Selamat datang di Chapter 4!!
Selamat pagi!
Semoga harimu menyenangkan yah!***
EVANESCENT
Chapter 4 - Morning and Drizzling
***
Playlist : NewJeans - ETA
Your playlist?
***
Pagi ini langit tampaknya tengah cemburu pada matahari yang selalu ada untuk bumi. Ia menugaskan Altostratus untuk menutupi permukaan atas bumi dengan uap-uap kelabu yang halus. Angin sepoi-sepoi juga ikut andil menggambarkan perasaan langit.
Namun, para makhluk bumi terlihat tidak peduli dengan perasaan langit. Mereka masih beraktivitas dengan jadwal yang sama ditemani cup kopi panas dan payung. Suara deru mobil pun besahutan lebih keras dari hari biasanya.
Jalanan macet.
Lana menghembuskan napas pasrah. Ia menyesal tidak nebeng Dylan Ganendra—kakak kedua—yang selalu berangkat menggunakan motor. Gadis itu melirik jam tangannya, pukul 06.45 pagi. Lima belas menit lagi gerbang akan ditutup dan ia masih berada di mobil dengan jarak dua kilometer dari sekolah.
"Pak, aku cari ojek aja, ya? Udah telat ini," celetuk Lana.
Pak sopir menoleh. "Aduh, nanti kalau Non kehujanan bagaimana? Saya bisa kena marah Aden," jawab pria berkumis itu.
"Enggak akan, Pak! Sudah ya! Makasi, Pak!" Lana buru-buru keluar dari mobil. Ia bejalan cepat sambil berharap bisa menemukan pangakalan ojek.
Elah, kampret! Pengkolannya sepi! Lana berdecak kesal melihat tumpahan halus air dari langit. Ia tidak benci hujan, ia hanya benci jika hujan datang diwaktu yang tidak diinginkan.
Tin!
"Ojek, Neng?" Pertanyaan itu dilontarkan bersamaan dengan berhentinya sebuah motor besar lengkap dengan si pengendara ber-helm full face. "Ayo, naik! Keburu telat, loh!"
Alah, sabodo teuing! Lana tidak kenal itu siapa, tapi yang penting ia tidak telat. Gadis itu dengan susah payah naik dibelakang yang joknya tinggi beut, ia jadi berasa naik monas! Cowok itu lalu melajukan motornya, sat set sat set, salip sana, salip sini. Lana ngeri kalau cowok itu sampai nyerempet body mobil lamborgini.
"Eh, anjir, gerbangnya!" Tin, tin, tin, tin!
Demi siput balapnya Patrick! Itu pagi paling heboh sejagad dunianya Lana. Cowok itu berhasil masuk di celah gerbang setelah membuat dua satpam tekejut dengan suara klakson motornya. Begitu parkir, Lana segera turun dari motor sambil memegang dada. Kakinya mana ikutan gemetar. Ada gila-gilanya juga ini cowok!
"Kamu okay?"
Okay-okay mata lo mines! Lana mengangguk. "Okay, kok! Makasih, ya.... Aiden," ucapnya. Tidak mungkin, dong dia sarkasin orang yang udah nolongin dia? Hehe.
Cowok itu mengangguk kikuk. Ia menggaruk tengkuknya, grogi. "Gue duluan!" Aiden membalikkan badan lalu belari terbirit-birit menuju lorong kelas sebelas. Jantung gue, cok! Kek mau meledak, sialan!
Sepanjang dua jam pelajaran Sejarah Aiden tidak bisa fokus. Ia bahkan terus tersenyum ketika Bu Sinta—selaku guru—menyisipkan intermezzo mengenai kisah cinta Tunggul Ametung pada Ken Dedes yang secara tidak langsung dinyatakan saling berbalas. Jovan sampai menggeplak kepala Aiden, takut cowok itu kesurupan
Sampai ia duduk memakan nasi goreng pun bibirnya terkadang masih mesam-mesem. Gia yang berada dihadapan cowok itu sampai dibuat penasaran. Kenapa Aiden kelihatan senang sekali?
"Den, kamu tadi pagi bareng siapa?" tanya Gia, memecah keheningan.
Aiden berhenti menyuapkan nasi goreng ke mulutnya. "Oh, kenalan gue."
Gia tampak belum puas dengan jawaban Aiden. "Namanya siapa? Barang kali aku kenal," tanyanya.
"Eh?" Cowok itu berpikir sebentar. "Aduh, gue lupa namanya. Dia anak baru, kayaknya."
Gia mengangguk. Matanya menatap kosong ke depan, terlihat berpikir.
Suasana menjadi hening kembali di antara mereka berdua. Aiden menatap Gia yang melamun. Tumben cewek ini tidak banyak bercerita seperti biasanya. Apa gebetan modelnya nyuekin dirinya? Aiden mendengus. Bukan urusan dia juga.
Mata berwarna almond milik Gia tiba-tiba bergulir menatap mata hitam Aiden. Membuat cowok itu refleks melihat sekeliling. "Malem ini kamu temenin aku gladi bersih, mau ya?"
Aiden mengangkat sebelah alis. "Buat tampil teater di Taman Budaya?"
"Iya! Mau ya, ya, ya?" Gia sedikit merengek.
"Oke! Gue ajak yang lain sekalian," jawab Aiden.
Senyum Gia mengembang.
TO BE CONTINUED
***
Hope you like it, ya!
Actually, I don't have any intention of going on hiatus. Seperti diawal, cerita ini update kalau Euribia lagi senggang dan nggak males, hehe...
Aku udah libur dari pertengahan Juni. Udah ada niatan mau lanjut nulis, tapi males krna wifi sangat jelekkk👊🏻
Libur masih ada sekitar dua minggu lagi, maybe? Dan aku baru niat nulis 'beneran', akhir-akhir minggu libur.
Aku gabut, wkwk...
It's already 1.10 am, and I decided to publish this story😃
Kritik dan saran :
Euribia,
27 July, 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT
Teen Fiction❝ A shimmering evanescent bubble. ❞ At multiple depths, as far as I could see, there were evanescent trails of phosphorescent white bubbles, the wake of speeding fish. ---------- E V A N E S C E N T Written by Euribia ---------- Start : 27 July 202...