dia memilih untuk berdamai saja lagipula dia adalah seorang kakak dari senam saudarinya wajar saja jika dia yang harus meminta maaf lebih dulu.

"Tidak unnie, meskipun kau tidak pernah tinggi tapi ini salahku juga maafkan aku," Sahut Rora, mereka tertawa bersama setelahnya.

"Kalian berdua sedang apa di sini?" Tanya Rami yang tiba-tiba datang sambil membuka kulkas mengeluarkan buah dari sana.

"Kau belum tidur?" Tanya balik Ruka.

"Oh belum, Canny menginap di kamar kami jadi Ahyeon bahkan mengusulkan untuk kami menonton film.," Sahut Rami santai.

Seketika Rora dan Ruka saling menatap, mereka pikir Canny berada di kamar Pharita karena tadi gadis itu mengajak Canny tidur bersama. Itulah kenapa mereka belum berani meminta maaf langsung pada Canny, mereka takut pada Pharita.

Mereka dalam sekejap berjalan menuju kamar Ahyeon dan Rami. Tepat saat membuka pintu mereka melihat Ahyeon dan Canny duduk bersama di sofa. Kedua gadis itu menarik Ahyeon menyingkirkannya dengan mudah dan mengambil alih tempat gadis itu.

"Sayang, kau marah pada unnie?" Tanya Rora lembut mengabaikan omelan Ahyeon padanya karena tidak terima dengan kelakuan Rora dan Ruka.

"Bagaimana dengan Ruka unniemu ini?" Tanya Ruka juga.

"Kau kesal padaku juga?" Tanya Rami yang malah ikut-ikutan bertanya pada Canny.

"Canny tidak marah," Sahut Canny pada akhirnya setelah dibuat bingung dengan rentetan pertanyaan para unnienya.

"Lalu kenapa tidak meminta ucapan selamat malam hmm?" Tanya Rora.

"Canny belum tidur," Sahut Canny.

"Benar juga," Gumam Ruka tanpa sadar namun masih terdengar yang lain.

Setelah meminta maaf meskipun Canny sendiri tidak marah. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk bergabung. Ahyeon sendiri duduk di pojok kursi, setengah terjepit. Ia mendengus kesal menatap malas kedua gadis yang berada di sekitar Canny seharusnya dia tadi yang duduk di samping Canny.

seven HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang