★ Circle

27 6 4
                                    

☆ ★ ✮ ★ ☆

" In another universe.. can we life happily without any pain around us? "

𝄃𝄃𝄂𝄂𝄀𝄁𝄃𝄂𝄂𝄃

𝄃𝄃𝄂𝄂𝄀𝄁𝄃𝄂𝄂𝄃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⋅˚₊‧ ୨୧ ‧₊˚ ⋅

Athalin membiarkan tubuhnya jatuh ke kasur lembut, sambil menutup kedua kelopak matanya. Menghirup nafas sedalamnya, mencoba merilekskan pikirannya yang sebelumnya sudah di buat panas oleh kedua orang yang sekarang telah menjadi temannya.

Beberapa menit athalin mencoba untuk tenang. Jujur saja setelah berkenalan dengan asa, ada sesuatu yang membuat athalin merasakan perasaan hangat kepada remaja itu. Apa namanya lagi? Rindu? Nostalgia?

Tapi athalin baru saja mengenalnya tadi kan? Kenapa ia merasa bahwa ia sudah mengenalnya sejak lama? Apa ada sesuatu yang ia lupakan? Mengapa ia merasa familiar dengan orang itu? Ini aneh.

Berbagai pertanyaan berputar dalam benaknya tak mampu ia jawab. Athalin membuka matanya, memandang langit langit atap bernuansa putih terang.

Asteria... Itu siapa sebenarnya?

Karena larut dalam pikirannya, athalin tak mendengar suara ketukan pintu. Hingga suara itu mengeras dan membuyarkan semua lamunannya.

Ia bangun dari tempat tidur dan melangkahkan kaki menuju pintu yang di ketuk. Untungnya ia sudah membereskan dan merapikan barang barangnya, jadi ia tak perlu khawatir lagi sekarang.

Athalin membukakan pintunya, menampakkan 2 orang remaja tadi yang baru saja berteman dengannya. Athalin memandang mereka dengan tatapan datar dan tajam. Oh ayolah! Tidak bisakah ia beristirahat sejenak saja?!!

" Haii kak athaa!! kita ketemu lagi hehe~ "

Si makhluk menyengir tak jelas, menatap athalin dengan binar binar bintang di kedua iris matanya. Sampai membuat kedua orang itu silau dengan sinar yang terang menjulang dari remaja itu.

' silau men!! ' batin keduanya.

Tak memperdulikan reaksi mereka, dengan lantang Menma menarik lengan athalin yang membuat sang empu kaget. Berlari menuju ke tempat perkumpulan mereka, meninggalkan asa sendirian dengan wajah cengonya.

" WOI!! TUNGGUIN NAPA!! "

Setelah berteriak asa bergegas menyusul mereka berdua. Athalin yang ditarik merasa nyawanya ingin melayang, ia merasakan lengannya sebentar lagi akan copot dari tubuhnya. Athalin bersumpah setelah ini ia akan benar benar membunuh menma.

Beberapa menit berlarian, mereka pun sampai di depan warteg dekat dengan kosan itu. Menma dengan entengnya berteriak dengan suara layak toa masjid, membuat gendang telinga athalin hampir menjadi budeg.

" ASSALAMUALAIKUM!! KAMII IZIN MASUK YA MAS!! MAKASIH!! "

Menma kembali menarik athalin masuk ke dalam warteg itu, terlihat ada beberapa orang yang sedang makan berkumpul di dalam warteg itu. Menma melepaskan lengan athalin, yang membuat athalin bernafas lega.

Kosan barudak yywa?!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang