Alice membalas senyuman Cha Jaemin sambil menghela napasnya. Dalam hati dia kecewa karena bukan itu jawaban yang dia inginkan.
Yah, tetapi Alice sadar tidak seharusnya dia terburu-buru. Dia baru saja putus kemarin. Entah berapa macam hujatan yang akan orang-orang lemparkan ketika dirinya dan Cha Jaemin berpacaran nanti.
Tidak masalah jika dirinya sendiri yang jatuh ke dalam lumpur, tetapi Jaemin jangan.
Alice benar-benar menyukai pria itu.
Seo Jeno duduk tegak ketika dosen memasuki kelas. Dia menghela napas sembari melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul sembilan lebih tiga puluh tiga menit.
Maasih terlalu pagi, tetapi Seo Jeno sudah tidak bersemangat. Dia ingin pulang.
"Berapa sks hari ini?" Kang Jihoon menghela napas panjang.
Seo Jeno menjawab malas, "enam."
Mendengar itu, Yoo Sunwoo mengacak-ngacak rambutnya frustasi, "Ini belum dimulai, tetapi aku sudah tidak tahan. Bagaimana Donghyuck bisa bertahan di kedokteran? Kasihan dia."
"Tidak perlu kasihan. Kapasitas otak kita berbeda dengannya," balas Kang Jihoon.
Seo Jeno menguap. Diam-diam memakan permen asam sambil masih mendengarkan. Meskipun malas setengah mati, Seo Jeno tetap diam-diam mencatat di tabletnya. Pulpen digitalnya berkali-kali mengetuk pelipis, berusaha fokus terhadap penjelasan dosen.
Yoo Sunwoo terlelap, sedangkan Kang Jihoon diam-diam menonton video tiktok di bawah meja.
Setelah berpuluh-puluh menit, akhirnya tiga jam berlalu dengan sangaaat panjang. Kelas berakhir setelah Seo Jeno menghabiskan permen masamnya yang ke sepuluh.
"Jeno--ya, mau balapan? Aku sangat bosan," ajak Kang Jihoon dibarengi cengiran.
Seo Jeno langsung memelototinya, "Aku kapok balapan denganmu. Tantangan darimu membuatku malu. Sudahlah, aku harus pergi."
"Hei, kau mau ke mana?" Kang Jihoon memberi ruang untuk Seo Jeno pergi. Ngomong-ngomong, Yoo Sunwoo masih terlelap dengan tangan terlipat di atas meja.
"Mencari calon pacarku," Seo Jeno melambaikan tangan lalu berjalan cepat keluar kelas.
"Tidak ingin makan dulu?!" seru Kang Jihoon, "Hei, Seo Jeno!"
Kebetulan, Seo Jeno melihat Cha Jaemin di seberang koridor dan dia sendirian. Tanpa berpikir panjang, Seo Jeno segera menyusulnya sampai ke tangga.
Seo Jeno berseru, "Ya! Cha Jaemin!" napasnya terengah-engah.
Tentu saja si pemilik nama mendongak. Langkahnya yang ingin menuruni tangga terhenti. Dia memberikan tatapan bingung ketika Seo Jeno menghampirinya dengan napas terengah-engah.
"Sebentar, biarkan aku bernapas," pinta Jeno.
Cha Jaemin hanya diam. Dia mengalihkan perhatian ke jam tangannya sambil menunggu Seo Jeno siap. Beberapa kali dia melirik Seo Jeno dengan tatapan dingin.
Wah, dia benar-benar bukan orang ramah
"Cepatlah. Aku ada urusan," Jaemin akhirnya bersuara.
Perkataan ini membuat emosi Seo Jeno tersulut sedikit, "Jika kau membalas pesanku! Kita bahkan tidak perlu bertemu!"
Cha Jaemin kembali diam. Namun, tatapannya berubah semakin dingin. Siapa yang tidak gugup jika ditatap seperti itu? Meskipun Seo Jeno berusaha memasang tampang angkuh seolah-olah tidak terganggu, dalam hati dia merasa tidak nyaman.
Baiklah. Dia harus menjaga mulutnya karena Cha Jaemin bukanlah orang yang mudah. Jika Seo Jeno gagal kali ini, maka tidak akan ada kesempatan lain.
Seo Jeno mengatur napasnya, menjadi jauh lebih tenang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Boyfriend ; Jaemjen
FanfictionSeo Jeno tidak terima diputuskan secara sepihak. Itu sangat mencoreng harga dirinya. Apalagi setelah dia tahu bahwa alasan kenapa mantannya memutuskannya adalah karena dia menyukai Cha Jaemin. Wajar jika Seo Jeno marah dan mencari Cha Jaemin untuk m...