3

401 58 0
                                        

Mudah mendapatkan id line Cha Jaemin. Sekarang, yang harus Seo Jeno lakukan adalah mengirimkan pesan.

Kedua ibu jari Seo Jeno bergerak lincah di atas keyboard telepon genggam. Namun, setelah mengetik pesan singkat berupa 'Hai, aku Seo Jeno. Tertarik untuk makan malam bersama?', Seo Jeno menghapusnya.

Dia lupa jika orang yang sedang dia usahakan ini adalah seorang Dominan, sama sepertinya.

Jujur saja, jika Seo Jeno menerima pesan serupa dari sesama Dominan, entah mengapa Seo Jeno ingin sekali melayangkan tinjunya.
Jadi, Jeno harus berpikir lebih keras untuk tidak terlihat menggelikan.

"Sial, aku bingung " Seo Jeno mengusap wajahnya frustasi.

Laki-laki itu berguling berkali-kali di atas kasurnya. Terkadang berhenti sejenak dari aksinya untuk berpikir. Tekadnya untuk membuat Alice kesal benar-benar tidak bisa diganggu gugat!

Kemudian, sebuah bohlam muncul di atas kepalanya, "Mengapa aku perlu pusing-pusing? Langsung saja ajak bertemu. Begitulah sikap pria sejati!"

Dengan semangat, Seo Jeno pun mengetik kembali. Dia membaca ulang pesan yang dia tulis sebelum menekan tombol kirim.

'Aku Seo Jeno. Temui aku di kantin Fakultas besok siang.'

Seo Jeno meninggalkan ponselnya di kasur dan pergi untuk memasak makan malam. Minggu lalu ibunya datang berkunjung. Jadi, seluruh sudut kulkas dipenuhi oleh makanan.

Meskipun ibunya menyiapkan makanan siap saji, untuk makan malam, Seo Jeno lebih suka memasak sendiri. Itu karena malam hari adalah waktu ketika dia memiliki banyak waktu senggang.

Porsi menu untuk satu orang. Seo Jeno tersenyum puas ketika menyajikan makanannya sendiri di atas meja. Kemudian, dia baru teringat bahwa dia meninggalkan ponselnya di kamar.

Harapannya selama ia pergi memasak adalah Cha Jaemin membalas pesannya. Namun, bukan hanya pesan itu tidak dibalas. Cha Jaemin bahkan tidak membacanya.

"Baiklah, aku tunggu tiga puluh menit lagi," Seo Jeno menyimpan ponselnya dan makan dalam diam.

Berkali-kali dia curi-curi pandang ke arah ponselnya. Sekalinya ada notifikasi masuk yang membuat layar ponselnya berkedip, itu hanyalah pesan diskon kuota dari kartu internet. Seo Jeno menendang kaki kursi di seberangnya karena kesal.

"Cha Jaemin sialan " gerutu Seo Jeno, "Dasar sok sibuk. Tidak mungkin dia tidak mengenalku 'kan? Kami satu fakultas."

Sekali lagi, Seo Jeno mengetikkan pesan 'Aku akan menunggumu besok'

Siapa sangka, Cha Jaemin langsung membacanya. Seo Jeno hampir terjungkal karena terkejut.

"Baiklah. Aku hanya perlu menunggu balasannya,"

Seo Jeno menarik napas dalam sambil memperhatikan roomchat. Satu jam kemudian, pukul 10 malam, Seo Jeno masih belum menerima balasan sementara matanya mulai memerah karena terus-terusan menatap layar ponsel.

"Bajingan!" Seo Jeno melempar ponselnya ke permukaan kasur

Aksinya membuat benda pipih itu terpantul-pantul sebelum melayang keluar dari wilayah ranjang. Seo Jeno melotot panik. Dia melompat untuk menggapai ponselnya kemudian jatuh terguling di pinggiran kasur.

"Sial--sakit sekali aduh," Seo Jeno mengelus bahunya yang nyeri. Kesal, dia pun memelototi profile Cha Jaemin, "Bajingan! Ini semua gara-gara kau!"

Nun jauh di kawasan apartemen mewah. Seorang laki-laki keluar dari kamar mandi dengan balutan bathrobe biru tua. Dia menggosok rambutnya menggunakan handuk kecil lalu menyugar rambut hitamnya ke belakang.

Cha Jaemin membuka pintu kulkas. Pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah jejeran botol minum berisi air mineral. Di pintu kulkas, tersusun beberapa botol alkohol, tetapi Cha Jaemin lebih tertarik pada air putih.

Laki-laki itu kemudian berjalan ke arah sofa sambil membawa minumannya. Unit apartemen sesepi ini hanya diisi oleh suara televisi. Namun, Cha Jaemin sepertinya terbiasa dengan kesepian semacam ini.

Cahaya dari layar ponsel menyinari wajah Cha Jaemin. Dia tidak menampilkan ekspresi apapun ketika membaca pesan kedua dari Seo Jeno. Hanya ada satu kata yang keluar dari mulutnya setelah dia mematikan ponsel.

"Arogan."

•••


Wajah Seo Jeno sekusut suasana hatinya. Tidak ada yang berani melirik Seo Jeno atau bahkan sampai menyapanya ketika berpapasan dengan Seo Jeno di koridor.

Seo Jeno melepas jaket kulit hitamnya lalu duduk sendirian di pojok. Earphone kabel menggantung di telinganya dan matanya tertutup. Terlihat sangat tidak ingin diganggu.

"Alice Kim seberpengaruh itu pada jagoan kita," para perempuan menghela napas kasihan.

"Baru saja aku melihat Alice berjalan berdua bersama Jaemin. Dia sangat menempel seperti permen karet."

"Bagaimana ekspresi wajah mereka?"

"Uhmm," perempuan berambut ekor kuda mencoba mengingat-ngingat, "Alice terlihat bahagia, tetapi Cha Jaemin serius seperti biasa."

Jawaban itu sontak mengundang gelak tawa, "Dia percaya diri bisa mendapatkan Cha Jaemin. Sangat lucu!"

Seo Jeno bisa mendengar gosip itu karena sejujurnya, dia tidak memutar lagu. Saat ini dia hanya ingin menjauh dari keramaian untuk mendinginkan otaknya.

Beberapa detik kemudian, gelak tawa yang semula Seo Jeno dengar mendadak menghilang.  Suasana juga berubah menjadi hening. Jeno ingat bahwa dosen mata kuliah hari ini memundurkan jadwal. Jadi masih ada waktu senggang sekitar satu jam setengah.

Tidak mungkin dosen itu sudah datang 'kan? Seo Jeno baru saja ingin membuka matanya. Namun, aroma menyegarkan seperti aroma baju sehabis dicuci menyapa indera penciumnya.

'Ah, Han Donghyck. Dia pasti datang untuk menceramahiku. Lebih baik lanjutkan pura-pura tidur saja'

Itu benar. Yang datang memang Han Donghyuck. Dia berpakaian rapih seperti biasa, mengenakan kemeja pendek garis-garis bewarna putih serta celana kain hitam.

Han Donghyuck menatap Seo Jeno yang tertidur sebentar. Kemudian, dia meletakkan jus jeruk kemasan di depan Seo Jeno sebelum meninggalkan kelas jurusan manajemen.

Seo Jeno membuka matanya. Senyum kecil muncul saat dia melihat minuman gratis. Han Donghyuck memang selalu merepotkan dirinya seperti ini, padahal jarak antara fakultas ekonomi dan bisnis dengan fakultas kedonteran sangat jauh, tetapi dia sangat peduli pada temannya.

Han Donghyuck memang teman yang baik. Beruntung otaknya tidak rusak seperti Kang Jihoon dan Yoo Sunwoo. Seo Jeno tertawa dalam hati ketika memikirkan hal ini.

Saat Han Donghyuck berjalan di lorong fakultas, dia berpapasan dengan Cha Jaemin. Mata mereka saling bertemu selama beberapa detik sebelum Han Donghyuck memutus tatapannya lebih dulu.

Alice Kim berdiri di sebelah Cha Jaemin. Dia memiringkan kepalanya bingung. Mengapa Han Donghyuck dan Cha Jaemin terlihat saling melempar tatapan dingin? Atau ... ini hanya perasaannya saja?

"Dia Han Donghyuck, anak kedokteran," ujar Alice saat melihat bahwa Cha Jaemin terus memandang punggung Han Donghyuck, "Dia sering ke sini untuk menemui ... menemui mantanku."

"Kau putus dengan pacarmu?" tanya Cha Jaemin, "Kapan?"

Jantung Alice Kim berdebar, "Kemarin sore. Aku tidak tahan dengannya. Dia bukan pacar yang baik. Jadi, yeah. Beginilah statusku sekarang. Single," senyumnya di akhir kata.

Alice mengalihkan pandangannya, dalam hati berharap bahwa Jaemin akan peka setelah dia memberi penekanan pada kata single. Namun, perkataan Cha Jaemin membuat senyum Alice menjadi kaku.

"Begitukah?" Jaemin tersenyum formal, "Then, enjoy your single era."

Fake Boyfriend ; JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang