Waktu adalah Emas yang dimiliki setiap orang, jika menyia-yiakannya emasnya akan terbuang.
"
Apakah aku selama ini membuang-buang waktuku?"
Itulah kira-kira yang terlintas dibenakku saat aku mengetahui sesuatu yang membuatku tercengang. Aku sebenarnya bingung ingin merespon seperti apa, saat mengetahuinya. Tapi yang pasti apa selama ini semuanya tidak ada artinya?
÷÷÷
Sma adalah masa yang indah. Masa dimana para remaja baru mencoba mencari jati diri sebenarnya. Masa yang penuh dengan tantangan yang memacu ardenalin kita. Masa dimana kita ingin tahu akan satu dengan satu yaitu mengenal sesama lawan jenis. Masa yang berwarna karena banyak yang terjadi dimasa itu yang tidak akan bisa terulang kembali. Dan kenangannya yang selalu terkenang dalam hati.
●
Aku duduk dibawah pohon besar yang ada disekolah itu, Sma Negeri 8 kota langit. Aku tidak tahu nama pohon itu. Tapi yang pasti saat ini aku sedang merasa ling-lung. Entah kenapa rasa senang tapi juga kesal. Kayak ada pertanyaan tapi tidak bisa ditanyakan.
Suara hembusan napas panjang nan lelah akhirnya keluar dari mulutku setelah sekian lama termenung dengan berbagai pikiran yang telah berkelana kemana-mana.
"Kenapa sih dia ada disini.? Maksud gue dari sekian banyaknya sekolah kenapa sekolah ini coba.? Bukankah dia kaya? Orangtuanya pasti bisa menyekolahkannya ditempat yang bagus. Tapi kenapa?" Aku bermonolog sendiri dengan kekesalan akan pertanyaan yang tidak bisa terjawab. Rasanya ingin menghilang saja.
Meskipun aku mengatakan senang dan kesal saat melihat dia. Sebenarnya perasaan yang aku rasakan paling banyak saat ini adalah gugup yang membuat jangtungku berdetak tak karuan. Ya itu karena aku menyukainya, bukan mungkin mendekati Cinta.
Sebenarnya ini cerita singkat dariku. Aku sudah menyukainya dari kelas satu smp. Aku kira perasaan itu hanya sebuah kekaguman karena dia keren saat bermain basket. Tapi ternyata aku salah. Aku benar-benar menyukainya. Mungkin benar awalnya aku mengaguminya namun seiring berjalannya waktu dengan aku yang sering memperhatikanya secara diam-diam. Perasaanku pun berubah, Aku menyukainya. Ditambah lagi dia adalah tetanggaku. Meskipun tidak terlalu dekat. Soalnya waktu kecil dia lebih suka dirumah sepupunya yang dikota. Jarang sekali aku bermain dengannya.
"Padahal aku sudah bertekad melupakannya. Tapi kayaknya aku nunda dulu deh." kataku sambil tiduran pasrah dibawah pohon itu. Untung ada rumput hijau yang menjadi alas agar pakaian ku tidak kotor.
Lebih parah dari semua ini adalah kita sekelas dan duduk bersampingan meskipun pisah meja. Tapi tetap saja rasanya jantung ini tidak kuat. Sepertinya aku harus mulai olahraga agar jantung aku sehat. Karena kalau tidak akan sangat berbahaya jika duduk dikelas nanti.
Aku sedang tegang karena gugup berada disamping dia. Dianya malah asyik berbincang-bincang dengan cewek-cewek dikelas kami. Ya memang sih pesonanya memang menggoda apalagi wajahnya yang tampan itu. Aku mulai berpikir apa jadinya kalau mereka melihat dia main basket nanti. Pasti mereka akan semakin tergila-gila denganya.
Sebelumnya ijinkan aku memperkenalkan diriku. Namaku Leni Misella Tiadri. Nama panggilanku Leni. Hobiku membaca dan menonton. Suka kucing dan anjing. Suka main piano, suka futsal. Dan suka Dirga Ardianto. Ya cowok yang ku sukai namanya Dirga.
Sekilas aku mendengar obrolan mereka.
"Loh tinggal didaerah ini." Tanya seorang cewek.
"Iya, di perumahan bulan no 7." Jawab Dirga.
"Ternyata benar didaerah ini. Ko gue jarang ya lihat loh." Tanya cewek itu lagi.
"Gue keseringan dirumah sepupu gue yang dikota." Jawab Dirga dengan ramah.
Ya iyalah ramah. Orang yang tanya cantik semua.
"Trus kenal sama Tania, bagaimana?"
Saat aku dengar nama Tania. Aku sebenarnya kaget. Kayaknya tidak asing deh nama itu. Jangan-jangan dia adalah Tania Anggriani. Si cewek yang cantik itu. Yang sering tag di halaman Besooknya Dirga. What!!!
Selama ini aku bertanya-tanya apa sih hubungan mereka. Aku benar-benar tidak tahu. Apa mereka ada hubungan spesial. Dan sebenarnya ini juga salah satu alasan aku mau melupakan Dirga.
"Sosial Media." Jawab Dirga.
"Terus kalian berdua ada hubungan?" Tanya seorang cewek lagi.
"Gue rasa belum terlalu dekat untuk tanyain hal itu." Sarkas Dirga yang membuatku yang sedang mengupingnya saja merinding. Apalagi sih penanya dia pasti sudah sangat kesal. Teman dia sebelahnya mencolek dia. Seakan marah kenapanya karena mengacaukan segalanya dengan menanyakan hal itu.
"Upss sorry." Maaf nya.
"Gak pa-pa." Jawab Dirga.
"Terus kamu dari smp mana." Tanya cewek itu.
"Smp 3 Matahari. Satu sekolah sama dia." Jawab Dirga sambil menunjuk kearah ku. Ya kearah aku. Sontak tiga cewek yang ada dihadapannya berbalik menatapku yang juga tercengang mendengar jawaban Dirga.
Perasaan Dirga hanya menjawab pertanyaan dari mereka tapi kenapa rasanya Jantungku sudah hampir copot. Karena detakan yang semakin menjadi.
"Benarkan? Lu kelas 8B, Leni Misella Tiadri , kan?" Ujar Dirga meminta respon sambil menatapku yang masih saja tercengang.
Tolong......Tolong.....
Seorang tolonglah aku. Tolong bawaku ke rumah sakit, Karena sepertinya akan terjadi operasi jantung mendadak.
Rasanya gila, bagaimana dia mengetahui namaku.
Apa dia selama ini memperhatikanku juga. Jika benar aku memang tidak salah jika selama ini jatuh cinta kepadanya.÷÷÷÷
"Coba saja hari itu gue bisa pake sedikit dari akal sehat gue, kalo sebenarnya dia tahu gue dari smp yang sama kayak dia itu karena seragam smp yang gue pake di hari pertama PLS. Pasti tidak akan sesakit ini. "
"Seandainya gue tahu kalo dia mengetahui nama gue karena name tag yang ada diseragam putih abu gue, ceritanya pasti akan beda. Dan gue gak akan duduk dan meratapi semuanya dan akhirnya menyia-yiakan waktu gue selama ini." Ujar ku di 2024.
Itu semua bukan karena dia selama memperhatikanku. Coba saja aku tidak berpikir demikian. Aku rasa aku akan baik-baik saja di tahun ini.
Bagiku itu hal besar, namun bagimu itu hal yang biasa.
Nirem
KAMU SEDANG MEMBACA
You Not Longer
Historia CortaPerjalanan mengikhlaskan seseoang. Mengikhlaskan sesorang itu tidak mudah. Tapi, bukan berarti tidak bisa kan.