Lingkungan Baru, Perasaan Lama

2 5 2
                                    

Hari kedua di sekolah elit ini tidak jauh berbeda dari hari pertama. Aku berjalan menyusuri koridor dengan kepala tertunduk, berharap bisa melewati hari tanpa menarik perhatian. Namun, bisikan dan tatapan sinis dari sekelompok siswa tetap mengikuti setiap langkahku. Mereka melihatku sebagai orang asing yang masuk ke dalam dunia mereka yang eksklusif.

Di kelas, aku duduk di barisan paling belakang, mencoba untuk tidak mencolok. Guru memperkenalkanku di depan kelas, dan aku bisa merasakan tatapan penilaian dari teman-teman sekelasku. Mereka semua tampak begitu sempurna, dengan penampilan yang rapi dan percaya diri yang memancar. Aku merasa semakin kecil dan tidak berarti.

Istirahat siang, aku kembali ke kantin, berharap menemukan tempat yang lebih sepi. Namun, kantin penuh dengan kelompok-kelompok siswa yang sudah terbentuk. Aku mengambil makanan dan duduk di sudut, sendirian. Aku mencoba fokus pada makananku, tetapi perasaan kesepian dan tidak diinginkan terus menghantuiku.

Di tengah kesendirianku, aku menerima pesan dari Ryan.

"Bagaimana hari ini, Celie?" tulisnya.

Aku tersenyum kecil. Ryan adalah satu-satunya yang membuatku merasa ada seseorang yang peduli. Aku menjawab pesan itu, menceritakan bagaimana hari ini sama buruknya dengan hari sebelumnya.

"Kamu harus kuat, Celie. Aku yakin kamu bisa melewatinya," balas Ryan.

Kata-katanya memberiku sedikit kekuatan. Aku tahu dia hanya seseorang yang kutemui secara online, tetapi ada sesuatu tentang dirinya yang membuatku merasa lebih baik. Kami terus berbicara sepanjang istirahat, dan untuk sesaat, aku bisa melupakan semua masalahku.

Setelah sekolah, aku pulang ke rumah dengan perasaan campur aduk. Aku merasa lelah secara emosional, tetapi ada sedikit harapan yang mulai tumbuh dalam diriku. Aku menghabiskan sore dengan melakukan tugas sekolah, berusaha mengalihkan pikiranku dari perasaan tidak aman yang terus menggangguku.

Malam itu, di balkon rumahku, aku kembali berbicara dengan Rian. Kami berbicara tentang banyak hal, dari masalah sekolah hingga impian kami di masa depan. Rian bercerita tentang keluarganya yang berpisah dan bagaimana dia mengatasi kesulitannya. Ceritanya membuatku merasa bahwa aku tidak sendirian dalam menghadapi masalah.

"Kamu tahu tidak, Celie, kamu lebih kuat dari yang kamu pikirkan," tulis Ryan.

Aku terdiam, merenungkan kata-katanya. Mungkin dia benar. Mungkin aku bisa melewati semua ini jika aku terus berjuang dan tidak menyerah.

Saat malam semakin larut, aku merasa lebih tenang. Percakapan dengan Ryan selalu memberiku kekuatan baru. Aku menatap langit malam, merasakan angin sejuk yang menyapu wajahku. Untuk pertama kalinya, aku merasa ada harapan. Aku masih memiliki jalan panjang di depan, tetapi dengan dukungan Ryan, aku merasa bisa melewati semua rintangan ini.

Esok hari mungkin akan penuh dengan tantangan baru, tetapi aku siap menghadapinya. Aku akan terus berjuang, mencari tempatku di dunia ini, dan menemukan cara untuk merasa berharga dan dicintai. Dengan dukungan dari seorang teman yang peduli, aku tahu aku bisa bertahan.

di Balik Pagar BalkonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang