⛩️入り口⛩️Tanpa menunggu lama, ayah Freya membuka pintu, dia terkejut karena ada laki-laki di hadapannya itu.
"Halo, om. Kenalin nama aku Adelio Pramatja, aku pacarnya Freya,"
________________________________
"Aduhhh, mereka lagi ngomongin apa, ya?" Batin Freya yang sedang bolak-balik berjalan resah di sisi pintu dalam.
Setelah Lio mengenalkan dirinya sebagai kekasih dari Freya, kini dia sedang berbincang secara empat mata di depan rumah dan meminta Freya untuk masuk ke dalam rumah.
Kini Freya sedang gelisah, bagaimana tidak, dia tidak pernah membawa anak laki-laki ke rumahnya. Dia terus melirik jam dinding yang berada di dekatnya itu.
Setelah Freya menunggu beberapa menit, dia melihat knop pintu yang terbuka dari luar. Perlahan pintu tersebut terbuka dan memperlihatkan sang ayah.
Ayahnya tersenyum pada Freya. "Kamu ini, kalau udah punya pacar tuh bilang-bilang, kasian loh dianya," Ayahnya mengacak-ngacak rambut Freya. "Yaudah, papah izinin kamu keluar sama dia, tapi inget! Jam 9 malem harus udah di rumah!" Peringat Ayah Freya dengan nada yang tegas.
Freya manautkan alisnya. "Dia bilang apa ke papah sampe diizinin gini?" Batin Freya. "I-iya, pah. Maap karena ga bilang kalau Freya punya pa-pacar," Freya kesulitan mengucapkan kata terakhirnya itu.
"Yaudah, cepetan samperin dianya, kasian tuh nungguin kamu lama," ucap ayah Freya diangguki Freya.
Kemudian Freya berpamitan pada ayahnya itu. Dia melihat Lio yang ternyata sudah berada di depan gerbang. "Lio!" Panggil Freya lalu berlari kecil.
"Apa?" Sahut Lio.
"Tadi, kamu bilang ke papah? Kok gampang banget dapet izinnya?" Tanya Freya dengan ekspresi mencurigai Lio.
Lio menghela nafas pelan, dia lalu mengusap kasar wajah Freya dan membuat Freya sedikit tersentak. "Ihhh, apaan sih?!" Rengek Freya.
"Lu ga perlu tau apa yang gue omongin sama papah lu itu, yaudah ayok cepet, kasian tuh si Allan udah nungguin di warung bu Isah," Lio lalu meninggalkan Freya tanpa menunggu Freya berbicara.
Freya menatap malas Lio. "Untung bukan pacar beneran," batin Freya. "Lio! Tungguin, ihh!" Freya lalu berlari menyusulnya.
Di sisi lain ada seseorang yang sudah berdiri di depan warung bu Isah, dia adalah Allan. Sembari menyandarkan tubuhnya di dinding, Allan memperhatikan benda yang melingkar di pergelangan tangannya. "Jam 18:30," gumamnya.
Ia lalu mendongak. "Ah, itu dia yang gue tunggu dari tadi. "Freya! Oli! Sini," panggil Allan dengan wajah yang ceria.
Mereka berdua lalu menghampirinya. Namun, Lio menghampirinya dengan wajah kesal. Setelah berada di depannya, Lio lalu menoyor kepala Allan, "Lio! L-I-O, Liooo! Bukan oli!" Lio berkata dengan sedikit menahan amarahnya dan menekan ejaannya itu.
"Oh, salah, ya?" Tanya Allan cengengesan.
"Udah, udah. Sekarang gimana kita cara masuk ke sekolahnya? Ga mungkin kan kalau lewat depan," ucap Freya menengahi keributan Allan dan Lio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exorcist [REHAT]
HorrorFreya Ashifa, gadis normal yang baru saja menginjak lantai sekolah menengah akhir. Kehidupan Freya berjalan normal, tetapi semenjak dirinya bertemu pemuda bernama Lio seorang Exorcist, kehidupannya berubah drastis. Kini, Freya harus berhadapan deng...