CHAP 4

277 10 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum turun dari mobil, Sangkala memakai knuckle silver di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum turun dari mobil, Sangkala memakai knuckle silver di tangannya. Sedangkan orang di sampingnya langsung bersuara saat melihat Sangkala siap turun.

"Kamu yakin? Kamu yakin harus begini? " tanya orang itu.

Sangkala menoleh padanya dan tersenyum, "Tenang. Percaya aja."

Setelah itu Sangkala benar-benar turun dari sana. Menemui Adimas yang emosinya mudah meledak-ledak, bagi Sangkala bukan suatu hal yang harus ditakuti.

"Oh dateng juga lo. Udah berani ya?" kata Adimas yang tadinya menyandar pagar kosan Sangkala, langsung berjalan mendekati Sangkala.

Sangkala mengangkat sebelah alisnya, "Ayo putus."

Adimas menggeram. Dengan mata menajam lurus pada Sangkala, dia mengepalkan tangannya.

"Ngomong lagi."

"Kita putus,"

'Bug!'

Satu pukulan langsung mendarat di wajah Sangkala. Sangkala tidak sampai jatuh, untungnya. Dia hanya sedikit oleng ke kanan tapi langsung kembali berdiri tegak.

"Coba ngomong lagi. Gua pastiin lo gak akan bisa bicara lagi," kata Adimas sambil terus mendekat.

Sangkala memegangi ujung bibirnya. Sambil membalas tatapan Adimas, dia tersenyum kecil.

"Lucu banget, pukulannya." Kata Sangkala.

"Apa?" Wajah Adimas semakin mengeras.

"Pukul gua lagi. Dan kita putus," jawab Sangkala.

Adimas menggeram marah. "Bangsat."

"Ayo pukul."

Adimas bersiap akan memukulnya lagi, tapi Sangkala kembali bersuara.

"Dan kita selesai. Bener-bener selesai,"

Gerakan Adimas langsung terhenti.

Senyum sinis Sangkala langsung tergambar. "Ah, gak mau pukul nih? Yakin?"

"Anjing--"

Dan dalam sekali gerakan cepat, Adimas yang berniat melayangkan serangan langsung ditangkis dengan cepat oleh Sangkala, dan digantikan dengan ținjuan keras ke wajah Adimas sampai cowo itu terjatuh ke tanah.

'bug'

Sangkala menghela nafasnya. Lalu langkahnya yang tergesa mendekat ke Adimas dan menarik kerah Adimas untuk dipukul kembali menggunakan knuckle di jari-jemarinya.

"Itu buat makian lo."

'bug'

"Itu buat kebodohan lo."

'Bug'

"Itu buat tinjuan lo tadi."

'Bug! Bug!'

Sampai akhirnya Adimas tergeletak ditanah dalam keadaan wajah bersimpah darah, Sangkala baru berhenti setelah seseorang keluar dari mobil sambil berteriak keras padanya.

"Udah!! Sangkala! Udah jangan!! Dia bisa mati!"

Sangkala memandangi Adimas di tanah dengan wajah mengeras.

"Dan itu buat tanda maaf dari gua." Kata Sangkala pada Adimas.

Adimas terbatuk-batuk waktu pandangannya menemui sosok Tiara yang melangkah mendekati Sangkala, dan menggandeng tangan perempuan tinggi itu.

"Udah ih, kamu mah! Kalo dia mati terus kamu di tangkep polisi gimana~"

"Hahaha, gak akan mungkin, sayang..."

Dan mengejutkannya, Sangkala dengan santai mencium kening Tiara, seolah hubungan mereka lebih daripada status orang kedua dan orang pertama.

xxx

SELINGKUH [ SHORT STORY ] ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang