yuya mau ikut!

235 28 8
                                    

Dohoon memijat dahi nya yang terasa pening bukan main. Helaan nafas lelah terdengar untuk yang kesekian kali nya dari bilah pemuda itu.

Dohoon menatap sesosok pemuda lain yang duduk dengan kepala tertunduk di depan nya.

Dohoon mengelus pelan surai si manis. Membuat yang di elus pun mendongak.

"Doun..., yuya boleh ikut ya?", pemuda manis itu menatap dohoon dengan mata memelas.

Namun, kali ini dohoon tidak luluh sama sekali, pemuda itu tetap kukuh menggeleng.

"Enggak, bahaya yuya, kalau nanti lo kenapa napa, terus ilang gimana?",

dohoon menatap yuya dengan serius.

Kepala yuya tertunduk lesu, terlihat sangat menyedihkan. Bibir mengerucut dan mata nya berkaca kaca.

Sayang nya, dohoon tak menyadari hal itu. Pemuda itu malah bangkit dari duduk nya dan mengisi selembar kertas formulir.

Sebab, minggu depan dohoon akan pergi camping dengan anak anak seangkatan nya juga. Dirinya tak mungkin membawa yuya untuk ikut, sebab itu dia melarang nya.

Jemari panjang nya menuliskan setiap baris di kertas itu. Tanpa menghiraukan sosok lain yang menatap nya sedih.

"Doun..., jangan tinggalin yuya", yuya kembali merengek.

Kali ini ia benar benar takut dan sedih. Sebab ia pikir dohoon akan luluh jika di bujuk. Namun sepertinya pemuda itu benar benar tak mengizinkan nya ikut.

Sekarang yuya benar benar tidak mau di tinggal, yuya mau ikut!, ia tak mau di tinggal dan tak di urus, yuya takut sesuatu yang lebih buruk akan terjadi.

Dohoon tetap tak menghiraukan panggilan serta bujukan dari yuya. Setelah selesai mengisi formulir tersebut, dohoon lekas menyimpan nya di dalam lemari dan mengunci nya.

Agar yuya tak bisa menyembunyikan nya atau pun membuang nya. Langkah pemuda itu menuju kearah pintu kamar nya, hendak keluar.

Namun, sebelum pintu itu dapat terbuka, suara melengking memekak kan telinga mengalihkan atensi pemuda itu.

"Huaa!!, doun yuya ikutt!", buliran air mata menetes deras dari balik pelupuk mata yuya.

Pipi nya memerah dengan suara nya yang melengking. Dohoon segera membekab mulut pemuda itu. Takut takut jika ada orang yang lewat dan mendengar suara si yuya ini.

Dohoon menatap mata berair milik yuya. Sedikit merasa bersalah pada si manis.

Sejujur nya dohoon juga tidak mau yuya sendirian di rumah, namun menurut nya akan lebih berbahaya jika pemuda itu ikut dengan nya.

Dohoon tidak mau jika yuya mengalami hal buruk, atau lebih parah nya hilang di hutan. Mohon maaf saja nih ya, sebagai bucin yuya nomor satu tentu dohoon tak akan membiarkan hal itu terjadi.

"Shutt..., sudah, sudah, yuya jangan nangis dong...", dohoon mengelus punggung si manis.

Si manis menatap mata dohoon.

"Yuya ikut ya?"

Sungguh, entah harus bagaimana lagi dohoon menolak pemuda manis ini. Selain karna yuya keras kepala, hati dohoon juga tak sanggup bila melihat wajah nya.

Habisnya yuya menatap dohoon dengan mata nya yang berbinar juga hidung nya yang merah, dan jangan lupa kan bibir yang mencebik lucu.

'Gue harus gimana lagi bilang nya...'

Dohoon menghela nafas lelah sekali lagi. Sebelum akhirnya beranjak untuk berdiri. Namun, belum sempat ia melangkah kan kaki yuya buru buru menahan tangan nya.

"Doun!, jangan pergi!, yuya ga mau di tinggal sendiri!", mata si manis kembali berair.

Dohoon pun kembali duduk di samping yuya.

"Doun ga pergi yuya..., ini mau bilang bunda dulu kalau yuya ikut doun, jadi lepas dulu, okey?",

Yuya mengangguk. Melepaskan cekalan tangan nya pada dohoon, kemudian menyodorkan jari kelingking nya.

"Tapi doun janji, ya?"

"Iyaaa",

Akhirnya si manis itu membiarkan dohoon pergi keluar. Setelah kepergian dohoon yuya mulai bangkit dari duduk nya dan berjalan ke arah lemari.

Mata bulat nya menelusuri lemari pakaian ia dan juga dohoon. Jari mungil yuya mengetuk pelan lemari sembari berpikir.

"Huh...,kalau yuya ikut berarti harus bawa baju banyak kan?"

Seketika mata nya berbinar cerah.

"Iya!, yuya harus bantu doun!, jadi yuya harus kemas baju sendiri!",

Dengan semangat yuya langsung menarik salah satu baju yang ada di bagian tengah.

Namun, si manis itu menarik nya terlalu kencang. Akibat nya seluruh baju milik nya dan juga dohoon tercecer di lantai.

Yuya yang belum siap siaga pun jatuh tertimpa tumpukan baju baju itu. Kepala nya menyembul keluar. Yuya berusaha keluar dari tumpukan baju itu.

Namun, malah jadi semakin sulit.

"Huhu!, doun tolongin yuya!", si manis sedikit berteriak.

Derap langkah kaki terdengar mendekati kamar. Dalam hitungan detik pintu kamar sudah terbuka lebar dengan dohoon dan wajah panik nya.

Yuya memelas menatap dohoon.

"Tolong..."

Dohoon memejamkan mata sejenak, menarik nafas dalam guna meredam emosi nya.

"YUYA!!"

'yuya takut doun marah, tolongin yuya!' - imut nya doun.





Tbc...

Yuhuu!!💅🏻, ello guysss, apa kabar??, aku sih baik bangettt, gimana pekan kalian guys, semoga baik yaww.

Eh, btw enak nya nanti waktu camping yuya nya di apain yaw?, saran dong kakk!

Jujur nulis ini sebenernya karna terinspirasi temen akuhh, dia tuh punya kucing gess, terus kucing nya itu ga mau di tinggal kemana pun 🥺,

Kann kayakkk lucuk banget gituu, jadi aku bikin yuya juga ga mau di tinggal, ihh ga bisa bayangin dehh muka melas nyaa.

Semoga kalian suka yaahh, kapan kapan lagii!!.

salam berry berry yuya!! 🍓🍓,

JANGAN LUPA VOTE YAH!, MUACHH 😘





it's yuyaa [DOSHIN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang