"Sepertinya kita belum sempat berkenalan ya..," pria di hadapan nunew yang mengaku temannya zee mengulurkan tangannya untuk berkenalan.
" nama saya joss wayar, bisa di panggil joss," nunew yang melihat uluran tangan di depannya segera meraihnya untuk berkenalan.
"Nunew pak, nunew chawarin. Bapak bisa panggil saya nunew." Joss dapat merasakan betapa lembutnya kulit pria dihadapannya ini. Nunew yang merasakan joss mengusap punggung tangannya dengan jari miliknya segera menarik tangannya dengan sopan.
"Kamu udah lama kerja sama zee?" Joss berusaha berbasa basi dengan sosok di hadapannya yang fokus matanya tidak bisa teralihkan dari hidangan dihadapannya.
"Belum terlalu lama pak.," nunew menjawab dengan tangan yang sibuk memilih makanan dan di letakannya di piring yang dia pegang sedari tadi.
Joss yang menyaksikan nunew telah selesai memilih makanannya segera mengajaknya untuk mencari meja untuk mereka duduk. Joss hanya diam tersenyum menyaksikan nunew yang makan dengan hikmatnya tanpa memperdulikan hiruk pikuk manusia yang membicarakan bisnis di sekitarnya.
Joss yang melihat pinggir bibir nunew kotor berinisiatif untuk membersihkannya dengan tisu di hadapannya tanpa menyadari dari kejauhan ada sosok pemuda yang menyaksikan sendiri temannya berusaha mendekati sekretarisnya.
Zee di pandanginya pemandangan itu dengan menyesap segelas wine. Terlalu sibuk memandangi zee tidak sadar bahwa dirinya telah didatangi seorang yang sedari tadi menjadi perbincangan teman-temannya.
"Zee.." tubuh zee menegang mendengar suara yang amat sangat familiar di telinganya ini. Suara yang hampir satu tahun tidak pernah di dengarnya lagi, suara yang tiba-tiba hilang dihidupnya dalam semalam, suara yang meninggalkan dirinya di saat mereka akan segera melangkahkan hubungan mereka yang lebih serius. Dia pergi karna lebih memilih memilih mengejar cita-citanya dari pada mempertahankan hubunganya.
Kini suara itu kembali terdengar, memekakan telinganya hingga berdengung yang membuat kilas balik tentang mereka berputar di otak zee. Wangi tubuhnya, hangat dekapannya, halus rambutnya. Semua nya berputar di kepala di bagai kaset rusak yang berputar terus menerus.
Zee membalikan tubuhnya untuk melihat apa benar sosok yang memanggilnya itu adalah sosok yang sama yang meninggalkan dirinya dulu. Dan ya benar sosok yang memanggilkan adalah sosok yang bahkan namanya masih terukir jauh di dalam hatinya.
" jennie..." suara lirih itu mengalun lemah memanggill sosok di hadapannya. Tanpa pikir panjang zee segera memeluk gadis di hadapanya.
Masih sama, semua masih sama ketika zee terakhir kali memeluknya. Harum tubuhnya, hangat tubuhnya semuanya masih sama. Zee terlalu larut dalam suasana tanpa menyadari tatapan sendu dari seseorang yang sedang duduk di meja sebrang. Joss yang menyaksikan perubahan ekspresi nunew segera mengikuti arah pandangnya.
" itu jennie.. mantan tunangan zee.," nunew di buat tertunduk saat mendengar penjelasan joss.
" setelah menghilang hampir satu tahun dia kembali dengan tidak tau malunya.." joss mendumel sebal sebab dia menjadi saksi bagaimana sahabatnya itu di landa frustasi akibat di tinggal begitu saja.
**
Nunew menunggu didepan gedung setelah mendapatkan pesan dari bossnya tersebut. Cuaca lumayan dingin malam ini.
Tak lama sebuah mobil berhenti di depanya. Kaca mobil pengemudi diturunkan dan terlihat sosok zee menyembulkan kepalanya.
"Nhu apa kau bisa pulang dengan taxi?" Nunew terdiam mendengar perkataan zee.
"Kenapa ya pak?"
"Saya masih ada urusan nhu,." Nunew berusaha mengintip seseorang yang duduk di samping zee dan nunew tau kemana zee akan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.pruk and Secretary.
RandomOrang yang selalu ada akan kalah dengan masa lalu yang datang kembali.