01. Tentang

3 0 0
                                    

Selamat membaca guys, semoga kalian suka.

Note kalimat miring+tanda petik satu itu pakek bahasa isyarat ya ^-^

.

.

.

.

Adhisti Jyotika Bhanuresmi adalah seorang gadis tunawicara yang memiliki paras cantik dan manis. Adhisti memiliki keluarga yang harmosnis, saling mengayomi satu sama lain. Ia selalu ada dalam lindungan kakak dan kedua orang taunya. Hal ini membuat ia menjadi lebih percaya diri dan lebih bersemangat hidup.

Jika kalian bertanya, apakah ia pernah merasa insecure dengan kekurangannya? Jawabannya ya, ia pernah. Tetapi kedua orang tua dan kakaknya tidak membiarkan ia terpuruk dalam rasa insecurenya. Hal inilah yang selalu ia syukuri dalam hidupnya itu.

Selain dukungan keluarganya, ia juga mendapatkan dukungan dari salah satu sahabat baiknya. Sahabat yang mau berada disampingnya, disaat yang lain menjauhi dan membullynya.

Adhisti tidak memiliki banyak teman, karena kekurangannya. Tetapi itu tidak membuatnya sedih. Karena ia masih memiliki dua orang sahabat, dan keluarga yang menyayanginya. Ia juga tidak pernah mengalami yang namanya jatuh cinta, sampai hari itu. Hari dimana untuk pertama kali ia merasakan detak jantungnya berdebar dengan kencang, seperti ia telah melakukan lari maraton ribuan kilo.

Flasback on.

Sore ini adhisti merasa bosan, dan akhirnya ia pun memilih untuk berjalan-jalan saja di taman. Taman itu masih berada didekat komplek perumahaannya, di kota Y. Ia berjalan selama 20 menit, hingga akhirnya ia sampai di taman tersebut.

Ia tengah berjalan sembari melamun, memikirkan apa yang akan ia lakukan esok harinya. Sahabat, kakak, dan kedua orang tuanya tengah sibuk dengan pekerjaannya. Hanya ia saja yang tidak terlalu sibuk, oleh karena itu ia merasa sangat kesepian sekali.

Saat tengah berjalan sambil melamun, tiba-tiba saja ia tertabrak oleh seseorang dan membuatnya terjatuh, jika saja orang itu tidak menangkapnya. Ia melihat orang yang menabraknya, lalu jantungnya tiba-tiba saj berdentum dengan keras. Hingga membuat ia khawatir pemuda di depannya mendengarkan detak jantungnya.

Pemuda itu melepaskan pegangan pada pinggangnya, lalu membatunya untuk berdiri dengan tegak. 'Maafkan aku.' Adhisti yang melihat gerakan tangan pemuda di depannya sedikit terkejut. Ia terkejut, karena pemuda didepannya ini bisa menggunakan bahasa isyarat.

Pemuda itu melihat jika adhisti diam termagu, buru-buru meraih ponselnya dan mengetikan kata-kata yang dengan yang ia sampaikan tadi. Pemuda itu pikir, jika adhisti tidak mengerti bahasa isyarat.

Melihat itu, adhisti akhirnya tersadar dari rasa terkejutnya dan membalas, 'Tidak papa, itu salahku yang berjalan dengan melamun. Aku paham dengan bahasa isyaratmu, karena itu yang sering ku gunakan untuk berbicara dengan orang lain.' Adhisti sedikit menjelaskan tentang ia yang bisa menggunakan bahasa isyarat. Adhisti bisa melihat binar mata terkejut sekilas dimata pemuda itu, lalu kembali ke binar mata kosongnya.

'Oh, kalau begitu kita sama. Em apa kamu terluka?' adhisti menggelekan kepalanya, tanda ia tidak terluka sama sekali.

'Kalau begitu, aku pergi dulu. Sekali lagi maafkan aku, dan jangan melamun saat berjalan.'

'Ya terimakasih, aku juga minta maaf karena menabrakmu.' Pemuda itu hanya membalas dengan senyum tipis, lalu kembali melanjutkan perjalanannya setelah berpamitan padanya.

Silent LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang