2.

228 33 0
                                    

Cha Jaemin Cha Jaemin ...

Mata Seo Jeno memerah karena terus-terusan memandangi akun instagram Cha Jaemin. Bukan karena dia terpesona, tetapi karena dia bingung harus mendekati Cha Jaemin dengan cara seperti apa.

Jari Seo Jeno menscrool enam postingan Cha Jaemin. Di sana ada foto saat Cha Jaemin lulus sekolah menengah, menerima kejuaraan, menerima kejuaraan lagi, foto sendirian dengan latar laut, foto saat menghadiri entahlah seperti acara amal? foto terakhir adalah saat dia mengenakan setelan jas.

Itu baru diposting enam hari yang lalu. Mata Seo jeno menelusuri setiap lekuk wajah Cha Jaemin yang tersenyum formal di sana. Harus Seo Jeno akui, Cha Jaemin memang layak populer. Dia tampan.

Tunggu, mengapa Seo Jeno malah mengaguminya?!

Seo Jeno bangun dari posisi baring untuk menampar pelan wajahnya sendiri.
"Hal terpenting yang seharusnya aku pikirkan sejak awal adalah ... apakah Cha Jaemin menyukai laki-laki atau tidak."

Untuk urusan memikat, Seo Jeno sangat percaya diri. Dia mengetahui kelebihan pada wajahnya dan memanfaatkan pemberian tuhan sebaik mungkin. Kemudian dia juga selalu memberikan yang terbaik untuk partnernya.

Tetapi hal itu akan menjadi sia-sia jika Cha Jaemin tidak menyukai laki-laki, pada akhirnya ... Seo Jeno hanya akan ditertawakan. Apa yang harus Seo Jeno lakukan sekarang?

Daripada berpikir keras sendirian di unit sewaan, Seo Jeno memaksa teman-temannya untuk datang ke sebuah kedai tempat mereka biasa menghabiskan waktu bersama.

"Terima kasih bibi," Han Donghyuck tersenyum pada pegawai kedai setelah menerima soju dan ayam goreng pesanan mereka.

"Kau sangat rapih," Bibi pegawai kedai tertawa, "Biar kutebak, apakah kau anak kedokteran?"

"Tebakan bibi tepat sasaran!" Yoo Sunwoo berseru kagum, "Wah, mengapa anak-anak kedokteran begitu gampang ditebak?! Tapi kalau dipikir-pikir, penampilan mereka memang template ..."

"Jangan bicara konyol," Han Donghyuck menegur. Dia kemudian menatap Seo Jeno yang sedari tadi diam, "Apa yang ingin kau bicarakan?"

"Tunggu hingga si sialan Kang Jihoon itu datang. Aku ingin dia bertanggung jawab karena memberiku sebuah dare yang membuatku malu!" sungut Seo Jeno kesal.

Yoo Sunwoo berkata sambil mengunyah paha ayam, "Suruh siapa kalah saat pertandingan? Harusnya kau menyalahkan dirimu sendiri saat balapan itu berakhir."

"Saat itu hujan! Aku tidak ingin mati konyol karena tergelincir!" Seo Jeno memelototi Yoo Sunwoo. Bukannya takut, kedua orang itu malah menahan gemas di dalam hati.

Seo Jeno, dia sangat menggemaskan ketika marah. Bibirnya maju seperti bebek. Wajahnya memerah bukan karena malu, tetapi karena marah. Tangannya mengepal seperti ingin meninju, tetapi Yoo Sunwoo sama sekali tidak takut.

"Kalian sudah memulai rapatnya tanpa aku, jahat sekali," orang yang ditunggu-tunggu akhirnya datan. Kang Jihoon.

Dia masuk ke kedai dan duduk di kursi sebelah Yoo Sunwoo sambil menenteng helmnya, "Mengapa kau menatapku begitu? Jangan salahkan aku" belanya saat dipelototi Jeno.

"Sudahlah, saling menyalahkan tidak akan ada habisnya," Han Donghyuck menuangkan soju ke gelas Seo Jeno, "Apa yang sebenarnya ingin kau lakukan?"

Sambil menunggu Seo Jeno berpikir, ketiga orang di meja bundar itu secara bersamaan meneguk soju masing-masing. Belum sempat soju itu mengalir di tenggorokkan, perkataan Seo Jeno di detik selanjutnya membuat mereka menyemburkan minuman mereka--minus Donghyuck.

"Aku akan memacari  Cha Jaemin."

"Kau? Kau apa?!" Kang Jihoon berseru histeris, "Kenapa tiba-tiba?!"

"Otakmu sepertinya tertinggal di suatu tempat!" Yoo Sunwoo terbatuk-batuk.

"Mengapa kaliam bereaksi berlebihan?!" Seo Jeno memandang Sunwoo dan Jihoon bergantian, "Aku ingin memacarinya karena Alice menyukainya! Itu saja! Aku tidak akan membiarkan Alice mendapatkan apa yang dia inginkan!"

Han Donghyuck menghela napas panjang sebelum berkata, "Jeno-ya, apa kau tahu orientasi seksual Cha Jaemin?"

Mata Seo Jeno langsung berbinar, "Itulah alasan mengapa aku membawa kalian ke mari! Aku ingin tahu lebih dalam tentang hal itu!"

Kang Jihoon berdehem, "Jeno-ya, Cha Jaemin memang bisex--"

Seo Jeno sudah lebih dulu meninju udara sambil berkata, "Yes! Kalau begitu ini akan menjadi sangat mudah. Mungkin dalam waktu dua minggu, aku sudah menjadikannya sebagai milikku--"

"BODOH!" Kang Jihoon menoyor kepala Seo Jeno main-main, "Cha Jaemin itu pihak atas!"

Tubuh Seo Jeno langsung membeku. Dia menatap KangJihoon selama beberapa detik sebelum tertawa terbahak-bahak. Donghyuck menggeleng, mengisyaratkannya untuk menurunkan suaranya ketika banyak pasang mata yang melihat.

"Itu tidak mungkin!" Seo Jeno berkata dengan sisa tawanya, "Dia terlalu cantik untuk menjadi pihak atas! Wajahnya mungil dan sangat imut. Kau pasti bercanda kan!"

"Kang Jihoon tidak bercanda," balas Han Donghyuck.

Han Donghyuck adalah yang paling normal di antara Kang Jihoon dan Yoo Sunwoo. Pikirannya terarah pada hal-hal objektif. Hal yang bisa diukur kebenarannya. Jika Donghyuck sudah turun tangan, itu berarti Kang Jihoon memang tidak asal bicara.

"Lalu ... aku harus bagaimana?!" Seo Jeno memijat pangkal hidungnya frustasi.

"Mengapa kau bersikeras ingin membuat Alice kesal? Biarkan saja. Lagipula, aku yakin selera Cha Jaemin jauh lebih tinggi," Kang Jihoon mengangkat bahunya.

"Alice membuangku, aku akan membuatnya cemburu sampai terbakar!"

Donghyuck menuangkan soju ke gelasnya sendiri, "Tidak perlu menjadi pacar. Cukup berteman saja dengannya. Aku yakin, Alice tidak akan menerima hal itu."

Yoo Sunwoo menggeleng, "Man, itu tidak cukup. Alice pasti hanya akan mengira bahwa Jaemin dan Jeno berteman biasa. Wajar untuk pria populer saling bertemu."

"Begini saja," Kang Jihoon melipat tangannya mode serius, "Kau datangi Cha Jaemin dan minta dia untuk berpura-pura menjadi pacarmu."

Tatapan Han Donghyuck berubah datar, "Jihoon-ah, berhenti memberikan ide gila."

Yoo Sunwoo mengetuk-ngetukkan jarinya di dagu, "Sebenarnya itu tidak terlalu buruk ...? Bukankah ini jauh lebih baik daripada pura-pura menjadi sub? Memangnya kau sanggup menjadi sub?"

"Tentu saja tidak!" Seo Jeno menggebrak meja dengan marah. Kemudian, dia diam sejenak untuk berpikir, "Baiklah. Aku akan mencoba ide Jihoon."

"Aku rasa Cha Jaemin tidak akan menyetujuinya," Han Donghyuck adalah yang paling kontra, "Putusnya hubungan kau dengan Alice sama sekali tidak ada hubungannya dengan Jaemin sekalipun alasan Alice adalah Jaemin."

"Donghyuck, tenanglah. Aku cukup manipulatif. Aku bisa membuatnya merasa bersalah karena telah menjadi alasan kami putus. Aku bisa mengaturnya," Seo Jeno berkata keras kepala.

Han Donghyuck selalu mendahulukan kemungkinan terburuk daripada kemungkinan terbaik, tetapi tetap saja dengan tiga suara berbanding satu, argumen Han Donghyuck kalah telak.

Fake Boyfriend ; JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang