Bab 15

401 49 20
                                    

Akhirnya bisa update bab baru lagi,  dan bukannya repost-an😭

Jangan lupa ramein bab ini dengan vote dan komen kalia ya?! Karena itu sangat bearti banget buat aku⸜(。˃ ᵕ ˂ )⸝♡

Btw, tahu cerita ini dari mana?

*

Happy reading all🎀𓂃࣪˖



Membutuhkan waktu sekitar 45 menit dari kediaman kelurga de Blaire di pusat kota untuk sampai ke Kerajaan Sillard. Sepanjang perjalanan, Sana dibuat mengernyit saat melihat tiap sudut kota dihias sedemikian rupa demi merayakan debutante Meira.

“Bukankah ini terlalu berlebihan?” tanya Sana kepada Lyra.

Saat ini mereka berdua berada di gerbong kereta kuda yang sama, sedangkan kedua orang tua mereka ada di gerbong lain. Dan Archer tentu saja sudah berada di istana. Jika di dunianya dulu, Archer ini bisa disebut sebagai panitia acara, sebab ia sudah stay di istana sejak kemarin guna memastikan acara berjalan lancar.

“Berlebihan jika yang merayakan pesta debutante itu berasal dari keluarga kalangan bawah. Karena yang saat ini merayakan debutante adalah seorang Tuan Putri, tentu saja ini sudah seharusnya dan tidak berlebihan sama sekali.” Lyra menjawab pertanyaan adiknya sembari menuangkan teh ke cangkir mereka.

“Tetap saja ini berlebihan. Apalagi beberapa hari lalu ada pekerja tambang yang melakukan aksi demo. Bukankah seharusnya kerajaan membuat acara hari ini lebih sederhana?”

“Sudah aku katakan, kita para wanita ini tidak perlu ikut-ikutan masalah seperti ini, Sunna. Biarkanlah ini menjadi urusan kerajaan. Jangan membahas ini lagi, kau paham? Apalagi saat berada di istana nanti,” ujar Lyra memberi peringatan.

Sana yang mendengar itu hanya mendengkus dan memilih diam. Meski dibeberapa hal ia sangat menyukai Lyra sebagai saudara perempuan yang lebih tua, akan tetapi ada beberapa hal yang dirasa Sana mereka tidak memiliki kecocokan. Seperti membahas masalah pemberontakan kemarin contohnya.

Pada akhirnya, Sana memilih untuk diam saja sampai mereka tiba di istana dan melakukan pemeriksaan yang ketat sebelum masuk ke dalam lingkungan istana. Setelah gerbong mereka berhasil terparkir, Sana dan Lyra bergegas untuk turun.

Gadis itu tampak menghela napasnya kasar sebelum berjalan mendekati kedua orang tuanya. Entah kenapa ia mendadak gelisah, perutnya bahkan mulas seperti hendak buang air, Sana rasa asam lambungnya mulai naik. Mendadak ia menjadi panik setelah melihat banyaknya tamu yang hadir di pesta debutante Meira.

“Tenanglah, tidak akan terjadi apa-apa,” bisikan itu terdengar sangat halus. Sana yakin itu adalah suara Sunna.

Meski bersikap untuk tenang, Sana tahu sesuatu yang besar akan terjadi. Entah mengapa ia selalu merasa seperti ini setiap kali akan tertimpa masalah. Firasat seperti itu sudah kerap kali Sana rasakan dan alami saat masih hidup di dunianya yang dulu. Dan kini ia kembali merasakannya.

Gadis itu berjalan dengan anggun di belakang kedua orang tuanya. Di samping kanannya ada Lyra yang terlihat sangat tenang saat berjalan mengikuti orang tua mereka. Rasa gelisah itu semakin menjadi, membuat Sana beberapa kali kehilangan fokus.

THE ROYAL AGENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang