15

9.4K 243 19
                                    


Belom nyampek target sebenernya tapi udah gatel mau up so Happy reading guys😌

Aku merasakan gelombang kenikmatan yang semakin intens, tubuhku menggeliat di bawah sentuhannya. "Ahhh... ya, terus..." desahku, kehilangan kendali atas diriku sendiri. Setiap sentuhan, setiap hisapan, membawa aku lebih dekat ke puncak yang tak terbayangkan. 

"Apakah ini yang kau inginkan?" bisiknya sambil terus merangsangku, suaranya penuh dengan kehangatan dan keinginan. Aku hanya bisa mengangguk, terperangkap dalam kenikmatan yangdia ciptakan, tubuhku bergetar di bawah keahliannya. 

Dengan napas yang semakin berat dan tubuh yang bergetar oleh hasrat yang membara, aku menatapnya dengan mata penuh keinginan. "Aku ingin lebih! Masukkan milikmu yang besar itu ke dalam sini," ucapku sambil menunjuk penisnya yang sangat besar itu, suaraku penuh dengan permohonan yang tak tertahankan. 

Dia menatapku dengan tatapan penuh nafsu dan senyum yang menggoda, menikmatipemandangan yang begitu intim di depannya. Aku membuka kakiku lebar-lebar,memperlihatkan liang kenikmatanku yang berkedut-kedut dan penuh lendir kenikmatan.Tubuhku merespon dengan getaran halus, setiap saraf menunggu dengan cemas sentuhanberikutnya. 

"Kau menginginkannya, ya?" bisiknya, suaranya serak dengan keinginan. Dia mendekat,posisinya semakin intim. Aku merasakan panas tubuhnya begitu dekat, hampir bisamerasakannya sebelum dia benar-benar menyentuhku. 

"Ya, masukkan sekarang," desahku, tak mampu lagi menahan rasa mendesak yang memenuhitubuhku. Aku melihatnya memposisikan dirinya, tangannya yang besar dan kuat memegangpinggulku dengan lembut namun tegas. 

Dengan gerakan perlahan namun penuh hasrat, dia mulai menekan masuk, penisnya yang besarmenyentuh liang kenikmatanku yang sudah basah dan siap. Sensasi itu membuatku mendesahkeras, merasakan setiap inci yang mengisi dan membanjiri tubuhku dengan kenikmatan yangluar biasa.

"Ohhh, ya... begitu," aku merintih, tubuhku menggeliat di bawahnya, merespon setiapgerakannya. Dia mendorong lebih dalam, perlahan namun pasti, memastikan setiap sentuhanmembawa kenikmatan yang maksimal. 

"Kau begitu ketat dan basah," desahnya, suaranya penuh dengan kekaguman dan nafsu. "Akuakan memuaskanmu sepenuhnya." 

Dia mulai bergerak dengan ritme yang mantap, setiap dorongan membawaku lebih dekat kepuncak kenikmatan. Tangannya mengelus tubuhku, menambah sensasi yang memabukkan.Dalam setiap gerakan, kami menyatu dalam gelombang keintiman yang tak terlukiskan,menciptakan simfoni kenikmatan yang tak terlupakan. 

Dalam keintiman yang memabukkan, kami bergerak bersama dalam ritme yang semakin intens.Setiap dorongan yang dilakukannya membuatku tenggelam lebih dalam ke dalam pusaran kenikmatan. Nafas kami berdua semakin berat, bercampur dengan desahan dan erangan yangmemenuhi ruangan. 

"Ohhh, ya... lebih cepat... lebih dalam," aku merintih, suaraku penuh permohonan dan hasratyang semakin membara. 

Dia merespon dengan mempercepat ritmenya, setiap dorongan menjadi lebih kuat dan dalam."Kau begitu indah, sayang. Rasakan semuanya," bisiknya di telingaku, suaranya serak dengangairah. 

Tubuhku bereaksi dengan setiap gerakan yang dia lakukan, merespon dengan kenikmatan yangtak terlukiskan. Tangannya yang besar mencengkeram pinggulku dengan kuat, membimbinggerakan kami dengan keahlian yang luar biasa.

"Ohhh... aku hampir...," aku mendesah keras, merasakan gelombang kenikmatan yang semakinmendekat. 

Dia menunduk, mencium leherku dengan lembut, sementara tangannya yang lain terus merabatubuhku dengan kehangatan yang menggoda. "Jangan tahan, lepaskan semuanya," bisiknyalembut namun tegas. 

Tubuhku mulai gemetar tak terkendali, kenikmatan yang tak tertahankan membanjiri setiapsarafku. "Aaahhh, ya... aku tidak tahan lagi...," aku berteriak, merasakan puncak kenikmatanyang mendekat dengan cepat. 

"Lepaskan, sayang. Bersama-sama," desaknya sambil meningkatkan intensitas gerakannya,dorongan-dorongan terakhir yang penuh gairah. 

Dengan satu dorongan terakhir, aku merasakan gelombang kenikmatan yang dahsyat melandatubuhku. "Ohhh, yaaaa...," aku berteriak, tubuhku melengkung dalam kenikmatan yang luarbiasa. 

Dia mengikuti segera setelah itu, erangannya yang dalam mengisi udara saat dia mencapaipuncak bersamaku. "Ohhh, sayang...," desahnya, tubuhnya menegang sebelum akhirnya rileks,bersandar padaku.

Dengan napas yang masih tersengal dan tubuh yang memanas karena hasrat yang tak kunjungreda, dia perlahan mengangkat tubuhku, menempatkan tangannya yang kuat di pinggulku untukmembimbing gerakanku. Aku mengikuti arahannya, duduk di atas tubuhnya dengan kakiterentang lebar di kedua sisinya. 

Tatapan kami saling bertemu, penuh dengan keinginan yang belum sepenuhnya terpenuhi. Diamengarahkan penisnya yang keras dan besar ke liang kenikmatanku yang masih berkedut-kedutkarena puncak kenikmatan sebelumnya. 

"Siap untuk lebih, sayang?" bisiknya dengan suara serak penuh gairah. 

Aku hanya bisa mengangguk, menatapnya dengan mata yang penuh keinginan. "Ya, aku siap,"jawabku dengan suara yang nyaris tercekik oleh rasa ingin yang mendesak. 

Dia mengangkat pinggulku sedikit, lalu menurunkannya perlahan, menancapkan penisnya kedalam diriku dengan gerakan yang penuh kontrol dan keahlian. Aku merasakan setiap incidirinya memasuki tubuhku, membanjiri liang kenikmatanku dengan sensasi yang begitumemabukkan. 

"Ohhh, ya... begitu...," desahku, tubuhku menggeliat di atasnya, merasakan kehangatan dankekerasan yang mengisi diriku sepenuhnya. 

Aku mulai menggerakkan pinggulku perlahan, naik-turun di atas dirinya, merasakan gelombangkenikmatan yang semakin intens. "Ohhh... ya... seperti ini?" tanyaku dengan suara penuh hasrat,mencari konfirmasi dalam matanya yang penuh nafsu. 

"Ya, sayang... seperti itu... lebih cepat," desaknya, suaranya berubah menjadi erangan yang beratsaat aku mempercepat gerakanku, meningkatkan ritme dan intensitas.

Kami bergerak bersama dalam harmoni yang sempurna, setiap gerakan dan dorongan semakinmembawa kami berdua mendekati puncak kenikmatan yang lain. Tangannya menjelajahitubuhku, meremas payudaraku dengan penuh gairah, membuat sensasi yang sudah intensmenjadi semakin tak tertahankan. 

"Ohhh, aku hampir... lagi...," aku merintih, merasakan gelombang kenikmatan yang mendekatdengan cepat. Tubuhku bergetar di atasnya, merespon setiap dorongan yang dalam dan kuat. 

"Lepaskan, sayang. Bersama-sama lagi," bisiknya dengan suara yang penuh gairah dandorongan terakhir yang penuh intensitas. 

Dengan satu gerakan terakhir, aku merasakan ledakan kenikmatan yang dahsyat melandatubuhku. "Ohhh, yaaaa...," aku berteriak, tubuhku melengkung dalam kenikmatan yang luarbiasa, otot-ototku berkedut saat puncak kenikmatan melanda. 

Dia mengikutiku segera setelah itu, erangan dalamnya memenuhi udara saat dia mencapaipuncak kenikmatannya, tubuhnya menegang sebelum akhirnya rileks, bersandar padakudengan napas yang masih tersengal-sengal. 

Tak tahu sudah berapa lama ia menancapkan penisnya di dalam tubuhku, yang anehnya akusama sekali tak merasa lelah, justru aku merasa kurang dan kurang.

****

See you on next chapter 😉😉

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Break The PlotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang