11. Penculikan?

303 40 12
                                    



Satu minggu berlalu, dan tiba-tiba saja Zean dan Shani ikut bergabung dengan kelompok Gio. Entah ini akal-akalan Shani doang buat deketin Gio atau memang dia merasa cocok sama orang yang ada di kelompok ini, padahal Gio pun terkadang ingin rasanya memukul dua orang yang ada di kelompok ini, iya siapa lagi kalau bukan Ollav dan Daniel yang memang konyol dan ceplas-cplos orangnya. Kalau Armando, dia hanya manusia bisa yang jago main game dan bisa di bilang cupu dalam kelompok ini. Walau sejauh ini, memang Shani tak pernah mempermasalahkan dengan semua tingkah konyol mereka atau jangan-jangan dia hanya ingin terus dekat dengan Gio. Ya mana saya tahu hahaha.

Malam ini rencananya mereka akan pergi main futsal, mereka rencananya akan tanding dengan kenalan Daniel dari sekolah lain sekalian isian mungkin. Mereka sekarang sedang berkumpul di parkiran Gor tempat mereka akan bermain.

"Bang, masih lama kah?" Tanya Marsha "Maca mau pergi ke minimarket bentar, boleh gak bang?" lanjutnya.

"Mau di temenin?" Tanya Gio dan mendapat gelengan oleh Marsha."Jangan sendiri dek, aku temenin aja ya!" kekehnya tapi tetap ditolak oleh Marsha.

"Sama aku aja Ca" tawar Shani yang memang dia berencana ingin membelikan mereka semua minum untuk pertandingan nanti.

"Boleh?" tanya Marsha pada Gio, ya sudah pasti dapat anggukan dari Gio.

Saat Marsha dan Shani sedang berjalan menuju minimarket yang tak jauh dari tempat mereka tadi, terlihat sebuah mobil Van hitam melaju kearah Marsha dan Shani. Gio yang memang sedari awal sudah melihat Van itupun langsung saja berlari kearah mereka, tapi dia terlambat karena orang yang di dalam Van itu sudah berhasil membawa pergi Shani dan Marsha. Bukan hanya Gio yang melihat kejadian itu, Zean, Daniel, Ollav dan juga Armando melihatnya juga. Seketika mereka panik saat melihat teman mereka dibawah entah kemana. Zean sudah menghubungin para Bodyguard dari perusahaan kakeknya, tapi dia berpikiri sekarang dia juga harus bertindak.

"Ze" ucap Gio pada Zean dan jelas dia tau maksud Gio apa. Mereka bedua masuk ke mobil dan meninggalkan Ollav, Daniel, dan juga Armando. Zean memacu mobilnya dengan sangat cepat, tapi aneh nya Gio mengarahkan mereka ke Bar.

"Kok kesini sih Gi?" tanynya tapi tak ada jawaban jadi Gio."Woy, jawab bangast!" Zean menahan Gio yang berniat masuk kedalam Bar itu, tapi yang di dapatkan Zean hanyalah tatapan tajam seakan Gio memintanya untuk diam saat ini juga.

*

"Boss, bocah itu datang ke sini!" ujar Luca pada Gracio, dan membuat Gracio bertanya-tanya kenapa bocah itu mencarinya.

"Kenapa kau mencari ku?" ujarnya sambil ngisap rokoknya.

"Cucu dari Natio Corp diculik" tentu saja mendengar itu Gracio semakin bingung apa pedulinya dia dengan orang itu, dan tentu saja dia tak ada sangkut paunya dengan masalah ini."Adik ku juga ikut diculik"

Mendengar itu Gracio terpaksa membeberkan informasi yang dia tau, karena memang ada tawaran masuk ke grupnya tentang penyewaan kendaraan dalam jumlah beras dan tentu dia tolak, kerena itu terlalu mencurigakan walau bayarannya cukup besar.

"Ku dengar markas mereka, ada di sekitar Tandjungperiuk" Mendengar ucapan Gracio itu, Gio langsung saja berbalik dan berniat pergi dari sana."Bocah, masukan kontak mu di ponsel ku" mendengar itu Gio seketika bingung, buat apa dia memberi kontaknya pada orang ini."Biar gw bisa ngubungin lo, kalau-kalau anak buah gw dapat informasi terbaru" sedikit kesal melihat reaksi Gio.

"Motor di depan punya paman?" Tanya Gio sambil menulis kontaknya di ponsel Cio dan tentu saja Cio tau maksud dari pertanyaan tadi, dia pun meminjamkan motornya pada Gio.

"Gw pakai motor, terserah lo mau ikut atau apalah" ujar Gio pada Zean.

Tentu mendengar itu Zean menolak."Gw ikut la bangsat" tapi ucapan nya itu tak di gubris oleh Gio, dia sudah pergi dengan motor Cio sekrang. Terpaska Zean mengikutinya menggunakan mobilnya, dia hanya bisa berdo'a kalau dia bisa mengejar Gio dan tak terhalang macet.

Unwanted Resurgence[males Lanjut]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang